bab XIV

59 11 0
                                    

Setelah nya mereka pergi meninggalkan sekolahan dan aku bernapas dengan lega, saat baru beberapa langkah beberapa guru mulai menghampiri ku, dan bertanya

"mereka kemana sekarang?" tanya bu Renjani

"udah pergi"  jawab ku dengan wajah polos

"tadi pak Arka bilang mau menemui kamu, dan dia juga bilang kalo ada yang nyariin bilang aja lagi gak ada" kini giliran pak Adrian yang bicara

"kamu ketemu pak Arka belum?"

"iya saya di toilet ketemu dia tadi tapi dia gak bilang apa apa" jawab ku tetap tenang meski dalam hati mengumpati perbuatan nya yang kurang terpuji itu

"terus kamu bilang apa sama mereka, sampe mereka percaya dan pergi gitu aja?"

"aku cuma bilang gini" ucap ku lagi

Setelah nya aku menirukan percakapan kami tadi dan mereka hanya tersenyum setelah nya

"baiklah terima kasih sudah menolong nya ya Alleta, meski kalian terlihat seperti bermusuhan hahaha" pak Adrian tertawa setelah nya

"yaudah pak bu saya kembali ke kelas dulu ya, ketinggalan jauh kayak nya saya sama mereka" pamit ku tak ingin berlama lama berdiri disana

Aku kembali berjalan sesekali tersenyum ramah pada mereka yang aku lewati, sudah lama rasanya tidak seperti ini ada rasa bebas dari hidupku padahal sedari dulu tak pernah aku merasa seakan bisa melihat dunia dengan seluas ini

Setibanya dikelas Maudy langsung memeluk tubuh ku hingga hampir saja terjatuh jika tidak ada Gio dibelakang dan menahan ku, namun pada saat itu juga Arshaka datang menghampiri kami lebih tepat nya menghampiri Gio

"maksud lo apa pegang pegang Alleta" ucap nya tegas membuat siswa dan siswi lain nya menoleh ke arah kami

"santai aja kali, gue cuma bantuin dia biar gak jatuh bukan kayak lo yang malah diem dan nyaksiin gitu aja"

"lo tau kalo dia punya gue kan, terus kenapa lo nyentuh dia sialan, udah gue peringatin lo biar gak deket deket sama Alleta"

"kenapa? lo takut rahasia lo bocor?" kini giliran Gio yang mendekati Arshaka yang diam mematung

Arshaka melirik ku sambil menggelengkan kepalanya, seolah dia mengatakan tidak tapi ia terlambat aku sudah mengetahui nya namun aku hanya diam berpura pura tidak tau apa apa dihadapan nya

"kenapa, ko shaka sedih gitu sih Gio kan cuma bantuin aku biar gak jatuh dia niatnya baik loh"

Setelah nya Gio menarik ku, aku menoleh dan mengedipkan mataku tanda aku hanya berpura pura tak lama Gio melepaskan tangan ku

"tau lo posesif amat jadi cowok, minimal lah kalo mau posesif tuh tau posisi lah masa iya cewek lo di bantuin lo malah asik nonton" kini Maudy mencerca Arshaka

"udah udah gak baik berantem mulu" pisahku dan meminta yang lain melanjutkan kembali kegiatan mereka

"lo dari mana aja sih" Maudy kembali bersuara ketika kami sudah duduk di kursi masing masing

"kan gue tadi bilang izin ketoilet"

"lo di toilet ngapain aja sampe hampir 1 jam, gak ngelakuin hal yang aneh kan lo?"

"dih kagak ya emangnya lo"

"aelah jangan keras keras" jawab nya sambil menutup mulutku

"awas nanti nyesel lo" bisik ku di telinganya

"gue gak bakal nyesel apa pun nanti resiko nya" jawab nya bangga

"terserah" akhirnya kami berdiam diri dan menyelesaikan tugas masing masing

Bel istirahat telah berbunyi kami semua berhamburan keluar dari kelas dan berjalan kearah kantin, aku menarik Maudy kedekat barisan adik kelas, mereka tertunduk saat melihat kami duduk di samping mereka

"tenang aja gue bukan mau ngelabrak kalian ko, gue cuma numpang ngangin doang" mungkin mereka mengira aku akan balas dendam kepada mereka

Aku makan dengan santai sambil sesekali bercanda dengan Maudy, kami hanya berdua sejak tadi aku tidak melihat Nasya entah kemana dia aku juga tidak melihat Arshaka dan beberapa teman nya yang lain, sudah lah mungkin mereka memiliki kepentingan masing masing

Setelah seharian disekolah akhirnya kami pun pulang kerumah, ahh lega rasanya saat kembali namun sudah tidak ada pak Arka setidanya aku akan menyimpan energi ku untuk bertengkar dengan nya, aku pergi ke kamar untuk mengganti pakaian kali ini aku akan memasak terlebih dahulu setelah nya baru akan mandi supaya nanti malam tubuh ku tidak lengket

Setelah selesai makan aku kembali ke kamar untuk mandi aku berendam di Bathtub dengan air hangat lelah ku terasa berkurang kini yang aku rasa hanyalah kantuk secepat nya aku membersihkan tubuh ku dan segera mengenakan pakaian, aku berdiri di depan lemari ku masih dengan mengenakan handuk aku memilih baju sesekali mencocokan nya dengan tubuh ku

Hingga akhir nya yang aku kenakan adalah kemeja hitam polos berukuran oversize dan hotpants toh sekarang tidak ada pak Arka jadi aku bebas mengenakan nya, aku berbaring diranjang sambil memainkan ponsel hingga membuat ku lupa waktu aku merasa lapar namun rasa kantuk ku lebih kuat membuat ku memjamkan mata, udara di kamar terasa panas dengan enggan aku membuka dua kancing atas kemejaku

Entah berapa lama aku tertidur hingga aku merasakan ada sesuatu yang mengganggu tidurku, dan tubuh ku juga terasa berat aku yang masih mengantuk pun membuka mata dengan perlahan saat kesadaran ku pun terkumpul betapa terkejutnya aku saat melihat pak Arka sedang mengukung ku dan tak lupa ia mengecup permukaan wajah ku dan leher ku yang memang terbuka

"udah bangun rupanya, tadinya saya hanya ingin menagih untuk dipeluk, tapi kamu malah sudah tertidur dan dengan sengaja menggoda saya" ucap nya tanpa rasa bersalah

'sialan dia malah menagihnya, tunggu bukankan dulu ia mengatakan ia bukan guru mesum dan gak suka modelan bocah kurus kerontan kayak gue, terus ini apa'

"pak berat, lagian saya gak ngegoda bapak ya"

"bapak nya aja yang mesum"

"jangan banyak gerak Alle" ucap nya lagi saat aku memberontak

"yaudah bapak nya minggir" ia masih berdiam diri saat aku mengucapkan itu

Aku memberontak lagi namun ia semakin mengeratkan tangan nya di atas kepalaku, sesekali ia memejamkan matanya dan hingga akhirnya tubuhnya ambruk menimpa tubuh ku yang berada di bawah nya

"pak?"

"diam Alle jangan gerak"

Setelah mengucapkan itu pak Arka menghirup kuat aroma tubuh ku, sial kenapa otak gue gak bisi berpikir jernih kalo lagi gini mungkin aku tak sengaja membuat luka nya kembali terbuka aku segera mengsugesti diri agar bisa berpikir positif

Setelah beberapa saat aku merasa semakin tidak nyaman selain berat karna tubuhnya pak Arka aku juga merasa ada sesuatu yang menganggu pikiranku dengan panik aku memukul dan mendorong tubuh nya

"pak" ucap ku takut terjadi sesuatu padanya

"saya sudah bilang diam Alle"

Saat tengah ketakutan aku melihat ia tengah memegangi perutnya yang berdarah terlihat jelas dari pakaian nya yang berwarna putih luka nya bertambah bahkan luka kemarin yang belum sempat keringpun kembali mengeluarkan darah

"pak" aku semakin panik saat ia sesekali memejamkan matanya

Aku membantunya duduk ditepian kasur, dan bertanya apa ia mau dibawa ke rumah sakit untuk mengobati lukanya namun ia menolak dan beralasan jika mereka bisa saja datang kembali untuk menjemputnya

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang