49. Evolusi Black Ice

49 2 1
                                    

Novan kini tengah duduk di depan ruang rawat Novan. Dia sengaja keluar agar Nayyara lebih bebas berduaan dengan Arga di dalam.

Sekarang dia memikirkan pelaku yang menabrak tuannya hari itu. Sesudah menabrak dia langsung kabur begitu saja. 2 hari anak buahnya dan polisi mencari keberadaan namun belum membuahkan hasil. Susah sekali menemukan keberadaan.

Novan berpikir sepertinya kejadian kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa. Melainkan kecelakaan yang di sengaja, ada yang berniat mencelakakan tuanya. Kalau tidak begitu tidak mungkin orang yang menabrak tuannya sulit di temukan kalau tidak di lindungi oleh orang yang berkuasa disini.

Hal ini masih jadi kecurigaannya namun firasatnya ini tidak mungkin salah.

"Hai Novan." Sapa seseorang yang menghampirinya.

"Alice ada apa kesini." Novan masih saja ketus dengan wanita tersebut. Tapi memang pada dasarnya dia bersikap kesemua orang yang dia tidak suka.

"Aku hanya ingin menjenguk Arga. Tadi aku bertanya pada Nayyara dan dia menjawab kalo Arga sudah di pindah ke ruang rawat." Ucap Alice. Karena waktu tadi dia menanyakan kondisi Arga pada Nayyara. Dia bilang kalau Arga sudah di pindahkan keruang rawat namun kondisinya koma.

"Baiklah kamu masuk saja sana." Ucap Novan seraya menghembuskan nafasnya. Novan sebenarnya masih curiga dengan Alice ada sesuatu namun untuk sekarang dia hanya akan memantau hal-hal yang akan di lakukan Alice.

Tak berselang lama datang lagi seseorang menghampiri Novan.

"Van gimana kondisi Arga." Tanya Dika yang baru bisa terbang kesini di karena banyak nya pekerjaan yang tidak bisa di tinggal di perusahaan.

"Seperti yang saya jelaskan, kondisinya sedang koma. Kalau pak Dika ingin menemuinya silah masuk saja kedalam."

Akhirnya Dika pun masuk kedalam ruang rawat Arga. Novan tidak masuk di karenakan tidak boleh banyak orang yang ada di dalam ruangan tersebut agar tidak menggangu kondisi Arga.

Nayyara tiba-tiba keluar dari dalam.

"Nay kenapa kamu keluar?" Tanya Novan.

"Aku lapar kak pengen beli makan."

"Biar saya saja yang membeli makanan kamu tunggu saja disini."

"Aku juga ingin beli beberapa keperluan sendiri kak."

"Biar saya saja yang beli Nay. Kamu tunggu di dalam aja temani tuan Arga."

"Aku beli sendiri aja lagian di dalam sudah ada Alice dan kak Dika."

"Ya sudah tapi saya antar kamu. Tidak ada protes." Putus Novan pada akhirnya.

******

Setelah makan dan membeli keperluan Nayyara, mereka kembali ke ruang rawat Arga.

Nayyara pun masuk dan Novan memutuskan menunggu saja di depan ruangan.

Tak berselang lama Dika keluar dari ruangan itu.

"Kata Nayyara Arga belum ada kepastian Arga bangun. Jadi menurut mu bagaimana Black Ice sudah semakin banyak memakan korban dan kini Arga berhasil membuat penawar nya. Saya tadi sudah bertanya pada Alice yang juga mengetahui tentang penawar tersebut. Sebaiknya kita segera memproduksi penawar itu agar bisa mencegah lebih banyak korban." Ujar Dika.

Sebenarnya ada perasaan yang mengganjal tentang masalah ini namun dia juga tidak punya pilihan lain. Banyak nyawa yang mungkin bergantung dengan penawar ini. Tuannya selama ini juga berkerja mati-matian untuk membuatnya. Mungkin jika sekarang tuannya itu sadar pasti dia menyuruh agar memproduksi penawar itu dengan segera.

"Ya kita tidak punya pilihan lain, sebaiknya kita langsung memproduksi penawar itu." Ucap Novan pada akhirnya.

"Baiklah tapi sebelum itu saya akan melakukan uji coba terlebih dahulu, Alice mengatakan bahwa Arga cuma menyuntikkan penawar itu pada diri nya saja. Namun kita harus pastikan penawar itu aman untuk semua orang."

"Baiklah semoga saja penawar yang tuan Arga buat itu efektif untuk melawan Black Ice. Saya disini akan menjaga tuan Arga dan mengusut tuntas pelaku yang menabrak tuan Arga."

"Baiklah saya percayakan masalah ini pada mu, biar masalah penawar saya yang mengurusnya."

"Baik pak Dika."

*****

Beberapa hari berlalu

Belum ada perkembangan dari kondisi Arga. Masih sama Arga sekarang terbaring koma. Nayyara juga senantiasa ada di sampingnya. Walaupun suaminya masih koma Nayyara tetap mengajak suaminya itu mengobrol seakan-akan suaminya itu membalas ucapannya. Rasa kesedihan itu masih terpancar di matanya namun Nayyara selalu berusaha kuat demi Arga.

"Nay kata dokter kita bisa membawa pulang tuan Arga ke Indonesia. Lebih baik kita membanya pulang."

"Benarkah? Kalo begitu kita bawa pulang saja mas Arga ke Indonesia." Ucap Nayyara antusias. Jujur Nayyara tinggal di negara ini kurang nyaman. Dia merasa asing dengan lingkungan disini dan juga makanannya.

"Baiklah saya akan urus untuk kepindahan tuan Arga." Ucap Novan lalu beranjak dari ruangan tersebut.

"Kita akan pulang mas, pasti kamu kangen rumah kan." Ucap Nayyara pada suaminya yang masih tertidur.

"Aku harap kamu bisa sadar nanti."

*****

Akhirnya kini Arga sudah di pindahkan ke Indonesia. Sekarang dia berada di salah satu mansion keluarganya dulu. Sekarang dia tidak membutuhkan peralatan medis khusus. Jadi sekarang dia bisa dirawat di rumah cuma tinggal menunggu dia bangun dari koma nya.

Nayyara juga mulai pergi ke sekolah karena libur sekolah telah usai. Sekarang dia jauh lebih mudah beraktivitas karena berada di rumah walaupun pertama kalinya Nayyara menempati kediaman ini namun dia nyaman berada disini.

Sekarang Nayyara sudah berapa di dalam kamar Arga yang sekarang sudah di sulap seperti ruang rawat . Terdapat berbagai macam alat untuk menunjang kehidupan Arga yang sedang koma.

"Mas aku pulang." Nayyara langsung memeluk Arga yang masih menutup matanya.

"Sekarang aku sudah kelas 12 tahun depan aku sudah lulus SMA mas. Aku pengen kamu sudah bangun saat kelulusan aku mas." Ucapnya sendu.

"Kamu nggak cape tidur terus? Aku kangen di pelukan kamu mas. Masa aku yang meluk kamu terus mas."

"Pokoknya kamu wajib bangun sebelum kelulusan aku nanti."

Nayyara kini naik ketempat tidur lalu berbaring sambil memeluk suaminya itu sambil menutup matanya. Nayyara sangat lelah hari ini jadi dia ingin istirahat di samping suaminya.

*****

Kini Dika masih menguji coba penawar yang di buat Arga bersama Alice tentunya yang paham dengan komposisi bahan penawar tersebut.

Namun siapa sangka ternyata efek penawar itu sangat berbahaya pada tubuh. Ternyata penawar yang di buat Arga sebagian tidak cocok di gunakan pada beberapa orang. Mau tidak mau mereka harus menyempurnakan penawar itu.

Beberapa bulan berlalu tapi mereka belum bisa menyempurnakannya. Sedangkan kondisi penyebaran Black Ice semakin parah. Sekarang narkoba itu malah seperti berevolusi menjadi sebuah wabah virus penyakit yang mematikan. Penyebarannya bisa dari kontak fisik maupun udara  di sekitar korban yang terjangkiti.

Kini pihak dunia juga sedang berusaha membuat penawar yang sampai sekarang masih belum di temukan yang efektif untuk virus ini.

Harapan satu-satunya cuma menyempurnakan penawar yang Arga buat namun sampai sekarang Dika belum bisa menyempurnakannya.

Bersambung.........

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang