Sebelum kejadian
Setelah pertemuan selesai, para tamu beristirahat dengan berbagai jamuan di aula. Sementara itu Alysia masuk ke ruangan kerja jendral Leviathan yang juga menjadi kepala keluarga. Tempat yang cukup sering dia masuki untuk belajar apa yang diperlukan sebagai kepala keluarga.
Namun didalam ruangan itu sudah ada Thyme, yang akhir-akhir ini banyak membatu Akaif mengerjakan tugas kepala keluarga sementara Alysia fokus dalam mendapatkan pendidikan pewaris.
Awalnya Alysia tak merasa keberatan dengan itu, bagus kalau ada yang membantu ayah melakukan tugas kepala keluarga agar ayah bisa fokus ke tugasnya sebagai Jendral besar. Yang tidak Alysia perkirakan adalah harusnya dia yang mendapat tugas itu, agar bisa belajar secara langsung dan bertemu berbagai orang yang bekerja sama demi kepentingan Leviathan.
Ayahnya selalu bilang kalau dengan begini Thyme bisa membantunya mengurus keluarga ketika Alysia menjadi kepala keluarga. Sedikit yang tau kalau yang diincar Thyme bukanlah posisi untuk membantunya sebagai kepala keluarga, tapi posisinya sebagai kepala keluarga.
Thyme yang rakus
Menginginkan lebih dari sekedar nama Leviathan.
Anak yang sebelumnya tinggal di gunung es itu ingin memakannya, mengambil hal yang seharusnya miliknya dengan rakus menginginkan posisinya.
Lihatlah bagaimana dia tersenyum meremehkan pada Alysia saat dia berjalan melewati Alysia untuk pergi keluar ruangan.
"papa minta maaf tidak bisa membelamu saat dipertemuan" Akaif Leviathan mengawali percakapan.
"tidak masalah, aku tau ayah harus bersikap adil dengan mendengarkan semua saran yang disampaikan di pertemuan" walaupun saran itu begitu jahat dan menjerumuskan.
Semua orang membenci Alysia, apapun yang dia lakukan akan selalu terlihat remeh di depan penyihir macam Thyme.
"papa bersyukur kamu anak yang pengertian. Tapi Alysia ada hal penting yang ingin papa bicarakan" Akaif Leviathan adalah seorang Jendral besar yang memimpin ke 4 Jendral dari arah mata angin, dia orang yang tegas dan tidak pernah ragu. Tapi kali ini Alysia bisa melihat bagaimana mata Jendral besar itu bergetar saat menatapnya.
Dan Alysia tau itu bukan pertanda baik.
"para tetua sepakat untuk menurunkanmu dari calon pewaris" Akaif membalikkan badannya, menolak untuk menatap Alysia. "bukan berati kamu tidak akan menjadi pewaris. Tapi mereka berfikir kalau papa harus bersikap adil pada anak yang lain, jadi saat ini posisi pewaris akan dikosongkan sampai salah satu dari kalian dianggap pantas sebagai pewaris"
Alysia dengan susah payah mencoba menarik nafas, dalam sesaat semua udara di sekitarnya terasa hilang. "bukankah papa janji kalau posisi itu milik ku? Papa bilang kalau tidak ada yang berubah"
"papa bersalah. Tapi sebagai kepala keluarga itu adalah keputusan yang benar. Lagipula itu bukan berati kamu tidak menjadi pewaris Alysia, kita hanya akan melakukan pemilihan ulang" Akaif menghela nafas kasar. "kamu seseorang yang sudah mendapatkan pendidikan pewaris sejak lahir. Pemilihan ini akan sangat menguntungkan bagimu agar bisa mendapatkan kepercayaan dari keluarga lain"
Itu bohong.
Semua orang tau siapa yang akan menang dalam pemilihan ini. Entah itu Thyme si penyihir atau Thalia si kesatria, siapapun itu yang pasti bukan Alysia yang hanya anak biasa.
Setelah cukup mendengarkan, Alysia berjalan gontai keluar ruangan.
Thyme dan Thalia.
Lihatlah bagaimana kedua saudaranya yang begitu bersinar mendapat perhatian dari semua orang. Mereka berdiri bersama dengan Lily yang dengan patuh mengekor pada kedua penyihir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...