Rachel pov-
Well hari ini aku harus kembali bersekolah. Sungguh aku sangat malas. Tetapi mengingat aku sudah berbaikan dengan Zayn dan Zayn sudah menerima kehadiranku, dapat membantu rasa malasku. Aku bersiap siap. Mandi dan dengan segera memakai seragamku lengkap. Aku menuruni tangga sambil mengecek ponselku yang baru ku sadari ada pesan masuk.
------------
From: Zayn
"Morningg!"
04.30
------------
Pagi sekali dia bangun. Ku kira dia badboy. Aku mengabaikan pesan itu, menutup ponselku dan segera berjalan menuju ruang makan.
"Tadinya aku ingin mengantarmu, tapi sepertinya aku sudah keduluan pangeranmu." Ucap seseorang dari meja makan. Siapa lagi kalau bukan Nichole. Aku melayangkan tatapan membunuh padanya.
"Siapa pangeran yang kau maksud?"
"Liat saja di ruang depan." Balasnya malas dan tetap melajutkan sarapannya.
Aku berlari kecil menuju ruang depan yang letaknya lumayan jauh dari ruang makan. Karena aku penasaran dengan orang itu, sehingga aku menunda sarapanku dan memilih untuk menghampirinya.
"Hi, Beauty." Ucap seseorang yang sepertinya berbicara padaku. Huh, GR sekali kau Rachel. Aku menoleh dan mendapati seorang lelaki berjambul berdiri tepat di sampingku sambil tersenyum.
"Hei?" Ucapnya lagi.
"Oh, Hei! Kau menyapaku?"
"Tentu."
"Kau datang kesini? Untuk apa?" Tanyaku polos.
"Tentu saja untuk menjemputmu, Rachel. Masa iya aku menjemput Nichole." Balasnya terkekeh.
"Pagi sekali kau datang. Sekarang masih setengah 7, Zayn."
"Apa salah jika aku datang pagi? Toh kau juga sudah siap."
"Tapi aku belum sarapan, Zayn. Kau sudah sarapan?"
"Belum."
"Nah, lebih baik kita sarapan dulu ya!" Ucapku segera menarik tangan Zayn menuju ruang makan.
Aku melihat Nichole menatapku heran.
"Aww! Sepertinya aku harus pergi, aku tidak mau menghancurkan kemesraan pasangan baru ini." Ucap Nichole tiba tiba.
"Siapa yang kau maksud, Nic?" Tanyaku heran.
"Tentu saja orang yang sedang bergandengan di depanku ini." Balasnya.
"Kita bukan pasangan!" Balasku dan Zayn bersamaan.
"Ternyata benar kata Niall, kalian memang kompak." Balas Nichole sok polos.
"Nichooole!!" Teriakku geram. Segera Nichole menutup telinganya dengan kedua tangannya dan berjalan meninggalkan mereka berdua sambil terkekeh.
"Awas saja kau!" Teriakku lagi. Sedangkan Zayn hanya terkekeh. Mengapa ia tidak membantuku? Mengapa ia malah tertawa? Sungguh menyebalkan.
Aku memasang muka cemberutku sambil mengambil nasi goreng yang sudah di masak Bi Ijeng asal asalan.
"Hei, pelan pelan dong. Sayang nasinya tumpah. Kasihan Bi Ijeng membersihkannya nanti." Ucap Zayn tiba tiba.
"Huh!" Hanya itu yang terucap dari mulutku.
"Heii, kau lucu sekali saat cemberut . Seperti anak bayi." Ucapnya sambil mencubit pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of the bad Experience -One Direction-
Fanfiction[COMPLETED] 'Dari hidupku ini, aku bisa mengambil banyak pelajaran. Ada orang egois yang ternyata bisa melakukan apa saja, bahkan membunuh orang lain hanya karena mengikuti egonya. Ada orang yang aku sendiri tak mengerti apa yang terjadi dengannya...