27.

4.5K 612 49
                                    

Penyihir yang mati tidak akan meninggalkan apapun kecuali bola kristal kecil yang disebut jantung sihir.

Jantung sihir itu merupakan inti dari seorang penyihir, dapat membuatnya dibangkitkan dari kematian.

Namun membangkitkan seseorang bukanlah perkara remeh. Hanya penyihir kuat dan berbahaya yang bisa melakukannya, karena itu praktek ini sangat dilarang. Juga tidak pernah ada bukti dari pratek itu membuat praktek membangkitkan orang mati ini hanya dianggap sebagai mitos.

Di kerajaan ini tidak ada yang boleh dan tidak ada yang bisa melakukannya. Setidaknya sampai saat ini ketika bukti nyata ada dihadapan mereka dan ketika hal ini sampai di telinga luar maka anak ini akan mati lagi, kali ini untuk selamanya.

"kenapa retakannya bisa tambah parah? Bukankah katamu retakan itu tidak akan mempengaruhi apapun"

Penyihir itu menunduk berfikir "nampaknya ada pemicu retakan pada jantungnya. Kalau ini terus terjadi akan sulit bagi nona untuk terus bertahan"

"cegah itu. Lakukan sesuatu!" Akaif hampir kehilangan akal saat mengetahui putrinya yang tengah terbaring bisa saja mati kapanpun.

"sepertinya tidak ada cara lain selain yang saya tawarkan jendral" itu suara Narendra. Dia juga lah yang menawarkan dua penyihir kerajaan untuk memeriksa Thalia ketika Akaif baru saja menemukan keretakan jantung sihirnya.

"yang kamu tawarkan itu tanaman beracun yang menjadi bahan baku obat bius. Ayah mana yang membiarkan putrinya berdua bersama pria dalam keadaan tidak sadar" jawab Akaif frustasi. Dia tidak bisa mempercayai pria didepannya, walaupun dia hanya berumur sama dengan putranya namun semua orang di istana tau berapa berbahayanya pria ini.

"apa anda punya cara yang lebih baik jendral? Karena jika tidak saya tetap akan melakukannya walaupun artinya saya harus menculik Thalia dari anda" Narendra mendekat padanya "karena saya tidak akan membiarkan apapun merebut Thalia, bahkan kalau itu kematian"

...

Kota A

19 juli 2022

Dojang atau tempat latihan taekwondo ini telah menjadi tempat tinggalku sejak aku SMA, sebelum aku pindah ke kos. Renee sabouem* yang merupakan pelatih utama dan pemilik tempat ini adalah orang dermawan yang mendonasikan waktunya untuk memberikan pelajaran taekwondo pada anak-anak di panti asuhan.

Beliau juga yang memberikan izin supaya aku bisa tinggal disini setelah aku telalu tua untuk di panti asuhan, selain itu dia juga memperkerjakan aku sebagai pelatih parttime disini.

Aku sangat banyak berhutang budi padanya.

Renee memang bukan mengadopsiku atau menjadi sosok ibu dan memberikan keluarga hangat. Tapi dia memberikan yang lebih penting dari semua itu.

Kesempatan untuk bertahan hidup.

Itu adalah kesempatan mahal, karena tidak pernah terfikir kalau aku akan bertahan hidup sampai usia ini. Ingatan pertamaku yang kuingat adalah saat aku 8 mungkin 9 tahun, entahlah.

Saat itu aku berada di jalan, tidak ingat dimana rumahku dan tidak tau apa aku punya keluarga. Tiba-tiba semua begitu asing, aku juga tidak ingat bagaimana aku berakhir di jalanan. Aku melakukan  semuanya agar bisa bertahan hidup meminta, mencuri, saat itu aku berfikir kalau hidupku tidak akan mencapai usia 15 tahun.

Setelah berhari-hari berada dijalan, seseorang membawaku ke panti asuhan. Disanalah aku belajar banyak hal dan bisa bertemu Renee sabouem.

Dia bukan sosok ibu yang melindungiku, tapi dia merupakan mentor yang membantumu agar bisa hidup secara mandiri. Aku berterimakasih untuk itu.

"Tha. Ngelamun mulu" jihan,  salah satu peserta pelatihan disini.

"sorry-sorry gak fokus. Sekarang lanjut lagi ya"

"lo kepikiran apa deh. Udah wisuda kan"

"gini deh han. Gue mimpi aneh banget, tapi udah lupa. gue tau mimpinya aneh tapi mau gue inget-inget tetep gak bisa" aku mendesah ringan, memilih menceritakan mimpi ku pada Jihan.

"makanya kalo siang jangan tidur. Yang lo inget gimana?" tanya Jihan penasaran.

"pokoknya kaya gue sekolah dan kaya ada  sihirnya gitu tapi gue penyihir es"

Jihan terbahak "lo kebanyakan nonton harry potter sama frozen. Mimpi lo aja udah beda studio, satu warner brother satu disney.  Gak cocok"

Dalam hati aku setuju, aku ikut tertawa mengingat anehnya mimpi yang kualami.  Namun tiba-tiba aku meragukan apa sekarang aku masih bermimpi.

Kerena didepanku bukan lagi kaca tempat latihan, namun sebuah hutan salju "Han. Ini gue masih mimpi ya?"

"lo liat apaan serem banget?"

Aku menunjuk hutan salju didepanku,  apa aku mulai gila?

Sesaat aku merasa hutan itu semakin dekat. Bukan, bukan aku yang berjalan mendekatinya, tapi hutan itu yang mendekatiku.

Otakku berteriak kalau aku harus lari, namun tubuhku tetap berdiri ditempat yang sama. Hingga hutan itu tepat berada didepanku, dan mulai menelanku perlahan.

Ini dingin.

...

Catatan Ocean nomer 22

Gimana aku harus memulainya ya.

Aku terkena serangan jantung terus mimpi tentang dunia nyata, lalu bangun di dunia mimpi.

Ahh bolak-balik ke dua dunia ini membuatku gila.

Tiba-tiba aku kena PTSD waktu lihat pedangnya Lucien. Aku yakin kalau aku pernah ditusuk pedang itu atau bukan aku, maksudku Thalia. Thalia pernah ditusuk dengan pedang itu.

Apakah Lucien yang melakukannya?

Tapi kata Igor walaupun hubungan mereka tidak akrab, namun juga tidak buruk. Lucien bahkan terlihat terintimindasi pada ayah Thalia, kenapa pula di mau membunuh Thalia.

Bahkan yang lebih gila lagi dalam ingatanku tubuh Thalia masih sangat kecil waktu itu, siapa orang gila yang berniat membunuh anak kecil. Aku memang dapat mengingat ingatan masa kecil Thalia seolah aku yang mengalaminya.

Walaupun itu juga samar dan terpotong-potong, persis seperti saat aku mengingat masa laluku sendiri.

Oh dan aku sempat kembali ke dunia ku, tepat dihari yang sama dan tempat yang sama dengan saat aku pergi. Seolah aku tidak pernah meninggalkannya.

Tapi baru sebentar aku kembali. Tentang hutan salju yang kulihat itu, sekarang aku yakin itu di hutan utara, aku punya ingatan kesana waktu kecil. Saat dunia itu muncul aku pikir aku benar-benar sudah gila. Tapi itu juga memperuat teori tentang multiversku.

Maksudku, bisa saja aku masuk ke gerbang dunia pararel tanpa kusadari. Atau mungkin aku tidak masuk sendiri, karena yang terjadi adalah aku dia namun gerbang itu mendekat sendiri kepadaku. Dia seperti mengejarku lalu menelanku dan aku tidak akan punya kesempatan kabur.

Seletah merasakan dinginnya hutan salju, aku terbangun lagi ditubuh Thalia. Mengingatkannya dengan saat pertamakali aku datang, begitu mirip namun juga berbeda. Karena sekarang saat aku bangun, aku sambut wajah khawatir dari keluarga Thalia.

Dan kali ini tidak ada Lily, mendadak dia tidak ada dimanapun. Aku mencoba menanyakan pada pelayan lain namun mereka pun tidak tau dia
kemana. Sejak awal sifat mendadak berubah, menjadi lebih pendiam dan sekarang Lily menghilang. Aku penasaran apa itu ada hubungannya dengan perubahan siap Lily, mungkin saja dia mendapat masalah.

Setelah kejadian ini aku tinggal di rumah selama 3 hari dan Lily masih belum terlihat dimanapun. Padahal sekarang waktunya aku kembali LYGAR Akademi.

Aku harap dia baik-baik saja.

Catatan Ocean nomer 22 selesai.

...

*saboum : instruktur dalam taekwondo.

Hallo semoga hari ini kalian bisa tidur nyenyak.

Anti Romantic QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang