14. Pergulatan di Sekolah

99 6 1
                                    

Perasaan Nayyara menjadi khawatir karena isi pesan itu seperti menyindir dia.

'apa jangan-jangan ada orang lain yang tau kalo gue udah nikah,bisa bahaya ini tapi siapa? Mana nomor tidak di kenal lagi' batin Nayyara lalu mencoba menghubungi nomor itu tapi ternyata nomor itu langsung tidak aktif.

'Kalo sampai banyak orang yang tau bisa-bisa di DO gue' batinnya semakin khawatir.

Tiba-tiba bel masuk berbunyi membuat Nayyara tersadar dari pikirannya. Lalu dia buru-buru menuju kelasnya.

"Aduh gue lupa lagi ini kan kelasnya Bu Susan yang super duper cerewet" ucapnya panik. Bu Susan adalah guru fisika, dia termasuk salah satu guru killer di sekolah ini.

"Masuk ga ya, tapi ga masuk nanti tambah masalah" Lalu dia perlahan mengetuk pintu kelasnya yang rupanya sudah tertutup dan perlahan membukanya.

"Maaf bu saya telat" ucapnya tersenyum sambil berjalan menghampiri Bu Susan.

"Bagus ngerasa udah pinter jadi kamu seenaknya sendiri masuk kelas" ucap Bu Susan dengan nada menyindir.

"Eee....saya tadi ada urusan di kelas sebelah jadi telat bu"

"Yasudah sana lanjutin urusan kamu di kelas sebelah dan jangan masuk ke kelas ibu"

"Ta- tapi bu urusan saya udah selesai kok"

"Engga ada tapi-tapian, Uda sana kamu keluar" ucap Bu Susan dengan nada tinggi.

Bu Susan memang sangat kejam terhadap para murid yang melanggar aturan mau itu murid pintar atau bodoh selagi melanggar akan di beri hukuman yaitu di larang ikut kelas hari itu juga.

"Tapi Bu hari ini ujian kan, nanti saya ga ikut gimana nanti nilai saya kosong dong"

"Saya ga peduli, kamu yang butuh nilai bukan saya"

"Ayolah Bu, masa tega sama saya nanti rekor ranking saya turun Bu"

"Itu akibat dari kamu melanggar aturan"

"Ayolah Bu, saya mohon saya janji ini yang terakhir, saya tidak akan melanggar aturan Ibu lagi, ya Bu guru cantik" bujuk Nayyara dengan muka memelas.

Bu Susan tanpak berpikir sejenak "yasudah kamu boleh ikut ujian, tapi kamu hormat bendera di lapangan selama satu jam"

"Hah.. sejam Bu? Tapi waktu ujiannya?" tanya Nayyara kaget.

"Ujian ini waktunya dua jam, nanti setelah satu jam kamu balik kekelas buat ngejain soal ujian"

"Berarti saya ujian cuma di beri satu jam?"

"Iya kamu kan pintar jadi ga masalah kan? Saya udah kasih kamu keringanan jadi jangan membantah lagi" ucap Bu Susan tegas.

Mau ga mau Nayyara menuruti hukuman yang di beri oleh gurunya itu dan segera menuju lapangan.

Panas terik matahari membakar kulit Nayyara, namun dia tetap hormat kepada sang merah putih. Keringat bercucuran tapi tidak membuat Nayyara menyerah karena setengah jam lagi dia bisa masuk kelas.

Banyak siswa siswi yang sedang olahraga di lapangan menonton Nayyara yang di hukum seperti itu. Bisik-bisik suara terdengar membicarakan Nayyara gadis paling pintar di sekolah ini yang sekarang kena hukuman. ya walaupun sudah beberapa kali juga Nayyara mendapatkan hukuman akibat kenakalannya dulu.

Setengah jam kemudian Nayyara selesai dengan hukumannya itu, Bu Susan meminta untuk segera mengerjakan soal karena waktunya tinggal satu jam lagi.

Nayyara berusaha keras mengerjakan semua soal fisika itu yang penuh dengan angka-angka dan rumus tersebut. Akibat di jemur membuat kepalanya panas dan sekarang tambah panas lagi karena soal fisika yang rupanya begitu rumit.

Tapi Nayyara membuktikan bahwa dia memang murid yang pintar karena di waktu yang sama ketika waktu ujian berakhir dia juga sudah menyelesaikan semua soal.

"Nayyara ayo kumpulkan" ucap Bu Susan.

"Iya Bu, ini sudah selesai" ucap Nayyara sambil berjalan menuju Bu Susan dan menyerahkan hasil ujian.

Lalu Bu Susan melihat hasil jawaban Nayyara sekilas "kamu jawab semua soal? Kamu ga nyontek kan atau dikasih jawaban sama yang lain? tanya Bu Susan curiga.

"Astaghfirullah Bu, itu murni saya yang ngerjain saya ga nyontek apalagi dapet jawaban dari yang lain. Masa ibu masih ngeraguin kemampuanku selama ini" ucap Nayyara dengan nada sedih.

"Yasudah saya percaya, tapi inget jangan lakuin kaya tadi lagi"

"Baik Bu" ucap Nayyara tersenyum sambil mengangkat jempolnya. Setelah itu Bu Susan langsung keluar kelas.

"Nay gimana udah selesai semua kan?" tanya Dinda menghampiri Nayyara.

"Maaf ya ga bisa bantuin soalnya kalo ketahuan bisa mampus gue" ucap Mely juga.

"Aman pokoknya, kalian ga usah khawatir,kalian jangan ngeraguin kemampuanku dong" ucapnya tersenyum.

"Iya iya Nayyara, otak lo itu terlalu pintar" ucap Dinda.

Mendengar itu membuat Nayyara terkekeh "Ke kantin yu laper banget, tenaga gue abis banyak gara-gara tadi"

Lalu ketiganya berjalan menuju kantin sekolah.

Sesampainya nya di sana kondisinya penuh sesak dengan siswa yang sedang mengantri makanan dan minuman.

Lalu Nayyara mencoba berjalan di antara kerumunan orang itu namun tiba-tiba dirinya menabrak seseorang.

Baju Nayyara habis kotor dengan kuah bakso yang tumpah ke badannya.

"Lo kalo jalan lihat-lihat, jadi tumpah kan bakso gue" ucap kasar cewe itu.

"Bukannya yang harusnya marah itu gue, liat baju gue jadi kotor" ucap Nayyara ngegas.

"Terus gue yang salah gitu? Udah jelas-jelas gue lagi bawa makan susah malah lo tabrak, punya mata ga lo"

Entah mengapa perasaan Nayyara menjadi sangat marah, mungkin hari ini perasaan menjadi kesal gara-gara kejadian tadi pagi. Dan di tambah dengan kejadian ini membuat amarah Nayyara tidak bisa di bendung lagi.

"Lo yang punya mata apa enggak, udah tau jalan bawa makanan ga ati-ati"

"Heh jangan mentang-mentang lo murid paling pinter jadi belagu gini, ooohhh gue tau lo sering buat masalah gara-gara ga punya ibu"

Plakkk

Nayyara yang kepalang kesal akhirnya menampar cewe tersebut, dia ga peduli dia itu kakak kelas atau siapapun, masalahnya dia sudah berani-berani membawa orang tua Nayyara

"Dasar cewe kurang ajar" teriak cewe itu lalu balik menampar Nayyara, lalu dia juga menjambak rambut Nayyara.

Nayyara tidak tinggal diam dan balik menjambak rambut cewe tersebut dan sesekali memukul dan menendang.

Pergulatan antara dua cewe itu menjadi tontonan di kantin tersebut dan tidak ada inisiatif membubarkan keduanya.

Sampai akhirnya Nayyara mendorong keras cewe tersebut membuat dia terjungkal kebelakang. Kepala cewe itu membentur keras meja membuat darah segar mengucur sedikit dari kepalanya.

Melihat hal itu membuat Nayyara tersadar dari emosinya lalu Nayyara terduduk lemas melihat perbuatannya kepada cewe itu.

Tak lama kemudian beberapa guru datang membelah kerumunan siswa yang rupanya sangat banyak itu.

"Nayyara apa yang kamu lakukan kepada Siska" ucap pak Bambang guru BK sekolah ini.

"Maaf pak saya tidak sengaja" ucap lirih Nayyara dengan matanya kini berkaca-kaca.

"Kalo sampai terjadi sesuatu sama Siska kamu bisa di keluarkan dari sekolah ini"

Bersambung..........

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang