18. Taman Hiburan part 3

91 7 1
                                    

Nyaman satu kata untuk menggambarkan perasaan Nayyara sekarang. Padahal cuma bersandar di bahu suaminya serta dielus-elus kepalanya membuatnya nyaman dan akhirnya tertidur.

"Nay bangun kita udah sampe" terdengar suara lirih yang memanggil namanya.

Lalu perlahan Nayyara membuat kedua matanya. Sesaat dia belum sadar ada di pangkuan Arga dan akhirnya tersadar segera lalu bangkit.

"Mas aku tidur ya?" tanya Nayyara dan di jawab anggukan dan seringai dari Arga.

"Maaf ya tadi aku ngantuk sama cape jadi ketiduran"

"Gapapa, kalo cape apa kita mau pulang aja"

"Bentar aku mau naik satu wahana yang dari dulu pengen aku naik" ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan Arga.

"Tunggu" ucap Arga lalu mengejar Nayyara yang berlari kecil, tampak Nayyara seperti anak-anak yang sedang bermain lari-larian membuat Arga senang melihatnya.

"Ayo mas keburu rame" ucapnya berlari kesebuah wahana roller coaster.

"Naik ini?" ucap Arga sambil menelan ludahnya. Sewaktu kecil dia pernah naik dan berakhir muntah-muntah.

"Ayo buruan" ajak Nayyara lalu menarik tangan Arga supaya segera menaiki wahana itu.

Mereka akhirnya duduk bersampingan dan berada di depan kereta roller coaster itu.

"Dari dulu aku pengen naik wahana ini kayaknya seru, walaupun aku sebenernya takut tapi wajib aku coba" ucapnya girang. Sedangkan Arga hanya menanggapinya dengan anggukan.

Dan waktunya tiba perlahan roller coaster itu bergerak perlahan. Melaju lalu berbelok naik keatas sampai ketinggian yang cukup tinggi. Beberapa detik roller coaster berhenti di pucuk tertinggi lalu kemungkinan meluncur kebawah dengan cepat.

Sontak Arga langsung mencengkeram kuat tangan Nayyara yang ada di sampingnya. Mereka berdua berteriak keras di susul juga orang-orang yang ada di belakang.

Kemudian roller coaster itu berputar tiga ratus enam puluh derajat secara vertikal (loop) lalu berbelok tajam setelah itu berputar beberapa kali (roll) Membuat Arga merasakan mual di perutnya. Coba dia tahan agar tidak muntah dengan lebih menggenggam erat tangan Nayyara.

Akhirnya roller coaster itu berhenti setelah mengelilingi satu putaran penuh lintasan.

Arga yang sudah tidak kuat lagi menahan mualnya itu langsung berlari keluar.

"Mas kamu kenapa?" tanya Nayyara heran lalu segera menyusul suaminya itu.

Arga langsung berlari mencari toilet cukup jauh dari tempat tadi dan pada akhirnya dia menemukan toilet umum lalu tanpa pikir panjang langsung masuk kedalamnya.

Lalu dia muntahkan semua yang ada di perutnya ke dalam closet. Tak lama berselang Nayyara juga masuk kedalam toilet itu dan menghampiri Arga.

"Mas kamu gapapa?" Ucapnya sambil memijit tengkuk Arga membuat Arga kembali muntah.

Setelah dirasa lega Arga menekan tombol air lalu bergegas menuju wastafel untuk membasuh mulutnya. Nayyara terus mengekor sambil terus mengusap-usap tengkuk Arga.

"Udah mendingan?"

"Udah lumayan"

"Kamu kok bisa muntah-muntah?"

"Sebenernya aku itu suka gitu kalo naik yang muter-muter kaya tadi"

"Kalo udah tau gitu tadi jangan naik"

"Kamu yang ngajak jadi aku ga bisa nolak"

"Terus kalo aku ngajak mati mau gitu?"

"Mau asalkan nanti di akhirat aku bisa sama kamu" ucap Arga sambil tersenyum menggoda.

Setelah itu mereka duduk di sebuah bangku yang terletak di bawah pohon.

"Kamu tunggu di sini dulu" ucap Nayyara lalu segera pergi.

"Kamu mau kemana"

"Udah mau tunggu dulu" ucapnya lalu beranjak pergi.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Nayyara kembali dengan membawa sebotol air mineral.

"Nih minum" ucap Nayyara sambil menyodorkan botol itu.

"Makasih sayang, kamu perhatian banget sama aku" ucapnya lalu segera menengguk air itu.

"Kita langsung balik aja deh, takut kamu muntah-muntah lagi"

"Udah gapapa kok, yuk lanjut aku masih pengen berduan sama kamu disini" ucapnya lalu menarik tangan Nayyara. Mereka lalu bermain barbagai macam wahana dan permainan sampai menjelang sore.

"Yuk kita naik bianglala mumpung mataharinya mau tenggelam pasti indah dari atas sana" ucap Arga lalu menarik tangan Nayyara menuju wahana bianglala.

"Tapi mas aku takut kalo tinggi, apalagi itu tinggi banget" ucap Nayyara dengan wajah memelas agar dia tidak jadi naik wahana itu.

"Udah aman kok ada mas" ucap Arga kekeh menarik tangan Nayyara untuk naik bianglala itu.

Setelah naik kedalam salah satu sangkar lagi-lagi hanya ada mereka berdua, lalu mereka duduk berhadapan. Lalu perlahan sangkar itu bergerak ke atas.

"Mas aku takut" ucap Nayyara menunduk sambil menutup matanya.

"Tenang Nayyara ada mas di sini" ucap Arga lalu menggenggam tangan Nayyara.

"Tapi mas rasanya goyang-goyang kaya mau jatuh" ucap Nayyara bergetar.

"Coba buka mata kamu"

"Gamau mas"

Lalu Arga menangkup pipi Nayyara menggunakan kedua telapak tangannya "buka aja liat aku, percaya deh"

Perlahan Nayyara membuka matanya, dia meliat Arga menatap lekat matanya. Nayyara seperti terhipnotis dengan pesona Arga membuat dirinya melupakan ketakutannya.

"Udah tenang kan, udah nikmatin aja pemandangan yang indah ini"

Perlahan Nayyara melihat ke kanan lalu di lanjut ke kiri, sekarang perasaan sudah tidak takut lagi. Ternyata tidak semenakutkan yang dia kira. Malah dari tadi dia menutup matanya.

"Tuh liat pemandangan lautnya indah kan" tunjuk Arga kearah laut yang terlihat dari atas.

Perlahan bianglala itu turun dan kembali naik lagi ke atas. berputar sampai beberapa kali dan Nayyara akhirnya mulai terbiasa dan menikmati nya.

Lalu Arga kembali menggenggam kedua tangan Nayyara "Nay, makasih ya kamu udah bikin hidup aku jadi berwarna lagi. Makasi buat waktu yang kamu luanging dan juga perhatian kecil kamu membuat aku bahagia" ucap Arga lembut sambil mengusap-usap tangan Nayyara.

Nayyara tertegun dengan kata-kata Arga. Matanya tidak berani lama-lama menatap matanya Arga. Jantung nya sudah berdenyut-denyut kecang di dalam sana.

"Nay, kalo kamu terus bersamaku, aku jamin kamu akan bahagia bersama ku. Aku akan selalu menjaga mu dengan segenap jiwa raga dan hati ini hanya untukmu seorang" ucap Arga dengan tatapan yang membuat Nayyara meleleh.

Kemudian Arga menangkup kedua pipi Nayyara lalu mendekatkan kedua wajah mereka.

Cup

Ciuman mendarat di bibir Nayyara dengan lembut. Awalnya Nayyara hanya diam, namun bibir Arga terus merangsek masuk dan melumatnya lebih dalam. Nayyara akhirnya terbawa suasana lalu membuka mulutnya lebih lebar dan membalas dengan melahap bibir Arga sambil kedua tangannya dia lingkarkan di leher Arga.

Ciuman panas itu terjadi tepat disaat sangkar mereka berada di paling atas. Nayyara lalu mendorong pelan dada Arga karena sudah kehabisan nafas. Deruh nafas mereka beradu karena jarak keduanya masih sangat dekat.

Namun tanpa sangka Nayyara melahap lagi bibir Arga, sontak Arga juga merasa terkejut tapi dia akhirnya meladeni permainan bibir yang mereka lakukan. Dan ciuman panas untuk kedua kalinya terjadi lagi di tempat ini.

Bersambung............

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang