LYGAR Akademi adalah sekolah elite yang banyak dipilih oleh keluarga berpengaruh karena posisinya yang beruhubungan dekat dengan keluarga kerajaan.
Sekolah ini didirikan oleh Lysander Garbhan, penyihir kerajaan terkuat pada masanya. Dia yang sangat perduli dengan pendidikan membuat sistem sekolah yang diperlukan oleh keluarga berpengaruh di Alysium dan juga kepentingan kerajaan tersendiri.
Hal itu dilakukan dengan membagi murid menjadi 3 kelas, kelas penyihir, pewaris dan kesatria. Kelas penyihir dan kesatria nantinya akan mendapat tawaran kesempatan untuk langsung bekerja di istana.
Sementara kelas pewaris yang nantinya akan menjadi pewaris keluarga masing-masing akan mendapat relasi cukup dari berbagai golongan baik itu penyihir, kesatria ataupun istana.
LYGAR juga memiliki sistem kelulusan yang unik, dimana proses sekolah akan dilakukan selama 5 tahun. Namun bagi siswa dengan minimal 3 surat rekomendasi dari petinggi kerajaan akan bisa lulus dengan lebih cepat dan mendapat kesempatan untuk belajar langsung dibawah mentoring Istana.
Itulah yang banyak diburu siswa kelas kesatria, karena dibanding kelas sihir dan pewaris kesempatan mereka begitu kecil untuk mendapat tawaran berkerja di istana. Kesempatan itu harus mereka buat sendiri.
Akaif sangat tau mengenai diskriminasi ini. Karena dia berada di kelas yang sama puluhan tahun lalu.
Didunia sihir namun dengan sihir terbatas, tak banyak orang yang bisa menggunakan keistimewaan itu. Dan ketika hanya sedikit orang dengan keistimewaan itu. Maka semakin besar rasa dominasi mereka.
Karena itulah Akaif selalu berfikir jika penting untuk memberikan kesempatan bagi siswa kesatria berbakat tanpa sihir. Dengan memberikan rekomendari dan menjadi mentor mereka secara langsung. Seperti yang dia lalukan pada salah satu siswa asuhnya.
Luca sang jendral utara.
Akaif mengenal Luca sebagai kesatria berpotensi, karena itu dia memberikan rekomendasi dan perlindungan baginya. Hingga anak itu bisa mengantikan tugasnya sebagai Jendral besar Utara, sementara Akaif menduduki jabatan baru sebagai Jendral Agung yang mengepalai ke empat jendral besar dari berbagai mata angin.
Walaupun sekarang Luca berakhir menjadi guru akademi karena tingkahnya sendiri.
Anak itu semakin tua semakin banyak tingkahnya.
Saat ini di ruangan pertemuan di LYGAR Akademi, Akaif duduk dihadapan dua siswa yang baru saja dia beri surat rekomendasi yang sama.
Brian Cameron dan Issac Garbhan.
Mereka menarik perhatian banyak orang setelah pertandingan bendera. Satu adalah ahli strategi dan satunya adalah petarung unggul.
Akaif tentu tidak asing dengan Isaac Garbhan. Anak yang kehilangan sihirnya setelah berusaha menyerang penyihir utara. Rumor tentang dia yang bertemu 3 penyihir di utara yang membuat Akaif tau tentang Thalia dan Thyme.
Katakan kalau dia bajingan. Tapi kenyataannya Lyra sang penyihir utara lebih seperti mitos dari pada seorang wanita. Bahkan walaupun Akaif pernah bertemu dengannya, memadu kasih dengannya, Lyra terap terasa tidak nyata.
Akaif bertemu dengannya saat dia masih menjadi jendral utara. Kecantikannya, kelembutannya, kerapuhannya tak menutupi fakta kalau dia yang terkuat dari yang paling kuat.
Namun Lyra bukan untuk dimiliki.
Sekuat apapun usaha Akaif untuk mencari Lyra jauh lebih kuat untuk bersembunyi. Lyra tidak untuk ditemui, dia akan datang ketika dia mau. Dia datang memberikan kehangatan lalu pergi meninggalkan dinginnya salju.
Itulah kenapa Akaif baru mengetahui tentang 2 anaknya dengan sangat terlambat.
Akaif marah, merasa ditipu, merasa dimanfaatkan. Namun tidak ada yang bisa dia lakukan karena Lyra tidak pernah menjelaskan. Setidaknya Lyra meninggalkan yang paling berharga pada Akaif.
Sebelum dia berubah menjadi kristal putih.
"jendral ..." seseorang memanggilnya.
"ya?"
Orang itu adalah Luca, yang tengah berdiri dibelakangnya "anda melamun"
"ya sampai mana tadi. Oh ini surat rekomendasi kalian. Dengan ini kalian akan berada dalam pengawasan ku. Lanjutkan latihan kalian dengan tanggung jawab penuh bahwa kalian membawa kepercayaan Jendral Leviathan" Akaif menatqp kedua siswa didepannya.
"Brian Cameron kamu anak yang pintar tentu tau apa yang menjadi kekuranganmu"
Anak dengan rambut hitam cepak itu menjawab "siap Jendral, saya kurang dalam keterampilan bertarung"
"benar. Bahkan kalau kau cukup baik dalam mengatur strategi keterampilan bertarung tetap diperlukan. Agar orang yang kamu pimpin dapat percaya pada rencanamu" Akaif menyindir kejadian pada pemainan bendera dimana Brian tidak bisa mempertahankan posisinya dan menjadi umpan dalam rencananya sendiri.
Brian mengangguk patuh, lalu Akaif beralih ke Isaac "ada yang ingin kau bicarakan?"
"dengan ini saya telah mengumpulkan 3 rekomendasi dan siap untuk wisuda Jendral" Isaac yang kali ini tampak rapi dengan rambut diikat kencang kebelakang.
"tiga? Dari siapa saja?"
"yang pertama dari Jendral Luca, lalu dari Anda dan yang terakhir dari pihak keluarga kerajaan. Putri Leah telah memberikan rekomendasinya pada saya" jawab Isaac dengan percaya diri.
Mau tak mau Akaif curiga kalau Isaac membeli rekomendasi itu dengan uang, mengingat bagaimana sifat sang putri raja. Bagaimanapun tidak ada yang salah dengan itu jadi Akaif akan membiarkannya.
"jadi kau sudah memutuskan siapa yang kau pilih sebagai mentor?"
Isaac menggangkat bahunya dengan percaya diri "dengan segala hormat saya akan meminta Jendral Luca menjadi mentor saya"
"itu pilihan yang bijaksana. Namun karena Jendral Luca masih menjalani hukuman, kamu mau tak mau harus tetap disini bersamanya" dan mungkin akan menjadi pesuruhnya. Akaif lah yang menjadi mentor Luca, menginggat bagamana dia memperlakukan Luca dulu, Akaif jadi membayangkan kalau Isaac akan mengalami hal yang sama.
Setelah pertemuan selesai Akaif meminta Isaac keluar lebih dulu, sementara Brian dan Luca tetap berada di ruangan.
"Cameron, kau tentunya tau kalau putriku berada di kelas kesatria kan. Awasi dia"
Brian mengangguk, mulai memahami arah pembicaraan "Thalia melakukan semuanya dengan sangat baik jendral, dalam hal bertarung dia bahkan kebih baik dibanding saya dan beberapa siswa lain. saya tidak berfikir Thalia membutuhkan perlindungan"
Kali ini Brian berkata jujur. Thalia memiliki skill yang cukup baik, dia juga bisa berfikir cepat dan bahkan punya sihir sebagai senjata alami. Jika ada diantara mereka yang membutuhkan perlindungan, orang itu adalah dirinya dari Thalia.
"aku tau, karena itu tugasmu hanya mengawasi. Jaga jarak dan jangan ikut campur, cukup menjadi mata ku di sekolah ini" jawab Akaif dengan nada yang sangat serius, membuat Brian lebih gugup dari seharusnya.
"saya mengerti Jendral. Tapi kalau boleh tau, apa ini menjadi alasan anda memberikan rekomendasi untuk saya?"
"aku adalah seorang jendral saat bekerja Brian Cameron, namun aku juga seorang ayah bagi putriku. Kamu mendapat rekomendasi karena sebagai jendral aku merasa kamu pantas mendapatkannya. Dan kamu mendapat tugas ini karena sebagai ayah aku khawatir pada putriku. Apakah ini jelas?"
"sangat jelas Jendral. Kalau boleh saya ingin menanyakan satu hal lagi" Brian menunggu Akaif memberi izin baru mulai mengatakannya "apa ada alasan kenapa saya dipilih dalam tugas ini? Karena sebenarnya Isaac lebih dekat dengan Thalia dibanding saya"
"itu benar. Karena itu aku memilihmu. Isaac lebih dekat dengan Thalia, dia akan banyak ikut campur saat tugasnya hanya untuk mengawasi. Kamu juga harus ingat dengan baik apa tugasmu Brian Cameron"
"saya mengerti"
...
Bab 28 bagian kedua akan di upload nanti malam.
Hallo ini Livintrace, terimakasih atas dukungan kalian untuk cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...