Day 37 - "Broke."

2.9K 443 25
                                    

Please, leave vomment yaa! Aku butuh dukungan dan opini dari kalian semua. Semua reaksi yang kalian kasih itu bakal berpengaruh banget sama kelanjutan cerita. Soo, please, setidaknya kalian leave vote yha!

Oiyaa, HAPPY 1 K VOTE!! Thankss buat yang udah vote sejauh ini, jangan bosan bosan yaa xx.

'Love is there to destroy, and loved there to be destroyed.'

Sorry for typo(s)

**
Rachel pov--

Setelah dansa selesai, aku dan Harry diam tak bergeming.

"Aku ingin ke toilet, Haz." Ucapku setelah merasakan panggilan alam datang tiba tiba.

"Okay, aku akan mengambil minum yang memang di sediakan pihak restaurant di sana." Balas Harry sambil menunjuk tempat minuman di sediakan.

"Okay then." Aku segera bergegas menuju toilet. Aku sudah tidak bisa menahannya.

Beberapa menit kemudian, aku keluar dari toilet. Akhirnya. Segera aku mengedarkan pandanganku mencari keberadaan Harry. Huh, ramai sekali. Di mana Harry?

Aku berjalan menuju tempat minuman yang di tunjuk Harry tadi.

Aku melihat sekeliling untuk yang kesekian kalinya. Aku tak menemukan Harry. Alhasil aku memutuskan untuk mengambil segelas minuman sembari menunggu Harry. Mungkin dia sedang ke toilet?

Namun, baru beberapa langkah aku berjalan. Aku melihat pandangan yang tak mengenakkan. Sepasang kekasih bercumbu mesra tepat di depanku. Aku melihat perempuannya. Huh, seperti jalang. Dan laki lakinya, tegap, gagah, rambutnya sedikit panjang dan keriting.

Wait, aku merasa tak asing dengan orang ini. Sekilas aku melihat wajah mereka saat mereka samar samar tengah mengambil nafas di sela sela ciuman mesra mereka. Sang perempuan berbisik 'I love you, baby.' tepat di telinga laki laki sangat pelan. Huh, menjijikkan. Ku harap aku tak begitu dengan Harry nantinya.

Sang lelaki meletakkan tangannya di pinggang perempuan. Ia menatap perempuan itu sangat dalam. Perlahan ia menjauhkan wajah mereka sehingga aku dapat melihat dengan jelas wajah keduanya. Seperti kelelahan.

"Maaf, permisi. Kalian menghalangi jalanku. Orang orang kebanyakan berkerumun sehingga aku tak bisa lewat apabila kalian tidak memberiku jalan." Aku tak sadar bahwa keduanya sudah kembali berciuman. Oke, itu menjijikkan. Aku tak tahu siapa yang memulai duluan, yang jelas itu menjijikkan.

Aku berusaha mengalihkan pandanganku agar tidak menatap mereka yang sedang bercumbu mesra. Tetapi tatapan ku berhenti pada sang lelaki. Aku menatapnya lekat. Dan what??

"Harry?" Pekikku tak percaya.

Sentak sang laki laki menghentikan ciuman mereka dan menatapku.

"Rachel?" Ucap lelaki itu tak kalah terkejutnya denganku. Ya benar, ia Harry.

"Ka-kau..?" Ucapku lirih dan terbata bata.

"Rachel, sungguh ini tak seperti yang kau lihat!" Serunya berusaha berlari mengejarku. Entah mau kemana aku sekarang. Yang jelas aku tak ingin bertemu dengan Harry saat ini.

"Rachel, wait!" Serunya.

Astaga, dia masih mengejarku. Dan tiba tiba sebuah tangan meraihku dari belakang. Aku menoleh. Harry. Crap! Ia mendapatkanku.

"Serius. Aku bisa jelaskan. Ini tak seperti yang kau lihat." Ucapnya.

"Then what?" Balasku angkuh.

"Perempuan itu.. Dia, pacarku saat kita berpisah. Dan sungguh kami sudah putus dan saat itu juga aku tak mencintainya, aku hanya--"

"Hanya apa? Menikmati body nya, huh?" Potongku cepat.

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang