Ocean duduk sendirian di luar ruangan pertemuan dalam sekolah. Belum lama Isaac keluar dengan memamerkan selembar kertas padanya.
Lalu sekarang giliran Brian yang keluar dari ruangan itu sambil membawa kertas yang sama. "sudah kubilang kamu akan terkejut"
Mereka berdua mendapat surat rekomendasi karena penampilan luar biasa setelah pentandingan bendera yang ternyata jauh lebih terkenal dari yang dia pikirkan.
Pantas saja mereka semua bertarung layaknya perang asli. Ternyata memang hasil pertandingan banyak diawasi oleh berbagai pihak. Karena itulah siswa dengan penampilan baik mendapat penghargaan dan bentuk kepercayaan dengan surat rekomendasi itu.
Tapi tebak siapa saja yang melakukan penampilan baik selama pertandingan.
Brian si ahli strategi.
Isaac si petarung ahli.
Dan dia! Ocean yang melakukan segalanya untuk menang.Kenapa hanya dia yang tidak mendapat surat itu.
"karena Thalia, kamu bahkan masih belum genap 3 bulan disekolah ini" jawab Akaif dengan sabar setelah putrinya masuk keruangan dengan marah.
And what is that have to do with everything?
Itulah yang sebenarnya ingin Ocean katakan. Tapi tidak jadi, karena dia juga tidak mau terlihat seperti anak yang ngambek karena keinginannya tidak tercapai.
"jangan marah. Ayah akan kirimkan hadiah sebagai gantinya"
Jangan terpancing karena hadiah Ocean, ingat di dunia ini kamu kaya.
lagipula apa katanya? Marah?
Ocean tidak marah! Dia memang merasa tidak adil!
Tapi dia tidak MARAH!
Tapi... Ugh!
"aku gak mau hadiah" Ocean membuang muka "tapi tolong tambah uang jajanku"
Jangan menghinanya. Ocean mengeluarkan banyak uang untuk membeli informasi dari Leah. Walaupun di dunia ini dia kaya tapi Thalia tetaplah hanya anak SMA yang uang jajannya bergantung pada ayahnya.
Akaif tertawa keras. Ya memang beginilah seharusnya putrinya bersikap. Sebelumnya dia terasa sangat asing, selalu takut saat bertemu dengannya dan bersembunyi dibalik gaun Diane, istrinya.
Membuat Akaif terus khawatir kalau dia telah melakukan sesuatu yang menyakiti hati Thalia hingga putrinya terus menghindarinya.
"ayah akan tetap mengirim hadiah dan menaikkan uang jajanmu asal kamu mengikuti permintaan ayah" Akaif bisa melihat sinar di mata putrinya. "setiap pulang latihan, sisihkan waktu satu jam untuk minum teh bersama Narendra"
Sinar di mata putrinya langsung lenyap "aku tidak mau" Ocean mengawasi sekitarnya sambil berbisik "Ayah dia itu orang aneh"
"dia tidak aneh Thalia, dia hanya punya prioritasnya sendiri"
"karena itulah dia aneh. Kenapa juga aku harus minum teh bersama pacarnya Alysia" ucap Ocean tidak terima.
"kamu sudah tanya langsung pada Alysia dan Narendra apa mereka berpacaran?"
Ocean mendengus "mereka membuat drama di seluruh sekolah tentang siapa milik siapa. Itu sangat tidak nyaman di lihat"
"ayah tidak pahan tentang percintaan anak muda. Tapi yang jelas kondisimu kemarin membuat ayah khawatir dan Narendra menawarkan obat herbal untuk itu. Jadi ayah harap kamu tetap bertemu dengannya secara rutin"
"naikkan uang saku ku 3 kali lipat" tawar Ocean, ya dia mungkin akan butuh uang itu untuk membeli informasi lain kan.
"2 kali lipat. Uang sakumu saat ini bahkan sudah banyak"
"5 kali lipat. Ini bakal naik terus, lagian ayah jauh lebih kaya dari ini"
"bukan begitu caranya bernegosiasi Thalia. 3 kali lipat. Ambil atau tinggalkan"
"okey 3 kali lipat" ucap ocean akhirnya. Ayahnya benar, uang sakunya sekarang sebenarnya sudah banyak. Tapi pada dasarnya orang akan berubah didepan uang.
...
Ocean baru tau ada ruangan seperti ini di akademi. Ruangan ini dengan sofa bed yang nyaman, jendela besar dan berbagai buku juga peralatan memasak. Secara keseluruhan lebih seperti rumah dari pada sekolah.
Setelah bertemu dengan ayahnya, Roe sudah menunggunya di depan pintu untuk membawa Ocean ke ruangan ini. Narendra sudah menunggu di dalam, tampak sibuk dengan peralatan minum teh.
Tanpa dipersilakan Ocean duduk di sofa lebar itu. Sangat nyaman.
Tak lama Narendra menyusulnya dengan nampan teh. Sebuah teh bunga berwarna biru, secara insting sebenarnya Ocean menolak meminum minuman berwarna biru, tapi dia ingin cepat selesai jadi dia tetap meminumnya.
Entalah, Narendra masih terasa berbahaya dan Ocean masih tidak nyaman berada disekitarnya. Pria dengan rambut kecoklatan itu terus mengawasinya dengan intens, seolah tidak ingin melewatkan satupun gerakan Ocean.
Meminum minuman dari orang dirasa berbahaya memang bukan ide yang bagus. Tapi ayahnya sendiri yang memintanya dan walaupun seperti orang mesum, stalker aneh Narendra tidak terlihat seperti orang yang akan menyakitinya. Ocean sempat ragu apa mungkin orang ini mengenal Thalia melihat perlakuan Narendra kepadanya, namun menurut orang lain Narendra bahkan tidak tahan berada diruangan yang sama dengan Thalia.
Lalu kenapa Narendra terus mengganggunya.
"ini adalah kelopak angrek biru. Ini akan membantu memperbaiki kerusakan dalam jantung sihirmu. Pengobatan herbal ini akan membuat kondisi tubuhmu lebih baik"
"apa kamu tidak bisa memberikan resepnya saja? Ayah akan beli sendiri kalau aku memintanya" tanya Ocean merasa gerah terus ditatap dengan intens dari samping. Pria itu ikut menyandarkan kepalanya di sofa, rambut coklatnya terlihat memiliki berbagai shade warna yang berbeda jika dilihat dari dekat. Dengan coklat tua dibawah, dan percampuran antara coklat muda dan putih tulang di atasnya.
Narendra menjawab dengan tenang "Jendral tidak akan bisa mendapatkannya meskipun dia menjual semua asetnya Thalia. Aku membelinya di tempat yang jauh"
"dimana?"
"di kerajaan seberang. Dekat pegunungan barat, sedang ada konflik disana pedagang tidak akan bisa lewat" Narendra mulai mengulurkan tangannya ke rambut Ocean, membuatnya sedikit mengantuk.
Ocean menguap "lalu kalau tidak ada yang bisa lewat gimana caranya kamu dapat ini?"
"aku membuat Lucien mendapatkannya untukku"
"kalau begitu apa teh mu bisa kubawa aja? Biar aku seduh sendiri" Ocean tetap berusaha membuat dirinya terjaga.
"tidak bisa sayang" Narendra tersenyum kecil dengan tangan yang terus membelainya.
"kenapa?"
"karena angrek biru juga merupakan bahan utama pembuatan bius. Kamu akan tidak sadar selama satu jam setelah minum teh itu. Jadi kamu harus berada di tempat aman, disini"
Matanya yang mulai tertutup Ocean paksa untuk dibuka.
Pria ini memberinya obat bius!
Dasar gila.
Ocean segera bangun dari tempat duduknya "tempat aman apanya! Ini tempat paling bahaya. Harusnya aku gak kesini"
"duduk Thalia. Ini hanya efek samping dari obatnya. Dan aku berjanji aku tidak akan melakukan apapun" Narendra mencoba menjelaskan pada Ocean.
"kalau gitu bilang sejak tadi dong, kalau ini obat bius!"
"kalau aku mengatakannya sejak awal kamu tidak akan mau minum" jawab Narendra beralasan.
"ya memang!"
Pantas saja dia terus mengantuk. Dengan sisa tenaga Ocean mencoba berjalan lurus, namun saat mendekati pintu.
Dia ambruk.
...
Hai ini Livintrace, aku harap kamu mengalami hari yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...