Day 5 - "Met him"

5K 631 18
                                    

Sorry for typo(s)

EDITED.

**
Niall's pov--

Aku yakin, aku tahu siapa sahabat Rachel. Orang pada masalalunya. Aku harus membantunya. Bagaimanapun aku sahabatnya. Dia sudah seperti saudaraku.

"For God Sake! Apa kau serius, Ni?"

"Untuk apa aku bercanda demi kebaikanmu?"

"Thank you so much, Niall!! Kau harus mempertemukanku dengannya! Hari ini! Tunggu aku mandi." Balas Rachel dengan sangat bahagia. Dengan cepat ia memasuki kamar mandi.

"Ups. Keluar dulu Mr. Horan. Jangan mengintip." Ujarnya sembari menongolkan kepalanya di pintu kamar mandi dan menutupnya. Aku hanya bisa menggeleng gelengkan kepala.

Tapi entah mengapa aku masih ragu tentang sahabat Rachel itu. Aku takut dugaanku salah dan Rachel akan marah padaku atau bahkan sahabatnya yang marah? Merasa di permainkan.

Oh God Niall, mengapa kau tidak berpikir dahulu. Harusnya kau memastikannya dulu. Aku pun segera mengeluarkan iphone ku dan mengirim pesan kepada seseorang.

'Apa kau ada dirumah? Aku ingin kesana, ada yang harus ku bicarakan.'

Send.

Ayolah balas, cepat. Tak lama ada satu pesan masuk.

Yeah finally.

'Aku ada di rumah, Ni. ada apa?'

Untung dia ada di rumahnya.

'Tidak apa, nanti kita bicarakan.'

Send.

Aku pun keluar kamar Rachel dan berbincang dengan Nichole. Aku menceritakan semuanya. Rachel dan tentang sahabatnya.

"Ni, lebih baik kau hati hati. Aku takut kau salah orang, bisa bisa Rachel tidak ingin makan dan tidak mood melakukan apa apa.” Ucap Nichole terus terang.

"Iya, Nic. Aku akan berusaha memastikannya. Setelah Rachel mandi aku akan mengajaknya bertemu dengan sahabat nya itu."

"Semoga sukses Ni, aku serahkan semua ke kamu."

"Thanks, Nic."

Tak lama Rachel keluar kamar dengan memakai setelan andalannya. Jeans skinny, kaos, cardigan, sepatu kets dan tak lupa beanienya.

"Come on Ni, I'm ready." Ucapnya sangat bersemangat.

"Hati hati, Ni." Bisik Nichole tepat di telingaku sambil melirik Rachel untuk memastikan ia tidak mendengar.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Tidak ada sweety, okay Good luck!" Balas Nichole sambil nyengir dan meninggalkan kita.

"Ready nona? Pangeranmu menunggu, semoga aku tak salah orang." Ucapku.

"Ayolah, Niall."

Aku segera keluar dari rumah Rachel dan memasuki mobilku di ikuti Rachel. Segera aku melajukan mobilku ke tempat tujuan.

Membutuhkan waktu 20 menit untuk menuju rumah yang kami tuju.

"Finally, sampai." Ucapku.

Menghiraukanku, Rachel turun dari mobil.

"Ayo cepatlah, Niall."

"Iya iya, bawel."

Aku mengikuti Rachel menuju pintu rumah ini.

"Niall, Apa dia masih meningatku?" Ucap Rachel.

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang