46. Pengakuan Alice

56 3 1
                                    

Bagaimana rasanya jika diri kita pergi jauh-jauh untuk menemui seseorang yang kita cintai namun orang tersebut ternyata sedang berpelukan dengan orang lain? Sakit, itu yang Nayyara rasakan pertama kali melihat suaminya sedang berpelukan dengan wanita lain.

Walaupun hanya berpelukan tapi Nayyara sangat kesal dan sakit hati melihatnya. Mungkin karena mood nya yang sedang buruk dan juga perjalanan ketempat ini yang mengalami banyak masalah.

Selepas tidur dari hotel yang berada di Qatar paginya Nayyara dan juga Novan kembali berangkat menuju Inggris.

Setelah sampai Nayyara langsung bergegas menemui suaminya karena sudah tidak sabar melepas rindu dengannya. Namun harapan itu sirna ketika perjuangan Nayyara ke tempat ini yang harusnya di bayar dengan pelukan suami tapi malah sang suami sedang memeluk wanita lain.

Nayyara yang tidak kuat melihatnya akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

Kecewa, Nayyara merasakan itu hatinya kini sakit. Sekarang ia hanya ingin pulang daripada di tempat ini yang membuat hati sakit.

Nayyara terus berjalan walaupun mendengar suaminya memanggil. 'Sudah sana dengan wanita mu itu kenapa malah mengejarku' ucapnya dalam hati.

Nayyara semakin mempercepat langkah kakinya keluar dari apartemen itu meninggal Arga dan juga Novan. Ah ia sudah tidak peduli dengan dua orang itu. Pikirannya sekarang adalah untuk pulang ke Indonesia.

Setelah keluar dari apartemen Nayyara melihat sebuah taxi yang berada di luar apartemen. Buru-buru Nayyara menghampiri taxi tersebut agar suaminya tidak bisa mengejarnya.

Ketika Nayyara sudah meraih gagang pintu taxi, ia mendengar suara keras di belakangnya. Ketika melihat kebelakang dunianya terasa tambah hancur melihat suaminya kini tergeletak di tengah jalan bersimbah darah.

Tanpa pikir panjang Nayyara langsung menghampiri suaminya itu. Ia langsung memangku kepala Arga yang sudah berlumuran darah. Ia tidak peduli dengan noda darah yang menempel di pakainya. Sekarang hal yang terpenting ia tidak mau suaminya pergi.

"Mas...mas...mas...jangan pergi." Air mata langsung turun deras dari matanya.

"Mas bangun mas, aku nggak akan pergi jadi kamu juga jangan pergi." Nayyara sangat takut kehilangan suaminya seperti ayahnya dulu. Rasanya tidak sanggup lagi jika dia benar-benar di tinggal sendirian.

Arga tampak membuka matanya "Nay ma-af..." Lirih Arga namun ia langsung kembali menutup matanya.

"Mas bangun mas....maaaassss." teriak Nayyara sambil mengguncang sedikit pipi Arga. Tangis Nayyara benar-benar pecah dia akhirnya meraung-raung meminta bantuan dari orang-orang sekitar.

Novan yang memang baru keluar dari apartemen tampak tidak percaya dengan yang dia lihat sekarang. Namun ia langsung tersadar dan langsung menghampiri Nayyara.

"Nay sebaiknya kita langsung bawa ke rumah sakit." Ucap Novan lalu langsung mencoba mengangkat tubuh Arga yang lemas itu.

Nayyara hanya mengangguk dan mencoba membantu Novan mengangkat tubuh suaminya.

Banyak orang yang mengerumuni di tempat itu tapi tidak ada yang berniat membantu. Mungkin mereka ketakutan melihat banyak darah yang mengalir. Namun tiba-tiba ada satu mobil yang berhenti di depan mereka dan menawarkan tumpangan menuju rumah sakit.

Tanpa pikir panjang Novan langsung memindahkan tubuh Arga naik kedalam mobil. Novan dan Nayyara duduk sambil memangku tubuh Arga. Mobil pun langsung melesat kencang menuju rumah sakit terdekat.

"Mas bertahanlah sebentar lagi." Ucap Nayyara yang masih dengan isak tangisnya.

Novan hanya bisa diam, dia juga shock dengan kejadian ini. Banyak hal yang pikirannya namun ia buang-buang pikirannya itu yang terpenting sekarang adalah keselamatan tuannya.

ARGANAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang