10. Obat Palsu

143 7 1
                                    

Pukul 4 sore Arga sampai di hotel tempat menginapnya di Bandung untuk sementara waktu. Sekarang dia akan beristirahat dulu sebelum besok menemui korban-korban yang keracunan obatnya.

Sekarang dia sedang berada di restoran hotel tersebut bersama sekertarisnya.

"Van kamu udah cek dimana saja korban di rawatkan?" tanya Arga kepada sekertaris itu.

Novan di minta ikut dengannya untuk membantunya mengurusi masalah disini karena Novan satu-satunya orang yang di percaya selain Dika selebihnya Arga akan tetap waspada bisa saja orang-orang di dekatnya sebenarnya berbahaya.

"Iya tuan, saya sudah buat daftar semua korban dimana mereka dirawat, ada beberapa rumah sakit yang tersebar di Bandung" ucapnya sambil menunjuk iPadnya yang berisi daftar para korban.

"Apa ada korban meninggal?"

"Belum ada kabar yang meninggal tuan, gejala yang mereka alami itu sesak nafas dan pusing kepala yang luar biasa"

"Syukur lah, hasil laboratorium belum keluar?"

"Besok hasilnya baru bisa keluar tuan"

"Saya mau jangan banyak media yang menulis tentang peristiwa ini sampai masalah ini terselesaikan"

"Baik tuan saya akan mengurusnya"

"Oh iya, kamu sudah kasih penjaga buat istri saya kan?"

"Sudah tuan, menurut info nona membawa teman-temannya ke apartemen. Cuma dua orang wanita, saya sudah tau identitasnya meraka adalah anak dari pak Pratama dan pak Wijaya"

Arga mengenal baik kedua orang tua teman istrinya itu. Mereka berdua adalah teman bisnisnya jadi Arga tidak terlalu khawatir.

"Ya sudah kamu suruh orang kamu tetap awasi, hal sekecil apapun harus dilaporkan karena musuh juga mengincar istriku"

Teror di hari pernikahannya itu terus membuat Arga khawatir akan keselamatan Nayyara. Sampai terjadi sesuatu pada Nayyara dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaganya.

**********

Sehabis makan Arga dan juga Novan naik kelantai atas hotel tersebut dan masuk kamar masing-masing.

Arga akan beristirahat untuk besok karena jadwalnya padat. Pagi-pagi sekali Arga harus mulai datang ke salah satu rumah sakit, Novan sudah menjadwalkan kunjungan Arga dari pagi sampai sore di beberapa rumah sakit.

Setelah masuk kedalam kamar Arga langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan menutup matanya sejenak.

Pikirannya benar-benar kacau, memikirkan bahaya yang bisa saja datang kepada dia dan juga Nayyara.
Arga seratus persen yakin bahwa kejadian obat ini penyebab adalah orang yang dulu membakar rumahnya itu.

Walaupun dalang dari kejadian itu sudah mati di tangan kakaknya, tetap saja pasti ada anak buah atau ada dalang lain yang masih hidup. Kemungkinan itu besar melihat serang teror semenjak dirinya mengelola perusahaan keluarganya.

Tak mau berlarut-larut dalam pikirannya, Arga memutuskan untuk mendinginkan kepalanya dengan air dingin. Lalu dia bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dia ingin menelpon istirahat sebelum dia tidur. Namun ternyata istrinya lebih dahulu menelpon nya membuat Arga tersenyum.

Namun senyum itu hilang setelah Nayyara menceritakan tentang teror yang dialaminya. Kembali perasaan Arga menjadi gelisah dan segera menghubungi Novan.

"Van barusan istri saya dapet teror di apartemen, anak buah kamu gimana sih kerjanya, tadi ada yang ngirim kotak isinya bangkai tikus, saya ingin tau siapa pengirimnya pokoknya kali ini cari sampe dapat"

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang