7. Ungkapan Cinta

186 7 1
                                    

Bel istirahat berbunyi seluruh anak di sekolah bersorak dan buru-buru mengemasi barang-barang mereka kedalam tas. Nayyara dan kedua temannya itu keluar dari kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah.

"Nay lo pulang sama siapa?" tanya Mely.

"Nanti suami gue jemput sekalian mau ke makam" jawab Nayyara santai.

"Kayaknya makin deket ajah lo" ucap Dinda.

"Engga lah lagian gue terpaksa ajah nikah sama dia dan gue ga cinta sama dia" jawab Nayyara enteng.

"Lama-lama juga lo bakalan cinta Nay" ucap Dinda.

"Gamau gue Amit-amit dah" ucap Nayyara sambil memukul pelan kepalanya.

"Ya udah gue duluan ya guys" ucap Dinda yang sudah di jemput.

"Iya sama gue juga duluan" ucap Mely sama lalu meninggalkan Nayyara sendiri di dekat gerbang sekolahan mereka.

Nayyara mengganggu lalu melambaikan tangan kepada kedua sahabatnya itu. Lalu dia menunggu suaminya itu menjemput di pinggir jalan depan sekolah.

"Mau aku anter pulang Nay?" Tanya Arga yang sedang berada di atas motor.

"Gausah Vin suami aku mau jemput, sekalian mau ngunjungi makam ayah" ucap Nayyara menolak lembut ajakan Kevin.

"Bener..." Belum selesai berucap suara klakson memutus ucapan Kevin.

"Nay ayo" ucap Arga turun dari mobil dan menghampiri Nayyara.

Lalu Arga membuka kan pintu mobil lalu tangan satunya menjaga di atas kepala Nayyara agar dia tidak terbentur bagian atas mobil. Setelah Nayyara duduk Arga lalu memakaikan nya sabuk pengaman. Nayyara cuma diam di perlakukan seperti itu.

"Jadi ke makam kan?" tanya Arga yang baru saja masuk mobil di kursi pengemudi.

Nayyara hanya mengangguk lalu mobilpun melesat dari situ meninggalkan Arga yang masih diam di atas motor nya.

***********

Setelah perjalanan sekitar setengah jam mereka sampai di kawasan pemakaman elite yang ada di pusat kota.

"Ayah, aku datang berkunjung" ucap Nayyara lalu memegang nisan ayahnya itu.

Lalu dia menaburi bunga dan air mawar yang dia beli didepan pemakaman lalu Nayyara kembali memeluk nisan ayahnya itu.

"Ayah aku mau ngasih tau kalo aku udah menuhin keinginan ayah, ayah suka kan"

'tapi aku ga cinta sama dia ayah walaupun mas Arga baik tapi aku udah cinta sama laki-laki lain' batin Nayyara di dalam hati.

"Semoga ayah tenang di sana gausah khawatir putrimu di sini udah kuat kok udah bisa jaga diri sendiri"

"Iya Nayyara aman bersama saya yah, saya sangat mencintainya dan saya akan menjaganya dengan segenap jiwa raga saya"

Ucap Arga.

Air mata yang dia tahan akhirnya tak terbendung "maafin Nayyara ayah mungkin Nayyara belum bisa jadi Putri yang baik dan banggain ayah, tapi Nayyara janji akan bikin ayah bangga di sana walaupun ayah udah ga ada di sini"

Arga yang melihat tangisan Nayyara teringat dirinya dulu juga seperti ini saat di tinggal orang tuanya. Dia paham rasa sesak dan sedihnya dan sekarang Nayyara merasakan itu.

Arga ikut berjongkok lalu memegang kedua bahu Nayyara sambil mengusapnya.

"Jangan sedih ya, kamu itu anak kebanggaan ayah kamu tau" mendengar itu Nayyara lalu menengok kebelakang.

"Ayah kamu itu selalu cerita tentang kamu, mulai kamu juara kelas sampai menang olimpiade, dan dia terlihat begitu bahagia memiliki kamu"

Nayyara sedikit terkejut, ayahnya selama ini ternyata sering membicarakannya kepada suaminya ini. Sedekat itu kah mereka, pantas Arga tidak menolak pernikahan ini.

"Sudah ya cantiku ini gaboleh sedih keliatan jelek tau" ucapnya mengusap air mata di pipi Nayyara. Mendengar itu Nayyara sewot lalu memukul tangan suaminya itu.

"Biarin, lagian kamu bilang jelek aku ga peduli"

Arga tertawa melihat raut wajah Nayyara yang marah dan tentunya bibir yang di buat manyun membuat dirinya semakin tidak sabar menaklukkan cinta Nayyara.

**********

Sekarang mereka ada di parkiran basemen apartemen, di perjalanan Nayyara diam tak mengeluarkan satu katapun.

Lalu Nayyara keluar dari mobil meninggalkan suaminya itu yang masih menarik rem tangan mobil lalu keluar mengejar Nayyara.

Sampai di lift buru-buru Arga menekan tombol lantai paling atas.

"Bukannya apartemen kamu lantai lima?" tanya Nayyara bingung.

"Ada sesuatu yang mau mas tunjukkin sama kamu sayang" ucap Arga sambil tersenyum.

"Ada apa sih mas" tanya Nayyara kepo. Dia penasaran kenapa suaminya itu mengajaknya ke lantai paling atas.

Arga hanya diam sampai lift berada paling atas gedung tersebut. Setelah sampai Arga keluar dari lift lalu menuntun Nayyara menuju roof top.

"Ngapain kita kesini mas aku cape mau istirahat" ucap Nayyara bingung kenapa dia di bawa ketempat ini.

"Liat matahari terbenam" ucap Arga tersenyum.

Nayyara melongo dia kira ada sesuatu yang penting, rupanya hanya mau liat matahari terbenam.

"Ga penting" ucap Nayyara sewot.

"Coba liat dulu itu" ucap Arga lalu meraih kepala Nayyara untuk menghadap ke langit tempat di mana matahari berada.

Suasana langit cerah berwarna jingga dan sedikit berawan yang berwana keunguan. Benar-benar indah, Nayyara baru menyadari langit kota nya bisa secantik ini dari sini. Sangat jelas matahari yang sebentar lagi hilang di balik cakrawala.

"Indah bukan, sama seperti kamu indah" ucap Arga membuat Nayyara menoleh.

"Pertama kali aku ketemu kamu aku langsung jatuh cinta sama kamu, entah kenapa bisa tiba-tiba namun perasaan di dalam sini mengatakan bahwa aku cinta sama kamu" ucap Arga lalu menjeda ucapnya.

"Dari dulu aku hanya dengar tentang kamu dari ayah kamu, ayah kamu menceritakan semuanya mulai dari kebiasaan kamu, kesukaan kamu, terus hal yang kamu benci dan cita-cita kamu yang ingin jadi dokter"

Dokter adalah cita-cita Nayyara sejak kecil walaupun dulu sebatas melihat anak-anak lain yang ingin jadi dokter yang membuat dirinya juga ingin. Namun beranjak dewasa dia mulai yakin dengan cita-citanya itu. Dia ingin sekali bisa membantu orang lain yang sedang sakit dan juga membantu orang-orang miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan.

"Jadi mulai sekarang aku akan bikin hidup kamu bahagia bersama ku" ucap Arga dengan tatapan yang membuat Nayyara terpesona.

"Eh itu mataharinya udah hampir tenggelam" tunjuk Arga membuat Nayyara kembali melihat ke arah matahari itu.

Selang beberapa saat matahari tenggelam dan Nayyara merasakan sesuatu yang melingkar di lehernya.

"Ini apa mas?" tanya Nayyara sambil memegang sebuah kalung yang baru saja melingkar di lehernya.

"Itu hadiah buat kamu, jangan di lepas ya sama kaya cincin pernikahan kita" ucap Arga lalu menangkup kedua pipi Nayyara dengan tatapan yang membuat Nayyara panas dingin melihatnya. Nayyara seketika mematung dan tidak bisa berkata-kata lagi.

"Nay, walaupun pernikahan ini bagimu cuma sebatas menuhin amanah ayah dan kamu tidak mencintaiku sekarang , tapi rasa cinta ku itu nyata untukmu dan aku akan buat kamu cinta kepada ku"

"I love you Nayyara Kayla" ucap Arga memajukan bibirnya lalu menempelkannya ke bibir Nayyara.

Bersambung...........

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang