29. Merasa Kehilangan

103 8 1
                                    

Nayyara bangun pagi tidak seperti biasanya, lalu dia melirik jam ternyata masih jam empat. Rasanya tidurnya sangat nyenyak bila ada di pelukan Arga. semalam Arga hampir lagi kelewat batas namun kali ini Nayyara masih bisa menahan gejolak dirinya dan bisa mengkontrolnya. Jadi kemarin malam hanya berakhir keduanya hanya saling tidur berpelukan lagi.

Nayyara pandangi terus wajah suaminya yang masih tertidur dalam posisi masih berpelukan, sudah dia katakan bukan wajah suaminya itu berkali-kali lipat tampan dari biasanya saat sedang tidur. Entah mengapa dirinya tidak rela jika suaminya itu akan pergi keluar negeri namun dia tidak bisa ucapnya dengan kata-kata.

Nayyara peluk lebih erat tubuh Arga lalu wajahnya dia sembunyikan di balik dada bidang Arga. Dia ingin berpuas-puas  memeluk Arga, sepertinya dia memang sudah sangat jatuh hati dengan Arga. Mungkin bisa di bilang serakah karena Nayyara ingin memiliki dua orang sekaligus namun dirinya juga tidak bisa mengatur perasaannya sendiri. Lelah berpikir masalah hatinya Nayyara kembali terlelap di pelukan Arga.

**********

"Sayang mas berangkat sore ini aja" ucap Arga ketika sedang sarapan bersama Nayyara.

"Iya mas, kamu udah siapin semua keperluan kamu mas?"  tanya lalu di jawab gelengan oleh Arga.

"Nanti aku bantu siapin semuanya"

Setelah Nayyara selesai dengan sarapannya dia lalu menuju walk in closet untuk menyiapkan baju-baju Arga yang akan di bawanya nanti.

"Kayaknya semangat banget nyiapin baju-bajunya, biasanya istri itu sedih kalo suaminya mau pergi jauh ini malah semagat banget" ucap Arga tiba-tiba berada di belakang Nayyara.

"Udah untung aku bantu mas, bilang makasih kek" omel Nayyara.

"Bercanda sayang, aku pastinya bakal kangen banget sama kamu" ucapnya sambil memeluk Nayyara dari belakang.

"Mas lepasin ini susah mau beres-beres nya" ucapnya mencoba melepas tangan Arga yang melilit di pinggangnya.

"Sebentar dulu biarin kaya gini dulu, aku mau isi full energi aku biar nanti ga kehabisan gara-gara ga ketemu kamu lama" ucapnya sambil membenamkan wajahnya di tengkuk Nayyara.

Nayyara mau tidak mau hanya diam, dia juga menikmati pelukan Arga. Rasanya ingin dia bilang supaya Arga jangan pergi, namun lidahnya kelu untuk mengucapkannya.

**********

"Sayang siang ini kita makan di luar yuk, kasian kamu dari tadi beres-beres nyiapin perlengkapan mas" ucap Arga.

"Boleh mau makan dimana?" tanya Nayyara.

"Kamu mau makan apa?" Arga malah bertanya balik.

"Terserah sih apa aja aku makan" ucapnya sambil tersenyum.

"Yaudah yuk terserah mas ya"

Setelah berkendara sekitar 10 menit mereka berhenti di sebuah rumah makan Padang yang berada di sebuah jalan sempit. Dari tampilannya tempat itu begitu kecil namun tampak sangat ramai oleh pengunjung.

"Mas kamu serius mau makan di sini?" Ucap Nayyara sambil mengerutkan keningnya.

"Kenapa kamu ga suka ya, kita cari tempat lain deh" ucap Arga yang tadi sudah melepas seat belt kini hendak memakainya lagi.

"Bukan gitu, aku ga masalah makan di sini malah aku juga sering kali. Cuma kamu mas orang kaya macam kamu makan di tempat kaya gini bikin aku heran"

"Mas sih pribadi mau makan di tempat apapun selagi makanannya enak dan juga bersih. Mas juga lagi pengen makan di sini, kangen dulu mas sering makan di sini pas lagi kuliah"

"Oh yaudah kita makan di sini aja" ucap Nayyara lalu mereka berdua turun dan masuk kedalam rumah makan itu.

"Wah nak Arga datang kesini" ucap seorang lelaki paruh baya yang merupakan pemilik rumah makan Padang ini.

"Ah iya Uda lagi kangen masakan Uda" ucap Arga ramah. Mereka berdua memang sudah Akrab.

"Silahkan duduk dulu biar Uda siapin makanannya" ucap Uda menuntun menuju meja kosong. Beruntung walaupun ramai mereka tetap mendapatkan meja. Setelah menunggu beberapa menit Uda membawa banyak sekali makan ke meja.

"Silahkan di nikmati, kau udah lama tidak kemari. Eh ini bawa siapa? Biasanya kemari sama siapa itu" ucapnya sambil mengingat "Dika, biasanya datang sama dia"

"Ah dia biasa lagi sibuk kerjaaan, oh iya perkenalkan Uda dia istri saya" ucap Arga membuat Nayyara tersedak karena sedang minum air.

"Eh sayang kamu gapapa, pelan-pelan kalo minum" ucap Arga sambil menepuk tengkuk Nayyara.

"Udah gapapa mas, maaf"

"Ah kau udah punya istri, cantik betul Istri kau ini. Ga kerasa macam baru kemarin kau masih sekolah, sekarang udah punya istri" ucap Uda sambil tertawa begitu juga Arga juga ikut tertawa. Nayyara mendengar itu hanya bisa membalas denga senyuman canggung.

"Emang istri ku ini wanita paling cantik yang aku jumpa" ucap Arga sambil tertawa. Nayyara semakin di buat salting, mukanya sekarang pasti sudah memerah.

"Semoga kalian berdua langgeng terus sama cepat diberikan anak" ucap Uda dan hampir membuat Nayyara tersedak lagi.

"Makasih Uda" ucap Arga.

"Yasudah silahkan nikmati semuanya, Uda juga mau ngelayani yang lain" ucap Uda pamit.

"Kamu uda gapapa sayang?"

"Gapapa mas, kamu akrab banget ya sama dia?" tanya Nayyara penasaran.

"Iya dulu mas kesini sering sama Dika juga, kadang juga ngerjain tugas kampus juga di sini"

"Oalah, yaudah di makan" ucapnya Nayyara lalu keduanya makan dengan lahap semua lauk yang di sajikan Uda.

*********

"Mas udah ga ada yang ketinggalan lagi kan" ucap Nayyara ketika mereka sedang berada di loby bandara.

"Udah semuanya, makasih ya udah bantuin nyiapin perlengkapan mas"

"Iya mas sama-sama"

"Nanti mas kabarin kalo udah sampe, oh iya kamu hubungi Novan aja kalo ada apa-apa atau butuh sesuatu selama mas pergi" ucap Arga sambil menunjuk kearah Novan.

"Iya nyonya saya siap dua puluh empat jam jika Nyonya perlu sesuatu" ucap Novan sambil menunduk.

"Sama yang pasti Novan harus ikut kamu pergi ke Bali nanti"

"Iya mas, kamu hati-hati di sana"

"Kamu juga, mas bakal kabarin kamu setiap hari" ucap Arga sambil mengelus-elus rambut Nayyara.

"Mas pergi dulu ya" ucap Arga lalu memeluk Nayyara. Nayyara juga membalas pelukan Arga dengan erat seolah tidak ingin kehilangan suaminya itu. Setelah beberapa saat Arga hendak melepaskan pelukan itu namun Nayyara tetap memeluknya erat.

"Udah sayang mas berangkat ya" ucap Arga akhirnya Nayyara melepaskan pelukannya. tampak Nayyara sedang menahan air matanya, Arga lalu memegang bahu Nayyara.

"Mas janji bakal secepatnya balik" ucap Arga sambil tersenyum dan Nayyara juga memaksa senyuman di wajahnya.

Setelah itu Arga pergi sambil melambaikan tangan ke arah Nayyara.
Nayyara tidak membalasnya dan saat Arga sudah tidak terlihat air mata yang sudah dia tahan sejak tadi akhirnya jatuh. Nayyara tidak mengerti dengan dirinya mengapa dirinya begitu sedih di tinggal pergi Arga, seperti rasa kehilangan sesuatu pada dirinya.

Bersambung...........

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang