"mereka telah meninggal tak lama setelah itu. Keduanya diserang bandit saat dalam perjalanan pulang"
"..."
"baik nona. Selamat sore"
Lily meletakkan handphone nya dengan hati-hati dimeja. Ujung matanya masih mencoba membaca suasana hati pemiliknya ini.
"apa yang dia tanyakan?" lily tersentak mendengar suara itu. Walaupun sudah sering mendengarnya, rasa takutnya masih membekas.
Lily menundukkan pandangannya "nona bertanya tentang supir kami yang baru saja meninggal"
Nyonya Diane Leviathan, istri dan nyonya besar dari tuan Akaif Leviathan.
Pemiliknya.
"kenapa dia menanyakan itu?"
Dengan enggan Lily menjawab "saya tidak tau nyonya. Hanya tiba-tiba nona muda bertanya tentang supir dan pengawal yang mendampinginya saat dia pingsan di kereta"
"apa yang tengah dia pikirnya" ucap Diane lebih pada dirinya sendiri "sepertinya dia tengah mencurigai sesuatu. Apa ada yang aneh tentang Thalia akhir-akhir ini?"
"nona hampir tidak pernah kembali ke rumah kami nyonya"
Mata Diane memincing "jadi karena dia tidak pulang kamu tidak tau apapun? Omong kosong itukah yang kamu laporkan Lily. Apa kamu merasa pantas menghadapku dengan laporan itu!"
Jantung Lily berdetak kencang hingga dia berfikir kalau dia bisa mendengar suaranya. Sementara didepannya Diane tengah mengambil cangkir teh nya, lalu menyesapnya pelan.
"sepertinya aku terlalu baik padamu akhir-akhir ini. Jangan lupa... "
Sebelum Diane menyelesaikan ucapannya Lily luruh dilantai, kepalanya ditempelkan ke lantai tepat didepan sepatu Diane. "saya bersalah nyonya. Tolong jangan jangan sakiti keluarga saya... Saya akan melakukan apapun"
"jangan membuatku menjadi orang jahat Lily, memangnya apa yang kulakukan? Kalau keluarga mu mati itu karenamu, aku terpaksa melakukannya karena kamu tidak menurut"
Lily mendongak melihat sang nyonya besar "oh anak malang. Aku akan menyelamatkan mereka, aku janji"
"hanya saja aku khawatir. Thalia saat ini sangat berbeda, dia bukan Thalia kita, ada yang salah disini..." lanjut Diane.
Suara lembut Diane membuatnya bergetar diseluruh tubuh "setelah nona pingsan di kereta! Nona muda berbeda setelah nona bangun dari pingsan"
"Itu tidak cukup!" Diane berteriak marah sambil mendang Lily yang masih dikakinya.
Lily terjengkang kebelakang, dengan cepat dia kembali berlutut pada Diane "saa ya, saya akan cari tau lagi. Saya mohon"
"waktumu hanya sampai debute Alysia" Diane menjatuhkan sebuah botol berisi cairan bening dibawah kakinya "campur pada minumannya"
Apakah ini racun?
Nyonya besar ingin membunuh anak tirinya.
Dengan pikiran penuh Lily menatap memelas pada Diane, dia sungguh tidak ingin melakukan ini.
"jaga ekspresi mu. Orang akan mengira aku berniat membunuh" ucapan dingin "bukan aku yang membunuhnya Lily. Anak punya retakan di jantung sihirnya, dia akan mati dengan sendirinya"
Diane kembali mengambil cangkir teh didepannya "luka sayat akan lebih sakit saat diberi air lemon. Cukup setetes dan itu cukup"
.....
...
.Dua bersaudara dengan rambut ungu berkilauan yang sama sedang berjalan bersama di pusat kota.
Si pria menggunakan kaca mata hitam dan kaos putih dibalik jaket kuning kunyitnya, tangannya penuh dengan berbagai kantong belanja. Sementara wanita disebelahnya menggunakan overall denim dan kacamata hitam yang sama, ditanggannya ada es krim vanilla yang dia makan bersama si pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...