bab XLVIII

29 6 0
                                    

Wajah nya terlihat begitu menggemaskan  saat memarahi ku meski tidak bersungguh-sungguh marah ia tetap mencoba tegas dengan suara serak khas milik nya, aku melihat Jovanka yang kini masih duduk di hadapan ku sambil menatap buku yang ia bawa sejak tadi.

Flashback

"Alleta hentikan, jangan menjadi contoh yang buruk bagi yang lain nya" terdengar tegas namun tetap dengan nada lembut

Aku yang masih kesal pun melepaskan cekalan ku pada rambut wanita itu, terlihat jika Gio, Gevan dan Jovankan tengah berdiri di samping membuat ku mengalah pada 3 lelaki jangkung nan tampan itu hhe.

Dengan segera aku berjalan mundur beberapa langkah mengijinkan wanita itu pergi dari hadapan kami sambil memasang wajah yang sangat menjengkelkan milik nya membuat ku ingin mencakar namun tertahan saat melihat tatapan menghunus dari Gio dan Jovanka, mereka datang saat mendengar keributan di kantin membuat sang ketua Mpk itu harus turun tangan sendiri karna yang bermasalah adalah seorang anak perempuam seperti ku, berbeda jika yang bermasalah itu adalah seorang anak laki-laki maka guru bk lah yang akan turun sendiri.

"ihh kan jadi gak ada tontonan lagi" ucap Kinara di angguki Maudy yang kini sudah berada di samping Gio

"itu temen nya berantem bukan nya di pisahin malah asik nonton" jawab Gevan sambil berjalan mendekat kearah Kinara

"gak usah gangguin dia Gevan, Kinara Milik gue"

Aku syok mendengar ucapan Gio sambil menarik tangan Nara mendekat kearah nya tanpa melepas pegangan itu, aku dan Maudy saling tatap dan kembali melirik kearah mereka berdua, berbeda dengan Nara yang malah mendadak loading dengan semua nya, saat akan bertanya Jovanka menarik tangan ku menuju keluar keramaian.

"ehh bentar dulu Van" ucap ku tak terima namun tak di idahkan oleh nya

"Gio, Nara gue butuh penjelasan lo berdua nanti, awas aja lo berdua kalo gak ngejelasin sama gue" teriak ku saat mulai menjauh

"Maudy tolong bayarin dulu bakso gue nanti gue ganti" aku semakin berteriak karna mulai menjauhi kantin

"berisik Alleta, jangan teriak mulu nanti suaranya abis" jawab Jovanka tenang

"ish salah lo juga gak ngelepasin tangan gue dulu tadi"

Flashback end

Dan berakhir lah kami diruangan rapat osis dengan beberapa anggota lain nya yang memandang kami aneh, aku ingin tertawa kencang namun tertahan karna masih banyak orang diruangan ini, dengan susah payah aku menahan tawa namun ucapan Gavin kembaran Gevan berbeda orang tua itu membuat ku tertawa terbahak-bahak

"lo kalo mau ketawa-ketawa aja Ta, si Jovan juga gak bakal kuat nahan tawa, liat aja muka nya udah kayak nahan mau berak di celana"

Meski terdengar ironis namun tetap saja mereka tertawa begitu juga dengan Jovanka yang berada di depan ku, ia tertawa begitu menawan membuat ku tak henti tertawa hingga meneteskan air mata.

"ehh kenapa nangis? Aku jahat ya?" Jovanka membuat yang lain diam dan ikut berhenti mendadak

"lohh siapa yang nangis? Aku kalo nahan ketawa terlalu lama dan pas ketawa suka gini ko" panik ku saat mereka menatap aku khawatir

"cewek kayak lo unik, susah banget pasti naklukin lo nya" jawab Gavin di angguki yang lain nya

"cari yang kayak lo di mana ya, gue mau satu pasti bangga banget rasanya milikin lo" kini giliran Gevan yang berbicara

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang