Epilog

4.9K 559 172
                                    

'You'll always have a part of me.'

Sorry for typo(s)

**
Rachel pov--

"Apa kau gila, Richel? Kau dengan mudah memaafkan seorang bastard seperti Harry? Seorang yang sudah membunuh kedua orang tuamu? Seorang yang sudah secara tidak langsung merebut orang orang yang kau sayangi?" Keluh Zayn saat kami sedah dalam perjalanan menuju rumahku.

"Zayn, please. Ini pilihanku. Kau tadi dengar bukan penuturanku padanya? Kita harus memberikan kesempatan baginya untuk memperbaiki kesalahannya, Zay.."

"Oh gosh! Aku bisa gila. Kau benar benar seorang malaikat, Richel sayang. Aku sangat bangga memiliki seorang yang special sepertimu."

"Thanks, Zay."

Kami melewati perjalanan dengan bersenda gurau. Lumayan untuk melupakan sejenak duka yang ada. Hingga sampailah kami di rumahku. Aku menatap bangunan di depanku ini. Sekarang sudah berbeda. Tak ada lagi keceriaan di dalamnya. Semua sudah pergi.

Aku membuka pintu mobil. Terlihat Zayn yang terburu buru menyiapkan kursi rodaku.

"Tak usah, Zayn. Aku pikir aku bisa berjalan." Ujarku.

"Kau yakin?"

"Yeah, akan ku coba."

Perlahan aku turun dari mobil dan memijakkan kakiku ke tanah. Ada sedikit rasa nyeri di bagian luka bekas jahitan di dadaku.

"Apa kau yakin, sayang?"

"Yeah, Zay. Aku bisa." Balasku dengan tersenyum.

Perlahan aku memasuki rumahku. Aroma khas keluargaku langsung tercium setelah 3 langkah aku memasuki rumah. Aku berjalan masuk menuju kamarku. Sebisa mungkin aku tidak menatap foto foto atau benda benda yang menjadi kenangan dan mengingatkanku pada keluargaku.

Setibanya di kamarku, aku segera bergegas merapikan pakaianku ke dalam koper. Mengambil beberapa barang yang sekiranya harus di bawa. Toh aku bisa kembali lagi untuk mengambil barang yang memang tak akan ku gunakan dalam waktu dekat ini.

Aku membongkar ranselku yang ku bawa dari London. Mengeluarkan barang barang yang bisa di tinggal. Hingga aktivitasku terhenti saat aku meraih sebuah kotak musik.

Kotak musik dari Niall. Ya, aku sekarang tau siapa yang memberikannya. Aku memutarnya, lagu River Flows In You terputar dengan indahnya. Aku mendengarkannya. Kenangan kenanganku bersama Niall terputar kembali. Aku ingat saat aku tak bisa tertidur, Niall memainkan lagu ini dengan gitarnya. Ia sengaja mengulang permainannya hingga lebih dari 3 kali agar aku tertidur. Astaga, aku benar benar tak bisa melupakan semua itu.

Segera aku memasukkannya ke dalam koper. Benda ini akan menemaniku di saat aku tak bisa tidur lagi. Karena, tak ada lagi yang dengan suka rela akan memainkan lagu ini dengan gitar kesayangannya dan di ulang hingga lebih dari 3 kali.

Setelah semua beres. Aku duduk di kasurku. Mengecek ponsel yang sudah beberapa hari ini tak ku gunakan. Banyak pesan masuk di dalamnya. Aku membukanya satu per satu. Pesan pesan baru rata rata berisi soal Niall dan Nichole. Aku berusaha membalasnya satu per satu tanpa menitihkan air mata.

Hingga aku sampai pada deretan pesan sekitar seminggu yang lalu. Ada 2 pesan dari Zayn. Di kirimkan di hari saat aku di rawat di rumah sakit. Beberapa hari sebelum aku menjalankan operasi. Tapi untuk apa Zayn mengirimku pesan?

Merasa penasaran, aku membukanya. Sebuah voice note. Pesan pertama hanya sebuah kalimat 'Test, it's not Zayn.'

Segera aku memutar voice note tersebut. Betapa terkejutnya saat aku mendengar suara seseorang yang tengah berbicara di dalam voice note ini.

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang