Day 34 - "Harry III."

2.9K 421 15
                                    

Sorry for typo(s)

**
Rachel pov--

"Rachel?" Panggil seseorang yang berhasil menyadarkanku dari lamunan.

"Oh, ya? Ada apa?" Tanyaku sambil mengusap wajahku.

"Sampai kapan kau mau mendiamkan smoke beef-mu itu? Bahkan sekarang sudah dingin." Ucap orang itu lagi. Dia Harry.

"Huh, maafkan aku. Tadi aku melamun. Bay the way, thanks sudah memesankannya." Balasku padanya.

"Hmm, urwell."

Aku melanjutkan makanku dalam diam. Walaupun the boys tertawa karena sebuah lelucon yang aneh, aku tetap terdiam.

"Hey, Rachel. Kau ada masalah?" Tanya Harry tiba tiba.

"Uh, tidak. I'm fine." Balasku. Ia hanya menggelengkan kepalanya.

**

Bel pulangpun berbunyi. Akhirnya. Aku membereskan semua buku buku yang ada ke dalam tasku. Kemudian dengan cepat ku keluarkan ponselku dan menelpon Pak Inda-- supir pribadi keluargaku untuk menjemputku di sekolah.

Setelah selesai menelpon Pak Inda, aku memutuskan untuk menunggunya di gerbang depan. Aku berjalan keluar kelas, tetapi baru beberapa langkah aku meninggalkan kelas, seseorang memanggilku dari belakang.

"Wait, Rachel!" Seru orang tersebut. Aku berbalik dan mendapati Harry berlari kecil ke arahku.

"What?" Balasku datar.

"Hm, apa kau ada waktu nanti sore?" Tanya nya.

"Pukul?" Balasku balik bertanya.

"Hm, pukul 5 kurang 15, mungkin?" Jawabnya.

Aku memikirkan apa yang akan ku lakukan pulang sekolah nanti. Setelah di pikir pikir, sepertinya aku tak melakukan apa apa nanti. Hanya berdiam diri di rumah, melamun, kemudian Violi mengejutkanku, lalu ia bertanya apa yang terjadi, lalu aku bercerita padanya dan ia menghiburku. Hal itu sudah menjadi rutinitasku.

"Hm, memangnya kenapa?" Ucapku.

Ia menarik nafas lalu membuangnya. "Kalau bisa, kutunggu kau di taman dekat rumahmu." Balasnya menggantung.

"Hmm?" Gumamku seolah memintanya untuk melanjutkan perkataannya.

"Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu. Okay, jam 5 kurang 15 tepat. Ku tunggu! Bye!" Serunya dan langsung berjalan meninggalkanku.

Aku hanya bisa menghela nafas dan berjalan menuju gerbang depan. Sambil berjalan, aku memikirkan sesuatu. Entah kemana tujuannya, aku tak tahu. Aku menyusuri koridor sekolah yang mulai sepi. Apa aku sudah telat pulang, huh?

Dan tiba tiba saja.

BRAKKK!

"Aw!" Rintihku kesakitan. Huh, aku terjatuh. Kali ini siapa yang menabrak atau ku tabrak? Aku menatap lurua ke depan dan mendapati Niall sedang berusaha berdiri dan merapikan buku bukunya.

"Gosh, Niall! I'm sorry. Aku tak berhati hati. Maaf, pikiranku lagi kacau." Ucapku spontan membantunya merapikan buku bukunya.

"Tak apa, bukan salahmu." Balasnya dingin dan kemudian berdiri mengangkat tumpukan buku buku tadi.

"Apa perlu ku bantu? Kau mau membawa buku buku ini kemana?" Tanyaku pelan, berharap ia tak membentakku.

"Tak usah, kau pulang saja. Aku bisa mengatasinya sendiri." Balasnya.

"Tak apa, biar ku bantu. Sepertinya aku juga belum di jemput." Cegatku lagi.

"No, Rachel. Aku bisa sendiri."

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang