Day 7 - "Finally"

5.3K 633 9
                                    

Zayn pov-

Aku duduk bersandar di kepala ranjangku. Aku memegang kepalaku dengan kedua tanganku. Aku frustasi. Ya, bagaimana bisa aku berkata dan berbuat kasar kepada perempuan yang baru kukenal. Aku biasa dikenal sebagai lelaki yang penyabar, ramah dan lembut terhadap seorang perempuan. Entah mengapa kehidupanku berubah semenjak aku memutuskan untuk tinggal di London. Teman temanku, Liam, Louis dan Harry terus menyemangatiku dan memberiku motivasi. Aku kesal terhadap diriku sendiri. Zayn bodoh! Kau baru saja mendapat kesempatan untuk berbaikan lagi dengannya Zayn. Kesempatan yang dari dulu kau cari, kau tunggu. Dan kau menolaknya begitu saja.

"Arrgh!!" Teriakku memukul kakiku sendiri.

"Hey! Calm down mate! Jangan sakiti dirimu sendiri." Ucap seseorang. Aku menoleh menatapnya heran. Louis? Sejak kapan dia disini?

"Kau lupa tadi kau membukakan pintu untukku?" Tanya Louis seolah mengerti apa yang ku pikirkan.

"Ah ya! Aku lupa! Kau sendirian?" Tanyaku pada Louis.

"Astaga, kau lupa juga tadi Harry dan Liam menelpon tak bisa ikut Karena mereka ada urusan?" Balasnya.

Astaga, bagaimana aku bisa melupakan hal kecil itu? Apa aku terlalu terpikiran dengan Rachel? Argh! Kurasa otakku sudah mulai konslet.

"Hey, what's wrong with u mate?" Tanya Louis menyadarkan lamunanku.

"Aku menyianyiakannya, Lou!"

"Who?"

"Sahabatku." Jawabku lemas sambil mengacak - acak rambutku.

"Hey hey! Kau sudah bertemu dengannya? Mengapa kau tak memberi tahu kami?" Tanya nya.

"I'm sorry, Lou. Aku sangat frustasi kemarin."

"Yeah, It's okay. I know what you feel. So, mengapa kau menyianyiakannya?"

"Kemarin dia datang kesini, dan aku membentaknya. Merendahkannya. Bahkan mengatakannya 'Bitch'." Balasku lemas dengan penuh penyesalan.

"Oh mate, What's wrong with you? Mana Zayn yang dulu? Zayn yang lembut pada semua perempuan?"

"I don't know, Lou. Sebenarnya aku tak ingin melakukannya. But, I did it! Aku mengutuk diriku sendiri. Hati ku berkata jangan sakiti dia, tapi entah kenapa yang ku pikirkan adalah, sakiti dia." Balasku.

"What?? Sejak kapan kau begini Zayn?"

"Entahlah, aku merasakan ada yang aneh sejak kepindahan kita ke London ini."

"Apa kau yakin perempuan itu sahabatmu Zayn?" Tanya Louis pelan.

"Yeah, I don't know. Awalnya aku berkata bukan. Tapi setelah melihat manik matanya, aku yakin kalau dia adalah sahabatku."

"Oh, Zayn. Apa sekarang kau berteman dengannya?"

"Yeah, baru saja tadi pulang sekolah dia meminta maaf padaku. Dan mengajakku berteman baik tanpa mengingat masa lalu. Dan bodohnya aku, aku masih memakinya. Hingga akhirnya kau memutuskan untuk memberinya kesempatan. But, I don't know. Seharusnya aku yang meminta maaf. Aku yang salah! Kenapa jadi dia yang meminta maaf. Oh, god aku tak menyangka hidup serumit ini."

"What wait. Pulang sekolah? Kita satu sekolah dengannya?"

"For God Sake! Aku belum memberi tahu kau ya? Ahaha! Kau juga mengenalnya." Ucapku dengan sedikit tertawa, itu sedikit menghiburku.

"What? I know she? Who? Jika dia tidak menerimamu, akan ku ambil dia darimu." Ucap Louis yang langsung di akhiri dengan tawanya.

"LOU!! She's mine!" Teriakku geram.

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang