Sorry for typo(s)
**
Rachel pov--Aku duduk termangu di tepi kolam renang, memikirkan kejadian tadi. Kejadian di mobil. Pertanyaanku di mobil. Pertanyaan yang semuanya di iyakan oleh Harry.
Berarti selama ini dia berakting seakan akan tak mengenali diriku, padahal ia mengenaliku? Dan bagaimana bisa Zayn tidak menyadari kalau dia adalah Harry?
Aku terus menggumamkan nama Harry sembari menciprat cipratkan kakiku pada air kolam renang.
"Hey, apa yang kau lakukan, Rachel?"
Aku mendongak dan mendapati Violi dengan piyamanya. Yeah, sekarang memang sudah menunjukkan pukul 18.30. Itu artinya sudah malam.
"Hanya menghirup udara segar untuk melupakan sejenak masalah masalah yang ada." Balasku.
"Berminat cerita?" Tanya nya.
"Sepertinya tidak sekarang, Vio." Balasku masih mencipratkan kakiku pada air kolam renang.
"Baiklah, sudah malam, Rachel. Ayo masuk. Kau belum makan malam dan minum obatmu." Seru Violi. Dia malah terlihat seperti Mom.
"Kau duluan saja. Aku masih ingin di sini."
"Kau yakin?"
"Yeah, lagipula bintang malam ini indah."
"Baiklah, ku tinggal." Ucap Violi dan segera melenggang pergi.
**
Violi pov--Aku segera menuju kamarku, setelah gagal mengajak Rachel untuk makan malam. Segera aku mengeluarkan ponselku dan mencari kontak seseorang.
Tut.
Tut.
Tut.
Oh ayolah, angkat.
Tut.
"Hallo."
"Finally kau mengangkatnya juga! Aku hanya ingin bertanya, apa kau tau apa yang terjadi dengan Rachel?" Tanyaku pada seseorang di sebrang telepon.
"Hah? Aku tak tahu. Emang apa yang terjadi dengannya?"
"Entahlah, ia sedang duduk di tepi kolam renang dan melamun. Aku sudah menawarkannya untuk bercerita, namun ia menolak."
"Lalu?"
"Aku mengajaknya makan malam dan minum obat, katanya ia akan menyusul. Ia terlihat seperti memikirkan sesuatu. Apa kau tak tahu apa apa?"
"Aku tak tahu apa apa, Vio. Tapi aku akan mencari tahunya."
"Baiklah, dan oh ya! Aku sempat mendengar ia bergumam beberapa kali."
"Apa yang ia ucapkan?"
"Mungkin nama seseorang?"
"Dan siapa dia?"
"Harry."
**
Rachel pov--Okay, sekolah lagi. Sekolah lagi. Kenapa harus sekolah terus? Kenapa tidak seminggu 2 kali saja. Huh, menyebalkan.
Aku menuruni tangga sambil menenteng tasku malas.
"Pagi, Rachel!" Sapa Violi.
"Hey, Violi." Balasku malas.
"Ada apa denganmu? Kenapa lesu sekali?"
"Ah tidak. Aku hanya malas sekolah. Di tambah lagi ada 2 jam pelajaran kimia hari ini. Huh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of the bad Experience -One Direction-
Fanfic[COMPLETED] 'Dari hidupku ini, aku bisa mengambil banyak pelajaran. Ada orang egois yang ternyata bisa melakukan apa saja, bahkan membunuh orang lain hanya karena mengikuti egonya. Ada orang yang aku sendiri tak mengerti apa yang terjadi dengannya...