Catatan Ocean nomer 29
Kami bergosip tentang hal yang sulit.
Catatan Ocean nomer 29 selesai.
...
"kenapa kamu yang membuat teh?"
Protes Ocean kepada Roe yang tengah menyeduh teh biru untuknya, kini Ocean telah resmi kembali kesekolah. Namun mendadak semua orang seakan menghilang.
Thyme menjadi sangat sibuk, Lily menghilang, Isaac dan Igor juga terus disibukkan dengan berbagai urusan keluarganya dan Narendra, Ocean tidak pernah melihatnya lagi setelah percakapan terakhir di rumahnya.
"jika anda keberatan saya bisa bilang pada pada tuan Narendra kalau anda merindukannya"
Mendengar ucapan Roe, Ocean langsung berteriak marah "kapan aku bilang begitu!"
Roe hanya tersenyum kecil sambil menyajikan tehnya didepan Ocean, tanpa banyak menunggu Ocean langsung meminumnya. Semakin cepat mulai semakin capat selesai.
"Tuan sedang sibuk mengurus banyak hal di kerajaan. anda akan segera menerima kabarnya"
"kabar apa?" mendadak Ocean merasa tertarik.
"Yang mulia raja telah berpulang" Roe mengatakannya dengan santai sementara Ocean hampir merubah cangkir the nya menjadi es.
"dan tuan Narendra akan diangkat menjadi Raja" kali ini cangkir Ocean benar-benar berubah menjadi es.
"tunggu sebentar, sepertinya aku ketinggalan banyak berita. Kenapa tiba-tiba"
Roe mengambil cangkir es yang berada di tangan Ocean, lalu dengan sapu tangan dia mengelap tangan Ocean yang basah karena esnya.
"tidak tiba-tiba, sang raja memang sudah cukup lama sakit"
"bukan soal raja yang itu. Tapi kenapa tiba-tiba Narendra jadi raja, bukannya Lucien yang akan jadi raja, atau mungkin Leah?"
Jadi itu sebabnya semua orang menjadi sangat sibuk, walaupun berita itu belum keluar bukankah sebentar lagi akan terjadi kegegeran di sini.
"keputusan dibuat kongres karena Lucien, putri Leah dan satu pelayan berada di ruangan raja saat saja berpulang. Dan ada luka tak wajar di tubuh raja" Roe mulai bercerita dengan santai, sambil mengambil satu cookie di meja dan menawarkannya pada Ocean seolah sedang bergosip "Tuan Narendra masih keturunan asli dari raja sebelum sebelum ini. Jadi karena dua keturunan raja ini bisa saja kriminal, Tuan Narendra diputuskan menjadi raja. Kamu harus membungkuk padanya sekarang"
Tangan Ocean terulur untuk mengambil satu cookie dari toples yang masih dipengang Roe"aku banyak melakukan hal tidak sopan padanya dulu. Apa itu nanti akan jadi masalah?"
"mana mungkin" Roe menjawab dengan cepat.
Setelah sedikit berfikir Ocean mengangguk setuju, mana mungkin dia akan mendapat hukuman dari pria yang mengaku membangkitkannya dari kematian.
Ocean mengusap matanya, sepertinya tehnya mulai berreaksi "tapi aku merasa kasihan dengan pelayan yang juga berada disana, dia pasti akan menjadi yang paling banyak disalahkan"
Dengan mulut yang masih focus mengunyah Roe menganggukan kepalanya "kamu memang harus merasa kasihan, yang disana itu pelayanmu"
Ternyata belum cukup kejutan untuk hari ini, Ocean memaksakan matanya untuk terbuka "tunggu, apa? Siapa?"
"Waktunya tidur"
Ocean masih ingin menyakan hal lain, namun saat Roe meletakkan selimut dibahunya Ocean sudah tidak sadar.
...
Leah tidak pernah dipenjara seumur hidupnya.
Yeah sebenarnya dia hanya dipenjara dikamarnya sendiri tapi itu masih hal yang sama, apa yang kalian harapkan? Dia akan dipenjara di penjara orang biasa?.
Tentu saja tidak, dia ini masih putri raja. Walaupun sebentar lagi gelar itu akan hilang setelah apa yang yang terjadi. Leah mengerti kalau ada sedikit kesalahpahaman disini, apalagi setelah orang lain melihat posisi jenazah raja dengan hanya ada tiga orang di ruangan itu.
Walaupun begitu orang-orang harusnya tau untuk tidak macam-macam dengannya, terutama para bajingan penjilat yang mencoba memasukkannya kedalam penjara karena Leah tau begitu banyak rahasia kotor mereka.
Hal lucu sekali, mereka mengira rahasia kecil kotor milik mereka akan hilang kalau Leah diasingkan di kamar tanpa seorangpun boleh mengunjunginya. Lihat saja apa yang akan menghiasi surat kabar setelah masalah ini selesai.
ya, Leah diasingkan di dalam kamar tanpa pengunjung selama penyelidikan berlangsung, bahkan pelayan dilarang masuk kesini kecuali saat jam makan.
Yang akan segera datang.
Tepat setelah memikirkan hal itu seseorang mengetuk pintu kamarnya lalu masuk.
Itu adalah Luca dengan baju pelayan, dia jarang terlihat berada di istana karena itu tak banyak yang tau bagaimana wajahnya.
"katakan" tanya Leah langsung setelah Luca masuk kedalam kamar.
"Pangeran tidak dalam kondisi baik, dia terus menyalahkan putri atas apa yang terjadi. dilihat dari manapun dia tidak terlihat waras jadi mereka mengirimkan dokter pada kamarnya"
Leah tidak tampak tertarik, dia tau dari lama kalau adiknya gila.
"kabar baiknya beliau dianggap tidak stabil sehingga kesaksiannya tidak bisa dipercaya. kabar buruknya pangeran dianggap tidak bisa melanjutkan tugasnya sebagai calon raja"
"itu tidak membuatku bebas dari tuduhan, yang lain?"
Luca menahan nafas, menyadari kalau majikannya tidak dalam suasana hati yang bagus untuknya menyampaikan berita selanjutnya. "soal pelayan Leviathan, dia menagih janji anda?"
Wajah Leah semakin terlihat marah "janji apa! Aku bahkan tidak bisa keluar atau melakukan apapun!"
"putri anda telah bebas dari tuduhan" ucap Luca dengan hati-hati.
Dengan perlahan Leah menoleh pada Luca "apa maksudnya itu?"
"Lily mengakui kalau dia yang membunuh raja. Hukumannya telah di laksanakan. Karena itu dia menagih janji putri padanya"
Tidak ada suara diantara keduanya. Leah terus terdiam sementara Luca terlalu takut untuk bersuara.
Leah mengeluarkan sapu tangan lusuh dari kain linen dengan motif bunga dari sela bajunya. Lily telah memberikan nyawanya dan kini menagih janji yang Leah berikan.
Bukan ini yang Leah maksud saat mereka membicarakan hal itu.
Leah tidak pernah tau kalau sebuah sapu tangan bisa menyelamatkan nyawanya.
...
Bab 29 kalau kalian lupa bagaimana Leah mendapat sapu tangan dari Daphne.
Hai selamat hari sabtu. Gak seperti hari sebelumnya, sepertinya hari ini akan cerah.
Besok hari minggu. Semoga kalian bisa beristirahat dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic Queen
Fantasy"kamu itu milikku" ucap Narendra dengan pandangan tajam yang terpaku pada Alysia, tangannya menekan lengan alysia hingga dia sedikit meringis. Tak memperdulikan kerumunan yang memperhatikan mereka Narendra kembali menekan alysia lebih dekat lalu ber...