15. Nayyara di DO?

114 7 1
                                    

Arga sedang mengemudikan mobilnya menuju Jakarta, dia terus memikirkan kejadian barusan di kantor polisi yang menurutnya janggal. Perkiraan dia kepolisian itu juga ikut terlibat atas kematian sopir truk itu.

'udahlah masalah ini nanti aja gue pikirin di rumah' batin Arga menyudahi pikiran tentang masalah itu.

"padahal baru sehari ninggalin Nayyara tapi gue udah kangen aja, nanti gue balik mau bikin surprise ah" gumamnya sambil tersenyum memikirkan Nayyara.

Tiba-tiba panggil di hpnya membuyarkan pikiran Arga. Lalu segera dia mengangkat panggilan tersebut.

"Iya Van ada apa?"

"Begini Tuan saya dapat informasi kalau Nyonya di sekolah terlibat perkelahian dengan wanita lain"

"Terus kondisi Nayyara gimana?" tanya Arga panik.

"kondisi nyonya baik-baik saja tapi wanita satunya mengalami luka di kepala"

"Oke saya akan segera kesana, ini saya juga lagi balik ke Jakarta mungkin dua jam lagi saya sampai"

"Baik tuan saya juga akan pergi ke sekolah juga"

"Jangan Van biar saya urus sendiri, kamu urus aja pers dulu terus sama tugas yang saya kasih tadi"

"Baik tuan, hati-hati di jalan"

lalu panggilan itupun berakhir dan Arga langsung tancap gas menuju Jakarta dengan kecepatan tinggi.

***********

Sekarang Nayyara sedang duduk di ruang BK sembari menangis tersedu-sedu. Dia tidak menyangka tindakannya menyebabkan orang lain terluka. Cita-citanya yang ingin menjadi dokter membuat dia makin merasa bersalah. Ya karena dokter itu mengobati bukan melukai.

"Saya tidak habis pikir sama kamu Nayyara, bisa-bisa kamu berantem sampai Siska terluka di kepalanya" ucap pak Bambang marah.

Sekarang Siska sedang di bawa ke UKS sekolah untuk mendapat pertolongan pertama. Darah yang keluar di kepala tidak banyak tapi tetap saja bisa jadi terjadi apa-apa di dalam kepalanya.

"Maaf pak saya beneran tidak sengaja" ucap Nayyara sambil menunduk kebawah.

"Awalnya bagaimana kamu bisa berantem dengan Siska?"

Dengan sesenggukan Nayyara menjelaskan kronologi dari awal sampai akhir.

"Saya juga menyesal pak, saya juga merasa bersalah atas tindakan yang saya lakukan"

"Saya paham tapi jika Siska kenapa-napa saya tidak bisa menjamin kamu tetap bersekolah di sini, apalagi bisa saja orang tua Siska menuntut kamu. Saya tau kamu murid yang baik dan berprestasi tapi tindakan kamu hari ini membuat kamu terancam di keluarkan dari sekolah" ucap pak Bambang serius karena ini termasuk masalah besar yang bisa saja orang tua Siska membawanya ke jalur hukum.

Nayyara sudah tidak bisa berkata-kata lagi, memang benar tindakannya kali ini sudah membahayakan orang lain walaupun tanpa di sengaja.

"Sekarang saya akan panggil orang tua kamu kesini" ucap pak Bambang membuat Nayyara makin terisak karena teringat ayahnya.

Kalau ayahnya sekarang masih hidup mungkin dia sangat kecewa kepadanya. Ayahnya berharap Nayyara menjadi gadis yang baik dan juga bisa menjadi orang yang sukses. Tapi sepertinya harapan ayahnya sirna.

'maaf ayah, Nayyara ngecewain ayah, Nayyara gagal jadi anak yang baik dan kemungkinan juga Nayyara gagal ngejar cita-cita Nayara' batin Nayyara.

"Orang tua kamu bisa kesini kan?" tanya pak Bambang.

"Tapi saya uda gapunya orang tua lagi pak" ucap Nayyara lirih.

"Tapi kamu masih punya wali kan atau orang lain yang mengurus kamu?"

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang