Bonus Chapter

5.5K 465 203
                                    

Sorry for typo(s)

**
A few years later.

Rachel's pov--

Aku menendang pintu flatku dan masuk dengan susah payah.

"Ugh, merepotkan sekali!"

Aku meletakkan kardus yang ku bawa bersamaku di samping sofa. Aku menghempaskan tubuhku di sofa.

"Apa aku harus menyelesaikannya?"

Aku menghembuskan nafasku, kemudian bangkit dan menuju dapur. Mengambil segelas air putih, dan meminumnya.

Aku sedikit terlonjak ketika ponselku yang tiba tiba bergetar. Aku mengeluarkannya dari saku ku dan menatapnya.

Zaynis calling.

Aku tersenyum simpul membacanya.

"Hey, Zaynie!" Seruku.

"Hi, sweet. Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku mendapat pekerjaan lagi, Zayn." Ujarku kesal.

"Easy, baby gurl. Kerjakan semampumu, sayang. Jangan di paksakan. Kita akan bertemu 3 lagi. Aku sangat merindukanmu, kau tahu!"
Ujar Zayn dengan suara riang khasnya.

God, aku merindukannya.

"Ya, Zayn. Kau tahu, aku takut."

"Kenapa kau takut, sweet?"

"Ugh, tak apa. Lupakan. Aku merindukanmu, Zayn."

"Miss you too, sunshine. Aku merindukan senyumanmu!"

Aku tersenyum mendengarnya. Aku juga merindukan senyumanmu Zayn.

Aku berjalan menuju sofa dan menatap pekerjaanku yang harus ku selesaikan hari ini juga sembari mendengarkan Zayn yang tengah bercerita.

Aneh memang. Seharusnya aku yang bercerita. Tapi tak apa lah.

"Are you still there, sweet?"

"Yeah, I'm here, Zaynie."

"Kau lelah? Aku mengganggumu, ya? Maafkan aku, lebih baik aku put--"

"Aku ingin mendengarkan suaramu, Zayn."

"Ugh, someone missing me so hard."

"Of course I am, Zayn."

"Aku tau itu. Kau kan mencintaiku."

"Kau mulai lagi, Zayn."

"Hehe, baiklah. Maaf telah mengganggumu, sayang. Aku harus mengurus semuanya sekarang. So, sampai jumpa, Richel-ku. I Love you sooo much!"

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang