Day 12 - "It's about Zayn"

4.6K 492 5
                                    

Rachel pov--

"Apa yang kau lakukan, Nic?" Tanyaku pada kakakku. Nichole.

"Apa? Dia pantas mendapatkannya, Rachel." Balas Nichole dengan nada tinggi.

"Tapi kan kau bis-" Dengan cepat Nichole memutus omoganku.

"Apa? Kau membelanya? Setelah semua hal yang ia lakukan padamu, kau masih membelanya?!" Kali ini suara Nichole meninggi dan ia mulai membentak. Sebelumnya ia belum pernah membentakku.

"Nic-"

"Sudahlah, Rachel. Urusi saja lelaki pujaanmu itu!" Ucap Nichole cepat.

"Dia bukan-" Aku memutuskan omonganku. Karena percuma saja, dia sudah pergi meninggalkanku.

Aku duduk melamun di samping Zayn. Ia terbaring lemah. Yeah, dia pingsan. Dia datang ke rumahku dalam ke adaan mabuk dan kau tahu apa yang ia dapat? Pukulan keras kakakku. Aku merasa kasihan dengannya.

Aku menatap setiap lekuk wajahnya. Dia manis juga ya. Pfft, apa yang kau pikirkan, Rachel.

Entah sudah berapa lama aku bertahan ada posisi ini.

"Take a picture, itu lebih awet." Ucap seseorang tiba tiba. Yeah, seseorang yang sedang berada di depanku saat ini.

"Kau, kau sudah sadar? Sejak kapan?" Ucapku sedikit gugup. Bagaimana tidak? aku tertangkap basah sedang menatapnya.

"Haha, aku sudah sadar sejak. Hmm, mungkin 5 menit yang lalu." Balasnya santai.

"Jadii-"

"Yeah, kau tertangkap basah sedang menatapku."

Oh tidak, mungkin sekarang mukaku sudah memerah karena malu. Dasar Zayn!

"AHAHAHAHAAA! Mukamu lucu sekali, Rachel. Sungguh. Merah sekali, seperti tomat." Balasnya sambil tertawa ngakak.

"Arrgh! ZAYN!!" Aku geram dan langsung meninggalkannya menuju balkon kamarku. Aku harus menutupi muka merahku ini sekarang.

"Heii! Aku bahkan belum mengambil foto muka merahmu, Rachel." Teriak Zayn dari ruang tengah. Cukup nyaring bisa di bilang. Karena aku masih bisa mendengarnya, walau sekarang aku sudah di kamarku yang berada di lantai 2.

Aku menyandarkan kedua tanganku pada pagar balkon. Menatap pemandangan yang ada di depanku ini. Yeah, kolam renang.
Aku memikirkannya.

Siapa? Siapa lagi kalau bukan Zayn. Dia aneh sekali. Bisa di bilang labil. Pertama bertemu dia marah marah dan bersikap dingin padaku, 2 hari kemudian kami dekat sekali. Dan baru kemarin kemarin ia menjauh dan kembali bersikap dingin. Dan tadi? Ia bersikap seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya. Sebenarnya ada apa sih dengannya?

"Rachel?" Ucap seseorang memecahkan lamunanku. Aku berbalik agar bisa menatapnya. What? Nichole?

"Sudahlah, Nic. Aku sudah lelah. Aku tak ingin berdebat sekarang." Ucapku pasrah.

"Aku tak ingin berdebat denganmu, sweety." Balasnya.

"Lalu apa maumu?"

"Rachel, aku hanya ingin minta maaf. Ada perasaan mengganjal jika aku tak berdamai denganmu. I just-"

"Yeah, I know, Nic. Aku memaklumi mu."

"Kau harus tahu. Aku hanya ingin menjagamu. Aku tak ingin kau kenapa napa. Lihatlah Mom dan Dad, mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Tak ada yang memperhatikanmu. Aku tak ingin kau-"

"Aku mengerti, Nic."

"Rachel, sekali lagi aku minta maaf. Aku hanya tak ingin kau tersakiti. Aku tak ingin kau kecewa lagi."

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang