Seorang pria berlutut di tanah, ada pedang dilehernya. Pria itu hanya bisa diam, dia tau sedikit saja dia bicara kepalanya akan terpisah dari badannya.
Ini tidak adil, dia hanya datang untuk menghadiri undangan pesta. Dia hanya tengah berusaha menarik perhatian Narendra dengan membawa tentang putri Anna, namun dia malah diseret tanpa ampun keluar rumah oleh pria rambut putih ini.
Dia hanya ingin berpesta tapi dia malah terancam mati, di taman milik keluarga Leviathan ini.
Orang-orang mengerubunginya. Tapi tidak ada yang membantunya.
Memangnya siapa yang akan membantunya kalau yang menodongkan pedang adalah putra mahkota Lucien.
"hentikan Lucien!" teriak Leah pada adiknya yang tengah menodongkan pedang pada pria malang yang tengah menangis berlutut.
Ocean tidak tau apa yang terjadi, dia masih bersama dengan Leah saat mendengar keributan tak jauh dari tempat mereka. Dan melihat apa yang terjadi, Ocean langsung meminta pelayan memanggil ayahnya.
"bajingan ini adalah penghianat" ucap Lucien dengan marah.
Pria itu menggeleng dengan putus asa "saya bukan penghianat. Saya hanya menyebut tentang putri Anna"
Lucien semakin mengerarkan pedangannya pada pedang "menyebut nama penghianat adalah penghianatan!"
Penghianat?
Putri Anna?Dengan cepat Ocean mencari keberadaan Narendra.
Dia disana, tengah melihat pertunjukan dengan gelas kosong ditangannya. Sekilas tidak ada yang berbeda dari Narendra, namun Ocean tau berapa dinginnya tatapan itu."Lucien turunkan pedangmu ini kediaman Leviathan" Leah masih berusaha membujuk pangeran gila itu.
Tak lama ayahnya datang dengan tergesa-gesa "turunkan pedang anda pangeran. Pria ini adalah tamu di ini"
"dia penghianat jenderal!"
"turunkan pedang anda! Tidak ada yang boleh membawa senjata di rumah kami" ayahnya memang seorang jendral besar. Bahkan perkataannya mampu membuat Lucien meragu, perlahan dia menurunkan pedangnya.
Pedangnya.
Sebuah pedang unik berwarna silver dengan garis merah di tengah.
Pedang itu sangat familiar.
Dimana Ocean pernah melihatnya.Tunggu dulu pedang itu.
Nafas Ocean semakin cepat saat dia berusaha keras mengingat pedang itu. Seluruh tubuhnya kaku, Ocean bisa merasakan darahnya yang mengalir deras.
Entah sejak kapan Thyme berada disampingnya, berusaha mengajaknya bicara.
Namun Ocean tidak mendengar.
Ocean tidak bisa mendengar apapun kecuali nafasnya yang semakin cepat.
Pedang itu.
Ocean menunduk.
Ya pedang itu, Ocean pernah melihatnya saat dia menunduk.
Karena pedang itu pernah menusuk jantungnya.
Tiba-tiba Ocean merasa sangat sakit di jantungnya. Seperti ada pecahan kaca yang menyebar keseluruh tubuhnya. Sakit
Sakit.
Dan semua menjadi gelap.
...
Kota A
19 Juni 2022Aku terbangun saat mendengar suara ribut dari luar. Tanganku terulur untuk mengambil botol air yang selalu ada di dekat tempat tidurku, kamar kos ini sempit mudah untuk mencari barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...