45. Perjalanan Buruk

46 3 1
                                    

Flashback....

Nayyara kini sedang berlarian di loby bandara untuk segera melakukan boarding pass, 20 menit lagi waktu keberangkatan pesawatnya. Ia tidak sendiri ada Novan yang juga ikut bersamanya.

"Maaf mba pesawat akan segera melakukan take off jadi mba sudah tidak bisa menaikinya." Ucap seorang petugas yang berjaga di depan gate boarding pass.

"Tapi pak, izinkan saya naik pak." Ucap Nayyara memohon.

"Tetap tidak bisa mba, sekarang pesawat sudah siap take off. Sebaiknya mba naik pesawat lain saja."

"Tapi pak..."

"Sudalah Nay kita bisa memesan tiket untuk penerbangan selanjutnya." Bisik kak Novan.

Nayyara menghela nafas "Baiklah kak."

Akhirnya mereka berdua berjalan menuju check in counter untuk memesan tiket lagi.

"Tunggu sini dulu ya, biar saya pesan tiketnya dulu." Ucap Novan meninggal Nayyara di sebuah bangku.

Setelah memesan tiket Novan kembali menghampiri Nayyara.

"Gimana kak?" Tanya Nayyara.

"Ada cuma waktu keberangkatannya 3 jam lagi." Ujar Novan.

"Ahh begitu rupanya."

"Kamu mau menunggu disini apa balik dulu?"

"Tanggung kak mending tunggu disini biar kita nggak gugup waktu berangkat tadi."

"Maaf ya masalah tadi, gara-gara ban mobilnya bocor kita jadi terlambat ke bandara." Ujar Novan sedikit merasa bersalah.

"Its okay kak, namanya juga musibah." Ucap Nayyara sambil tersenyum.

Ya waktu mereka berangkat dari rumah menuju bandara, ban mobil yang dikendarai Novan tiba-tiba kempes, bukan hanya satu ban melainkan 3 sekaligus. Setelah di cek rupanya terdapat banyak paku yang menancap di ban mobil.

Waktu itu Novan kesal bukan main karena pasti ini ulang orang nakal yang menyebar paku di jalanan.

Pada akhirnya mereka mencoba kendaraan lain untuk mereka tumpangi namun tak kunjung menemukannya. Coba memesan taxi online pun semua pesanannya di tolak. Memang nasib sial yang bertubi-tubi. Namun pada akhirnya ada sebuah taxi yang lewat dan Novan dengan sigap menghentikannya. Akhirnya mereka naik dan menuju ke bandara walaupun pada akhirnya terlambat juga.

Mereka akhirnya menunggu selama kurang lebih 3 jam. Nayyara sempat ketiduran karena bosan hanya menunggu.

"Nay bangun, sebentar lagi pesawatnya akan berangkat." Panggil Novan sambil menggoyangkan pundak Nayyara.

"Eh maaf kak aku ketiduran."

"Nggak apa-apa ayo kita naik ke pesawat nya."

Mereka akhirnya naik pesawat juga setelah menunggu selama 3 jam yang cukup membosankan.

Setelah perjalanan kurang lebih 8 jam dari bandara internasional Soekarno-Hatta pesawat yang mereka tumpangi mendarat di Doha internasional airport Qatar untuk transit terlebih dulu.

Setelah kurang lebih satu jam waktunya  pesawat kembali mengudara. Namun, entahlah nasib sial apalagi yang menimpa Nayyara. Tiba-tiba terjadi badai pasir yang mengakibatkan penerbangan seluruh pesawat terpaksa mengalami delay. Badai pasir kali ini sangatlah parah, banyak sekali pasir yang berterbangan yang menggangu jarak pandang.

"Nay sebaiknya kita cari hotel sekitar sini, di perkirakan besok badai pasir sudah mulai reda." Ujar Novan.

"Baiklah kak aku juga tidak nyaman disini." Ujar Nayyara yang memang risih berada disini karena banyak orang yang terlihat marah-marah dan protes karena penerbangan mereka tertuda. Mereka berdua akhirnya mencari hotel terdekat di sekitar bandara.

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang