12. Narkoba Jenis Baru

100 6 1
                                    

Sebelum kejadian di toilet rumah sakit.....

Arga baru sampai di salah satu rumah sakit daerah yang berada di Bandung. Kedatangan di sambut beberapa dokter yang bekerja di sana. Lalu dia langsung diantar menemui para korban.

Korban yang ada di rumah sakit ini ternyata lebih parah dari rumah sakit sebelumnya, kondisi kulit mereka terlihat kemerahan dan banyak sekali ruam serta mata mereka terlihat kemerahan.

"Kondisi para pasien seperti ini pak, mereka mengalami pusing kepala, demam, serta mual-mual" ucap salah satu dokter.

"Dok ini bahkan kondisi mereka lebih parah dari pada di rumah sakit sebelumnya yang saya kunjungi" ucap Arga masih syok dengan yang dia liat sekarang.

"Iya pak, bahkan ada pasien yang muntah darah dan juga berhalusinasi"

"Muntah darah? Berarti organ dalam dia bisa saja rusak" ucap Arga kaget efek obat yang mereka minum ternyata sangat berbahaya.

"Iya kami sudah melakukan MRI dan hasil memang banyak orang dalam yang rusak"

"Coba saya mau tau kondisi orang nya langsung"

"Baiklah ikut saya" ucap salah satu dokter lalu Arga mengikuti sampai tiba di ruang ICU.

Lalu Arga masuk kedalam dengan pakaian steril. Kondisi korban sekarang sedang kritis, berbagai macam alat dipasang ke tubuhnya.

Arga mengamati monitor yang memberi informasi kondisi pasien mulai dari detak jantung, tekanan darah dan saturasi oksigen. Terlihat bahwa pasien ini benar-benar lemah. Lalu Arga memutuskan untuk keluar.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki tua yang langsung menghampiri Arga dengan wajah marah.

"Kamu kan direktur perusahaan yang memproduksi obat itu?" tanya laki-laki itu membentak.

"Maaf pak, tolong bapak tenang dulu.."

"Alah pokoknya kamu harus tanggung jawab, anak saya satu-satunya sekarat gara-gara obat kamu" ucapnya makin bernada tinggi.

"Iya pak coba tenang dulu biar saya jelaskan" ucap Arga lalu tiba-tiba para dokter lari kedalam ruang ICU. Laki-laki itu juga berlari menuju ruang ICU begitu juga Arga.

"Dok anak saya dok kenapa dia" tanya laki-laki itu panik.

"Bapak yang tenang kami mohon tunggu di luar saja, kami para dokter akan menanganinya semaksimal mungkin" ucap salah dokter lalu masuk kedalam ruang ICU.

Lalu laki-laki itu terduduk lemas di depan pintu. Arga hanya menatap sendu laki-laki itu, melihat kondisi sepertinya pasien yang tadi dia liat di dalam adalah anak perempuan dari laki-laki ini. Pantas saja laki-laki ini begitu marah kepadanya.

"Bapak yang tenang ya pasti dokter bisa menanganinya" ucap Arga untuk menenangkan bapak tersebut.

Sejujurnya Arga sudah bisa menebak kenapa banyak dokter yang langsung masuk ke ruang ICU. Itu karena pasien pasti mengalami gagal jantung.

"Kalo sampai terjadi sesuatu pada anak saya, kamu akan menerima balasannya" ucap bapak itu dengan nada tinggi dengan tatapan tajam.

Arga yang tidak mau mencari masalah lebih memilih diam lalu duduk kursi.
Kemungkinan pasien di dalam akan meninggal dan itu membuat Arga semakin khawatir efeknya akan berimbas kepadanya.

Setengah jam kemudian akhirnya para dokter keluar dan langsung menghampiri bapak itu dan mengatakan bahwa anaknya sudah meninggal.

Sontak bapak itu langsung berlari kedalam ruangan seraya menyebut nama anaknya.

"Pasien mengalami gagal jantung dan kami tidak bisa menyelamatkannya" ucap salah satu dokter kepada Arga yang berdiri mematung.

Tebakannya benar tapi ini tidak di harapkan Arga, dengan ada korban jiwa pada kasus ini akan lebih membawa dampak buruk bagi perusahaannya.
Bahkan lebih buruk lagi dia akan di tuntut jika terbukti bersalah.

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang