HAAAI! please siders tampakkan dirimu:( bukannya tekan vote itu gampang ya? Pliis, hargai author yang udah buat cerita:') leave comment jugayaa!
Happy readingg!!
'I Love when she smile.'
Sorry for typo(s)
**
Rachel pov--Sudah menginjak 1 bulan sejak Harry pergi. Dan ia tak menghubungiku, walau hanya sekali. Sesingkat apapun. Aku merenung di tepi kolam renang, as always. Aku sedang tidak mood untuk melakukan sesuatu, apalagi berpergian. Tetapi, tiba tiba saja Violi memanggilku dari depan. Karena malas mendengar teriakkannya, aku segera menuju ke depan.
"Your second prince!" Serunya.
"What?" Aku heran. Tentu. My second prince? Who's the first and the second?
Aku membuka pintu lebih lebar dan pandanganku mendapati Zayn berdiri sembari tersenyum di depan.
"Zayn?" Tanyaku heran.
"Yeah, it's me. Don't you remember me?"
"That's a stupid question. Of course, I remember. You're my only fucking annoying best friend."
"Sial." Umpatnya.
"Hahahaha. That's a fact. Okay, mau apa kau kesini?"
"Bermain? Emm, ngobrol? Berkunjung?"
"Aku tak menerima tamu."
"Yasudah, aku pulang."
"Heey, jangan marah lah, Zay."
"Kau sudah terlanjur membuatku marah."
"Hey, kau laki laki atau bukan sih? Payah sekali."
"Kau harus berbuat sesuatu agar aku memaafkanmu."
"Dan apa itu?"
"Kiss me."
"What?" Kali ini aku mataku terbelalak. Seriously?
"Kiss me, Richel. Don't you hear that?"
"No, absolutely not!" Sergahku.
"Bailkah, kita miss contact selama 6 bulan! Bye!"
What? Apa maunya? A kiss?
"Hmmm.." Aku menghela nafas sembari bergumam. Zayn membalikkan badannya dan mulai melangkah pergi. Dia serius?
"Z-zayn!" Panggilku gugup.
"Wha--"
Cup.
Aku menciumnya singkat, tepat di pipi kanannya.
**
Zayn pov--Astaga. Aku diam tersentak setelah Rachel menciumku. Ia benar benar menciumku!
"Hey, u okay?" Tanya Rachel sembari melambai lambaikan tangannya.
"Oh eh, yeah."
"Ayo masuk." Ajak Rachel.
"Oya, aku membawakanmu ini. Tadi aku melewati toko bunga dan ada bunga mawar krem ini di depannya. Terpikir denganmu, Alhasil aku membelinya."
"Waw, thanks, Zaynie!"
"Stop call me like that!"
Aku mengikutinya masuk ke dalam rumahnya. Seperti biasa, ia selalu berjalan menuju taman rumahnya dan kita akan mengobrol di sana. Ku lihat dari raut wajahnya, sepertinya ia sedang sedih atau ada masalah. Ia tak seceria dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of the bad Experience -One Direction-
Fanfiction[COMPLETED] 'Dari hidupku ini, aku bisa mengambil banyak pelajaran. Ada orang egois yang ternyata bisa melakukan apa saja, bahkan membunuh orang lain hanya karena mengikuti egonya. Ada orang yang aku sendiri tak mengerti apa yang terjadi dengannya...