Day 45 - "Anonymous."

2.9K 450 75
                                    

TAP VOTE YHAA! THANKYOUU.

Sorry for typo(s)

**
Rachel pov--

Aku terbangun di atas tempat tidurku. Pukul 20.00. Hey, terakhir kali aku bangun, aku.. Zayn? Ya, aku bersama Zayn. Aku berada di punggungnya. Aku menyikap selimutku dan bangkit keluar kamar.

Tujuan pertamaku adalah ke dapur. Sungguh aku sangat lapar. Semoga saja ada makanan. Aku melihat atas meja. Hufft, syukurlah. Ada seporsi salad dengan potongan daging asap di atasnya. Dengan cepat aku melahap salad tersebut.

"Terbangun, huh?" Tanya seseorang sembari duduk di depanku.

"Yeah, aku sangat lapar." Balasku.

"Kau tahu makanan siapa atau siapa yang memasak makanan yang kau makan?" Tanya Violi.

"Entahlah, Bi Ijeng? Atau kau? Aku tak peduli. Aku lapar." Balasku santai sembari terus memasukkan sesendok smoke beef.

"Okay, fyi yang masak Zayn. Untuk mu."

Uhukk.

"Whatt?" Tanyaku terkejut. Tentu saja.

"Why?" Balas Violi kembali bertanya. "Bukannya enak di masakin your prince. Yah, walaupun your second prince."

"Prince? Zayn? Prince? Noo!!" Seruku.

"Why not? Dia tampan, dan sepertinya ia menyukaimu. Kenapa kau tak peka, Rachel?"

Zayn menyukaiku? Apa itu benar?

Aku mendengus. "Tak mungkin. Kami hanya sahabat."

"Tak ada yang tidak mungkin, Rachel."

"Terserahmu lah." Balasku malas.

"Bagaimana dengan Harry?" Tanya Violi.

"Harry? Kenapa?"

Violi mendengus. "Apa dia sudah kembali?"

"Kembali? Belum."

"Sebenarnya kemana ia?" Tanya Violi lagi.

"Aku tak tahu, Vio."

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Jika pertanyaan itu tidak aneh dan susah, aku akan menjawabnya."

"Apa kau benar benar mencintainya? Em maksudku, kau baru bertemu dengannya, tetapi kau langsung menerimanya begitu saja. Dan bahkan saat dia pergi kau terlihat biasa saja."

"Pertanyaan yang aneh. Maka akan ku jawab dengan jawaban aneh juga." Aku memasukkan selada terakhir ke mulutku. "Jawabannya adalah, perasaanku.. Aku mencintainya. Tentu saja! Dan ku rasa tak ada salahnya menerimanya, walaupun aku kurang yakin dengan itu. Dan kau kan tahu, bahwa ia adalah cinta pertamaku yang selama ini kutunggu."

"Okay, jangan salah dengan perasaanmu, Rachel. Berhati hatilah."

"Hey, itu terkesan mengerikan kau tahu."

Violi menyeringai. "Haha, hanya mengingatkan."

"Omong omong kau tak sedih Harry pergi? Sudah memasuki 1 bulan. Ku rasa ia kabur lagi." Ujarnya.

"Tolong jangan membuatku semakin panas, Vio. Aku sedang mencoba berpikir positif."

"Hufft, baiklah."

**

"Yayaya, Nic. Aku akan mencoba." Ucapku pada telepon sembari berjalan menuju halte.

"Iyaa, tetapi sepertinya tak akan mudah, Nic."

Because of the bad Experience -One Direction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang