50. Kado Kelulusan

66 4 2
                                    

"Van apa sebaiknya kita minta bantuan dari Nova Farma." Ucap Dika pada Novan. Kini mereka sedang berada di dalam ruang kerja Dika yang sekarang menjabat sebagai CEO sementara di kantor ini.

Walaupun demikian semua keputusannya harus dia rundingkan dengan Novan. Di karenakan Arga sudah memberi pesan jika sesuatu terjadi dengan dirinya maka perusahaan ini akan di jalankan oleh Dika bersama dengan Novan.

"Apa pak Dika yakin?" Tanya Novan yang memang terkejut dengan pernyataan Dika.

"Tidak ada pilihan lain, para peneliti disini sudah mencoba menyempurnakan penawar yang Arga buat namun sampai sekarang tidak ada yang berhasil." Ucap Dika frustasi.

"Alexander CEO Nova Farma juga punya saham 10 persen di perusahaan ini. Sebenarnya dia tadi baru saja menemuiku, dia menawarkan kerja sama."

"Apa kita sebaiknya menunggu tuan Arga bangun dari komanya dulu? Mungkin dia bisa menyempurnakannya." Jujur Novan masih ragu dengan keputusan Dika. Entah mengapa firasatnya mengatakan ada sesuatu hal yang tidak baik jika perusahaan ini bekerja sama dengan Nova Farma.

"Menunggu sampai kapan? Tidak ada yang bisa memastikan Arga bisa bangun kapan. Dari pada menunggu lama lebih baik kita mencoba dulu berkerja sama dengannya. Akan banyak korban jika kita hanya menunggu, pasti Arga juga tidak menginginkannya."

"Baiklah tidak ada pilihan lain." Novan akhirnya menyetujui rencana Dika yang akan berkerja sama dengan Nova Farma yang notabenenya dulu adalah perusahaan pesaing yang kerap bermain kotor demi keuntungannya. Tapi memang tidak ada pilihan lain.

*****

Hari demi hari berlalu, sudah hampir 1 tahun Arga masih terbaring di tempat tidurnya. Nayyara masih senantiasa merawat suaminya itu. Tiap hari dia bercerita tentang kegiatannya hari itu. Walaupun Arga tidak bisa menanggapinya, Nayyara tetap antusias. Dia percaya kalau Arga pasti mendengar ceritanya setiap hari.

Nayyara kini sedang menatap sendu suaminya yang masih terbaring di tempat tidur. Sekarang Nayyara sudah rapi dengan baju kebaya dan juga sedikit riasan di wajahnya.

"Mas kapan kamu bangun? hari ini adalah hari kelulusan aku. Aku ingin kamu datang mas. Aku sudah belajar dengan baik semoga saja aku jadi lulusan terbaik di sekolah." Ucap Nayyara dengan wajah sedih. Air matanya ia tahan agar tidak menangis di hadapan Arga.

Mungkin memang suaminya belum bisa bangun hari ini. Nayyara padahal sangat berharap Arga bangun. Akan sangat membahagiakan jika Arga bangun akan jadi kado spesial di hari kelulusannya ini.

Nayyara menatap jam di tangannya, waktunya dia berangkat ke sekolah agar tidak terlalu dengan acara kelulusannya.

"Mas aku berangkat dulu ya kamu baik-baik di rumah." Ucap Nayyara lalu mencium seluruh wajah Arga mulai dari kening, hidung, pipi sampai ke bibir. Tak lupa juga dia mencium tangan suaminya itu.

Setelah berpamitan dengan Arga Nayyara pergi ke sekolah dengan perasaan sedih.

Nayyara melajukan mobilnya menuju ke sekolah tapi sebelum itu dia akan menjemput dua temannya yang memang janjian untuk berangkat bersama.

Awalnya dia ingin di antar Novan namun pria itu ada urusan mendadak pagi tadi dan mungkin baru bisa ke sekolah siang nanti.

Nayyara akhirnya sampai di rumah Melly. Dinda juga sudah ada disana, ketiga hari ini kompak menggunakan kebaya warna cream yang sama.

"Hay Nayyara sayang. Aduh cantik banget dandan kaya gini." Sapa Dinda yang seperti biasa akan heboh seperti ini.

"Iya Nay kamu terlihat sangat cantik." Sambung Mely.

"Ah bisa aja. Kalian juga sama-sama cantik." Ucap Nayyara yang sedikit tersipu malu.

"Yaudah gas kuy Berangkat. Kita satu mobil aja pake mobil Nayyara yang keren." Ucap Dinda bersemangat.

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang