Wajah Nayyara begitu cantik di mata Novan. Walaupun rambut kecoklatannya tergerai menutupi sebagian wajahnya tapi Novan masih melihat dengan jelas wajah yang begitu dekat dengan wajahnya.
"Kakak tidak apa-apa?" tanya Nayyara namun Novan masih terpaku dengan wajah Nayyara.
"Kakak ada yang sakit?" Kembali Novan tidak merespon pertanyaan Nayyara. Posisi Nayyara juga masih di atas Novan.
"Copet...copet....copet" terdengar teriakan ibu-ibu dari kejauhan mendekat ke arah sini "itu copetnya tolong tangkap" tunjuk ibu itu ke orang yang baru menabrak Novan dan Nayyara.
"Kak orang ini copet tolong bantu tangkap" pinta Nayyara pada Novan namun Novan masih belum sadar. Nayyara mencoba untuk bangun dari atas tubuh Novan. Copet itu juga hendak kabur lagi setelah bangkit karena sama-sama tersungkur ke lantai waktu bertabrakan.
"KAAAAKK ITU COPETNYA MAU KABUR" teriak Nayyara pada akhirnya membuat Novan tersadar. Namun si copet sudah berlari kabur.
Dengan sigap Novan langsung berlari mengejar pencopet itu. Aksi kejar-kejaran Novan dan pencopet itu berada di tempat keramaian namun tidak ada orang yang membantu untuk menangkap pencopet itu.
Banyak sekali barang-barang yang di lempar pencopet itu untuk menghalangi Novan namun Novan bisa menghindari berbagai macam rintangan itu.
Dengan lari yang sangat kencang Novan akhirnya dia berhasil menangkap pencopet itu dan langsung menguncinya agar tidak bergerak. Novan juga langsung mengamankan tas yang di copet nya. Rupanya ada beberapa orang yang mengejar pencopet ini, ketika mendekat mereka hendak langsung menghakimi pencopet ini, namun Novan langsung menghentikan aksi main hakim itu.
"Sebaiknya di bawa ke kantor polisi saja, jangan pada main hakim sendiri" Novan mencoba menenangkan para masa agar tidak ikut menghakimi pencopet ini.
"Tapi orang seperti ini harus di beri pelajaran agar kapok" ucap salah seorang dengan nada yang begitu emosi.
"Kita negara hukum ada tempat orang-orang seperti ini mendapat hukuman, biar mereka saja yang menghukum orang ini. Kita sebagai warga negara tidak sepantasnya melakukan main hakim sendiri"
"Baiklah mas kita bawa ke kantor polisi saja" ucap salah satu orang lalu beberapa orang menyeret pencopet itu.
"Ah makasih mas udah menangkap pencopet itu" ucap ibu-ibu yang kecopetan tadi.
"Iya sama-sama bu ini tas ibu" ucap Novan sambil menyerahkan tas milik ibu itu. Ibu itu tampak mengambil sesuatu dalam tas itu.
"Ini tolong terima ya sebagai ucapan terimakasih saya karena sudah menolong saya"
"Tidak Bu terimakasih saya menolong ibu ikhlas" tolak Novan halus.
"Tapi saya tidak enak kalo tidak memberikan sesuatu untuk berterimakasih"
"Tidak usah repot-repot Bu saya menolong ibu ikhlas tanpa imbalan"
"Gini aja kalo mas perlu bantuan apapun bisa hubungi saya di kartu ini" ucapnya sambil menyodorkan sebuah kartu nama.
"Baiklah Bu"
"Kalau begitu saya pamit dulu, terimakasih" ucap ibu itu lalu pergi dari tempat itu.
"Kakak nggak apa-apa?" tanya Nayyara setelah tadi berlari menyusul Novan.
"Iya kak gimana copetnya?" tanya Dinda dengan nafas yang terengah-engah. Dia ikut menyusul bersama dengan Melly juga.
"Saya nggak apa-apa kok Nay, kamu juga nggak apa-apa kan ada yang luka? soal tabrakan tadi kenceng banget" Novan kembali teringat dengan Nayyara apakah dia terluka atau tidak.
"Aku aman kak" jawab Nayyara.
"Bentar kok kak Novan ngomongnya jadi santai banget ke Nayyara. Biasanya kakak panggil dia Nyonya atau nona" ujar Dinda bingung. Nayyara dan Novan terdiam sejenak.
Akhirnya Nayyara membuka suara "Oh itu gue minta kak Novan biar lebih santai aja kalo ngomong sama gue. Biar ga kaku-kaku amat jadi gue bisa nyaman aja kalo di kawal"
"Ohh begitu" Dinda sambil mengangguk paham "yaudah yuk lanjut belanja lagi" ajak Dinda.
***********
Setelah puas berbelanja di Joger dan juga makan siang terlebih dahulu di sekitar tempat itu, rombongan study tour ini sekarang menuju ke Tanjung Benoa. Di sana mereka bisa bermain berbagai macam wahana air dan juga bisa melihat konservasi penyu. Kurang lebih setengah jam mereka akhirnya sampai di lokasi.
Kak Novan langsung memerintahkan semuanya untuk terlebih dahulu melihat konservasi penyu yang berada di sini. Di tempat ini juga terdapat berbagai macam hewan seperti monyet, ular, burung elang, burung kakak tua, dan kelelawar.
"Mau coba pegang gak?" tanya Novan pada Nayyara untuk memegang seekor penyu besar yang ada di hadapan mereka.
"Emangnya boleh kak?" Tanya Nayyara polos.
Novan terkekeh mendengarnya "boleh lah sekedar pegang dia, asalkan jangan dibawa balik" Novan lalu mengangkat penyu yang berukuran raksasa itu dan menyerahkannya pada Nayyara.
"Kak aku takut"
"Udah tinggal pegang aja ini" akhirnya Nayyara mencoba memegang penyu itu.
"Kak ini berat banget aku ga kuat" Nayyara takut jika malah menjatuhkan penyu tersebut. Kemudian Novan mengambil kembali penyu itu.
"Keberatan ya? Maaf, itu aja deh yang masih kecil-kecil" tunjuk Novan pada bak penampungan berisi tukik-tukik kecil.
"Ihh lucu banget kalo masih kecil-kecil gini" kemudian Nayyara mengambil salah satu tukik "kak yang ini bawa balik boleh nggak buat di taruh di rumah" tanya Nayyara polos.
"Nggak boleh Nayyara tadi saya udah bilang kan?"
"Hehehe" kekeh Nayyara.
Setelah semuanya puas bermain di penangkaran penyu itu mereka semua berpindah tempat ke area water sport.
"Sekarang kalian bebas bermain semuanya di sini sepuasnya. Nanti jam lima sore kalian semua harus sudah berkumpul di sini kembali, mengerti semuanya?"
"Iya kak" jawab semuanya kompak dan langsung berpencar untuk bermain permainan yang mereka sukai.
"Nay ikut naik banana boat yuk sama kak Novan juga" ajak Dinda dan Melly.
"Tapi aku males sebenarnya main air lagi"
"Udah di jamin seru deh"
"Ya udah, kakak ikut ya" Novan hanya mengangguk menyetujuinya.
Akhirnya mereka berempat bersiap-siap memakai perlengkapan untuk menaiki banana boat itu. Dinda duduk di depan di lanjut Melly, Nayyara dan terakhir Novan.
Perlahan banana boat itu ditarik oleh perahu kecil, lama kelamaan kecepatannya meningkatkan. Nayyara langsung memegang pegangan erat agar tidak terjatuh. Kedua temannya itu malah bersorak kegirangan tanpa berpegangan. Setelah berputar-putar cukup lama, tiba-tiba perahu berbelok tajam yang mengakibatkan semuanya jatuh kecuali Novan yang masih bertahan di atas banana boat.
"Kak Novan masa ga jatuh curang" teriak Dinda.
"Iya nggak seru ah" imbuh Melly.
"Kalian aja yang nggak pegangan kuat" ejek Novan.
Tiba-tiba Nayyara berteriak "kak tolong kaki aku keram"
"Nayyara kamu keram?" Novan benar-benar panik karena jarak Nayyara yang jauh dengan dirinya dan juga Dinda serta Melly. Walaupun Nayyara memakai jaket pelampung tetap saja Novan sangat khawatir.
"Nay lo keram kaki?" Teriak Dinda dan Melly bersamaan.
"Tolongin gue kayak jaket pelampungnya bocor" hal itu membuat Novan sangat panik. Dan Nayyara perlahan tenggelam ke bawah air.
Bersambung..................
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANAYYA
RomanceNayyara adalah seorang gadis yang baru saja di tinggal pergi ayahnya dan ayahnya memberi amanah untuk menikah dengan orang yang dia panggil tuan Muda. Awalnya Nayyara menolak karena ayahnya meninggal karena melindungi orang itu dan Nayyara juga suda...