Day 16 - "Thanks for everything."

3.4K 509 3
                                    

Sorry for typo(s).
Jangan jadi silent reader yaa! Hargai Author yang udah capek capek nulis..
Enjoyed!

**
Author pov--

"Pizzie, ayolah. Kita harus sekolah." Ucap seorang lelaki yang berusaha membujuk sahabatnya untuk berangkat sekolah.

Hening.

Gadis itu tak mengubris perkataan sahabatnya. Ia lebih memilih untuk tetap menatap kosong sebuah foto di balkon kamarnya.

"Ayolah.."

Gadis itu tetap diam.

"Baiklah. Aku berangkat. Jangan lupa makan sarapanmu. Aku tak ingin mendengar kabar kau sakit lagi." Ucap lelaki itu lagi. "Sampai jumpa."

Lelaki itu pergi meninggalkan sahabatnya sendirian di balkonnya. Masih dengan posisi yang sama. Berdiri dan menatap ke sebuah foto.

Seorang lelaki dan gadis berfoto menampilkan wajah konyol mereka masing masing. Wajah mereka mirip. Masing masing mereka memiliki warna iris yang sama. Abu - abu. Dengan warna rambut yang sama, coklat. Nichole dan Rachel.

Foto itu di ambil ketika mereka sedang berlibur ke Jepang. Mereka terlihat akur. Tak jarang orang orang mengira mereka adalah sepasang kekasih.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk." Ucap gadis itu. Rachel. "Ini non, di makan dulu sarapannya. Nanti penyakit non kambuh." Ucap seseorang paruh baya memasuki kamar Rachel dengan nampan yang berisi bubur dan beberapa buah buahan.

"Terimakasih, Bi. Tapi aku sedang tidak nafsu makan. Taruh saja di meja." Balas Rachel singkat. "Tapi.."

"Sudahlah, Bi. Tinggalkan aku sendirian." Ucap Rachel lagi.

Bi Ijeng melangkahkan kakinya keluar kamar Rachel. Gadis itu masih belum berkutik dari posisinya sekarang.

Setelah mendengar berita yang di siarkan kemarin sore, Ia jadi susah makan. Sering menatap kosong. Entah apa yang sedang di pikirkannya.

Pesawat itu. Ya, itu pesawat yang di naiki Nichole. Diketahui pesawat itu di bajak. Rachel sudah menduga pasti seseorang yang menerornya yang melakukannya. Entah dengan alasan apa. Rachel berpikir ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Setelah berdiri hampir satu jam di balkon, Rachel akhirnya masuk ke dalam kamar. Bulan ini musim panas. Di tahun tahun sebelumnya, Rachel selalu menghabiskan liburan musim panasnya berdua bersama Nichole, kakaknya.

Namun sepertinya liburan kali ini akan berbeda. Tidak ada Nichole. Pesawat itu belum di temukan. Memang membutuhkan beberapa hari untuk menemukan sebuah pesawat yang terjatuh. Bahkan hingga berminggu minggu. Rachel tidak bisa membayangkan hidup menjadi seorang anak tunggal dan tanpa kejahilan kejahilan Nichole.

Kejahilan itu yang membuat Nichole berbeda. Membuat Rachel nyaman dengannya. Walau terkadang ia sangat muak dengan saudara satu satunya itu.

**
Rachel pov--

Aku sangat terkejut mendengar berita itu. Aku tak menyangka. Seseorang yang menerorku itu tak main main dengan ucapannya. Semua benar benar terjadi. Pikiran pikiran negatifnya terjadi. Aku tak tahu lagi apa yang harus ku lakukan. Liburan musim panas tanpa Nichole? Itu akan membosankan. Walaupun aku terkadang membencinya. Tapi aku menyayanginya. Cukup aneh? Ya, aku memang aneh.

Hari pertama setelah berita itu Niall datang. Ia membujukku untuk berangkat sekolah. Ia datang jam 6 tepat dengan serangam yang sudah rapi melekat di tubuhnya. 30 menit usahanya tak berhasil membuatku berangkat sekolah. Akhirnya ia memutuskan untuk berangkat sendiri dan meninggalkanku.

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang