26. Amarah Arga

108 6 1
                                    

Arga perlahan membuka matanya, malam tadi begitu nyenyak tidur walaupun siang kemarin dia seharian tidur. Arga merasakan ada sesuatu yang menindihi perutnya dan rupanya itu tangan Nayyara yang sedang memeluk dirinya.

"Di suruh jaga jarak tapi sendirinya yang deket-deket" gumamnya lirih sambil tersenyum.

Entah mengapa bangun pagi disambut wajah cantik Nayyara membuat dirinya begitu bahagia, walaupun baru bangun tidur wajah Nayyara tampak menggoda dan menggemaskan.

Beberapa saat Arga memandangi Nayyara sampai pada akhirnya Nayyara tampak menggeliat dan membuka matanya perlahan.

Sesaat Nayyara diam memandangi Arga sampai dia akhirnya tersadar dan langsung menendang kuat tubuh Arga hingga Arga jatuh tersungkur di lantai.

"Mas kamu ngapain deket-deket sama aku" tanya Nayyara panik.

"Coba kamu liat siapa yang ngelewatin batas" ucapnya masih terlentang di lantai.

Nayyara melihat dirinya kemudian tersadar mendadak jadi salah tingkah.

"Gimana?" tanya Arga membuat Nayyara tambah malu, bisa-bisanya Nayyara yang menempel Arga saat tidur.

"Maaf mas kamu gapapa kan?" tanya Nayyara takut tendangannya melukai Arga.

"Sakit ini, tanggung jawab" ucapnya sedikit merajuk sambil menjulurkan kedua tangannya agar Nayyara mau membantunya bangun.

Lalu Nayyara mencoba menarik tangan tersebut "Perasaan ga kenceng-kenceng amat"

"Emang yang sakit di sebelah mana?" tanya Nayyara setelah Arga berdiri.

"Disini" tunjuk Arga di pipi kirinya "obatnya di cium nanti cepet sembuh" ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Nin obatnya" ucap Nayyara sambil menonyor pipi Arga dengan tangannya lalu beranjak pergi.

"Ayolah morning kiss dulu" ucap Arga sambil mengejar Nayyara. Namun tiba-tiba hpnya berdering.

"Iya halo Van"

"Saya ada berita buruk tuan, Samuel si kepala sipir yang kemarin saya interogasi sekarang mati karena gudang tempat menyekap dia terbakar dan para anak buah saya juga mati" ucap Novan menjelaskan dengan hati-hati.

"Sialan, saya akan mendatangi Alexander kalo sudah begini, kamu selidiki lagi masalah itu dan terus waspada sepertinya musuh juga tau pergerakan kita. Bisa jadi ada penghianat di antara anak buah kamu"

"Baik tuan saya akan menyelidikinya"

Panggilan itu berakhir lantas Arga berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Ketika masuk kamar mandi rupanya ada Nayyara sedang menggosok gigi.

"Astaga mas kamu mau ngapain" ucapnya kurang jelas karena mulutnya penuh dengan busa.

"Yang aku mandi duluan ada urusan di kantor" ucap Arga lalu langsung membuka baju dan celananya. Sotak Nayyara langsung menjerit.

"Aaaaaa mas kamu menodai mataku lagi" teriak Nayyara sambil menutup matanya.

"Kamu kalo gamau liat ngadep ke sana aja, aku mandinya cepet soalnya" ucap Arga lalu segera masuk kedalam shower room yang tembus pandang itu.

Nayyara menurut lalu membelakangi Arga, kemudian terdengar gemericik air "mas kamu beneran lagi mandi?" tanya Nayyara sedikit takut.

"Ini bentar lagi kok" ucapnya Arga sambil menggosok tubuhnya dengan sabun. Setelah merata lalu Arga membilas sisa sabun yang masih menempel.

Setelah bersih Arga memakai sebuah bathrobe dan melangkah menuju Nayyara.

"Udah selesai sayang" bisiknya di telinga Nayyara.

"Mas kamu udah pake baju?" Ucap Nayyara yang masih menutup matanya dengan kedua telapak tangan.

"Mas udah ga telanjang"

"Beneran?" tanya Nayyara sambil membuka perlahan matanya. Dia melihat Arga sedang mengambil pasta gigi dan melumurinya di sikat giginya.

"Lain kali nunggu aku keluar dulu mas" tanya Nayyara namun Arga hanya mengangguk karena mulutnya penuh dengan busa.

"Mas buru-buru takut telat" ucapnya setelah selesai berkumur-kumur.

"Santai aja kali kamu kan bos"

"Ini urusan penting sayang jadi aku ga boleh telat" ucap Arga lalu segera masuk kedalam walk in closet.

"Aku langsung berangkat ya" ucap Arga lalu mengecup singkat kening Nayyara "bye sayang" ucapnya lagi lalu bergegas keluar dari apartemen.

Yang di kecup cuma berdiri mematung sambil melihat kepergiannya.

***********

Arga keluar dari apartemen langsung mengendarai mobilnya menuju kantor Nova Farma. Sekitar sejam akhirnya dia sampai di kantor milik Alexander itu.

Setelah itu Arga langsung turun menuju lobby kantor itu.

"Ada yang bisa saya bantu pak" ucap salah satu security.

"Saya ingin bertemu pak Alexander, bilang Arga CEO OHF ingin bertemu" ucap Arga tanpa basa basi.

"Sebentar pak saya hubungi sekertarisnya dulu" ucap security itu.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya security itu mengizinkan Arga masuk "Baik bapak boleh langsung keruangannya di lantai sepuluh" ucap security

Tanpa berlama-lama Arga langsung menuju ruangan Alexander.

Sampai di lantai sepuluh Arga langsung berjalan melewati meja sekertaris Alexander begitu saja, lalu dia segera masuk kedalam ruangan Alexander.

Saat masuk keruangannya Arga sudah sangat emosi namun dia mencoba menahannya. Sekertaris Alexander coba menahan namun Alexander memberi kode pada dia untuk keluar saja.

"Pak Arga apa kabar? Apa yang membuat anda datang kemari" ucap Alexander yang masih duduk di balik meja kerjanya.

"Gausah basa-basi lagi, saya tau di balik kasus obat kemarin di Bandung anda adalah dalangnya benar kan?"

"Loh loh pak Arga datang-datang langsung menuduh saya, padahal saya sudah bersikap ramah loh"

"Jangan bertele-tele, tinggal jawab pertanyaan saya tadi" ucap Arga dengan amarah menggebu-gebu.

"Jangan asal menuduh saya, saya tidak tau apa-apa, apakah pak Arga punya bukti?" Ucap Alexander membuat Arga bungkam.

"Memang bukti tidak mengarah langsung ke anda, tapi saya yakin seratus persen anda di balik semuanya karena anda pasti ingin menjatuhkan perusahaan saya" ucap Arga sambil maju dan mengebrak meja Alexander.

"Anda tidak bisa menuduh saya seperti itu, belum ada bukti kan jadi mohon pak Arga jangan menuduh saya lagi. Oh iya saya hanya mengingatkan saya sekarang punya saham di perusahaan anda, ternyata sangat menguntungkan juga ya" ucap Alexander sambil tertawa.

"Awas saja ya anda macam-macam sama perusahaan saya"

"Maka dari itu sebaiknya Anda bersikap baik terhadap saya karena saya bisa saja mengumpulkan para pemegang saham untuk melengserkan posisi anda"

"Sialan anda, dasar licik" ucap Arga penuh menekankan.

"Oh satu lagi saya dengar anda sedang membuat penawar untuk para korban yang terkena efek obat kemarin. Saya cuma memberi tau bahwa saya juga sedang membuatnya juga, kita lihat siapa dulu yang menyelesaikannya. Saya melihat ada peluang besar jika banyak orang yang mengkonsumsi obat seperti kemarin itu" ucapnya panjang lebar sambil tertawa.

"Dasar licik, saya akan membuktikan bahwa anda di balik semua ini dan juga teror-teror yang menimpa saya dan keluarga saya" ucap Arga sambil menunjuk wajah Alexander.

Arga sangat emosional kali ini, sebelumnya dia tidak pernah semarah ini pada seseorang. Dia bersikap seperti ini karena hal ini menyangkut keselamatan dirinya dan juga Nayyara yang sering kali terkena teror.

"Silahkan saja kalau anda bisa" ucapnya sambil tertawa lepas.

Dengan melihat sikap Alexander ini Arga yakin bahwa dia benar-benar dalang dari semua ini. Dia juga harus cepat menemukan penawar dengan segera sebelum black Ice beredar luas.

Bersambung...........

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang