bab XLII

23 9 0
                                        

Aku masih betah duduk di samping pak Arka yang telah selesai bercerita, bukan tidak peduli dengan keadaan nya melainkan aku tidak ingin mengungkit masalah jika bukan ia sendiri yang mengatakan hal itu.

Setelah cukup lama kami bercerita membuat ku merasakan aneh tentang siapa yang meneror dan membuat pak Arka celaka ahh memikirkan itu saja membuat ku pusing sendiri.

"kamu kenapa sayang?" tanya pak Arka melihat ku geleng-geleng kepala sendiri

"enggak ko, cuma bingung aja siapa yang bikin ulah semua ini" jawab ku saat mereka kini melirik ke arah ku

"bener juga ya, ko bisa barengan gitu kejadian nya kayak yang udah di rencanain"

"bener kata Maudy ko bisa gitu ya, kayak nya dia hapal tentang kalian berdua deh" Nara ikut menimbrung tak lupa dengan cemilan yang ia peluk sedari tadi

"kayak nya dia orang deket deh sama kalian bukti nya dia berani berbuat sampe segini nya"

"udah nanti aja kita bahas lagi nya sekarang aku mau istirahat dulu terserah kalian mau pulang atau mau ikut istirahat"

Arka memegang tangan ku dengan lembut dan pergi kamar untuk beristirahat, terlihat dari wajah nya ia begitu cemas saat membaca pesan yang aku terima kemarin dari orang yang tidak aku kenali sama sekali.

"Brian cari tau semua tentang mereka berdua dan pastikan aku sendiri yang menerima nya" ucap Arka dari sambungan telpon

"hmm, harus nya kau menyuruh detektip bukan malah menyuruh ku Arka, kau tau sendiri tugas ku hanya dengan komputer dan leptop di rumah bukan tentang IT"

"saya tidak peduli, pokok nya segera cari tau tentang mereka maka gaji mu saya kali lipat kan jika berhasil menemukan mereka"

Arka memutuskan sambungan telpon tanpa mendengarkan kalimat Brian selanjut nya membuat pria berbola mata hitam pekat pun mendengus kesal karna keputusan sang atasan yang tidak memberinya kesempatan untuk memberi kan solusi terlebih dahulu

"masa bodo lah dia cuma minta cari tau bukan nyuruh gue yang nyari tau kan? Jadi kita cari yang bisa aja nanti gue kasih tip abis itu gue naik gaji deh hahaha emang pinter otak gue" Brian berkata sambil terus berjalan tanpa memperhatikan karyawan lain yang memandang nya aneh

Dengan lemah Arka ikut berbaring di samping sang istri yang sudah tertidur dengan nyenyak, sebelum nya Arka memilih membersihkan tubuh terlebih dahulu yang kini malah di tinggal tidur oleh Alleta.

"pasti semalem kamu gak tidur tenang ya sampe nyenyak banget kamu tidur nya" ucap Arka memandang wajah ayu milik Alleta

"mimpi indah sayang" Arka kembali berucap dan mencium kening Alleta dengan lembut agar tidak membangun kan nya

Berbeda dengan Arka dan Alleta yang tengah tertidur kini Maudy, Kinara dan Gio sedang menjadi detektip dadakan dengan cara mencari informasi dari beberapa orang yang melihat orang asing di sekitaran rumah Alleta

"pak maaf sebelum nya saya mengganggu waktu bapak, tapi boleh saya nanya gak sama bapak" ucap Nara sebisa mungkin terlihat sopan

"boleh nanya apa ya mba?" tanya seorang pria paruh baya mengenakan baju batik

"apa bapak kemarin liat orang asing di sekitaran rumah Alleta gak pak?" kini giliran Maudy yang bertanya

"seperti nya pak Ihwan selaku rt disini yang mengetahui orang sekitaran karna kebetulan kemarin ia sedang mengunjungo setiap rumah milik warga sekitar sini"

"terima kasih pak atas info nya, maaf sudah mengganggu waktu nya"

Setelah mendapatkan informasi tersebut mereka bertiga pergi ke rumah pak Ihwan dengan arahan dari Gio, ia mengetahui nya ketika mengikuti Alleta dulu

"udah sampe, sekarang kita turun dulu, nah itu pak Ihwan nya keluar" ucap Gio turun lebih dulu dari dalam mobil nya

"permisi pak boleh saya tanya apa kemarin bapak kerumah Alleta?" tanya Gio tanpa banyak basa basi

"benar saya kemarin sedang memantau keamanan di sekitaran sini, memang nya ada apa ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya pak Ihwan mengingatkan Gio akan selogan resepsionis di semua tempat

"jadi begini pak, kemarin teman saya Alleta mendapat sebuah teror dari orang yang tidal di kenal dengan mengirimkan beberapa poto halaman rumah nya, bahkan ia masuk kedalam rumah itu tanpa sepengetahuan seluruh penghuni rumah" ucap Maudy yang sudah tidak tahan untuk mendapatkan informasi

"ketika saya berkunjung kesana saya melihat mobil berwarna hitam dengan plat mobil A 1412 IAN dan seorang pria keluar mengenakan kemeja putih serta masker yang menutupi wajah nya, tinggi nya sekitar 180 cm sama seperti perawakan Arka setelah melihat kedatangan saya ia kembali masuk kedalam mobil dan pergi entah kemana" pak Ihwan berhenti sejenak karna merasakan kering tenggorokan

Gio yang peka pun memberikan sebotol air mineral untuk pak Ihwan gunakan menghapus dahaga nya

"nah setelah nya, saya mendekati penjaga gerbang rumah Alleta, ia sempat melirik kearah mobil tadi dan kembali berbincang dengan saya tentang rumah Alleta yang harus segera di kunci membuat saya tidak bisa bertemu Alleta secara langsung, bagaimana pun saya menghargai keputusan Alleta karna ia memang merasa cemas tanpa kehadiran sang suami jika harus membiarkan orang lain masuk kedalam rumah" lanjut pak Ihwan

"tapi apa bapak pernah melihat orang itu sebelum nya, apa dia seperti ini pak penampakan orang tersebut?" Gio bertanya sambil menunjukan poto Arshaka meski ia sendiri tidak yakin

"saya pernah melihat nya kesini tapi saya lupa itu kapan, namun bukan orang ini"

Mereka semua bernapas lega setidak nya bukan Arshaka yang nekat melakukan hal seperti itu, jika ia memang berani maka Gio lah orang pertama yang akan mengambil nyawa nya nanti.

Akhir nya mereka memilih kembali kerumah masing-masing untuk beristirahat dan tak ingin menggangu kedamaian keluarga kecil Alleta yang kini sedang melepas rindu meski tidak jadi tinggal meeting namu tetap saja ia hampir di tinggal nyawa sang suami jika saja pak supir itu egois mungkin Alleta sudah menjadi janda muda sekarang.

"enggh" aku merengang kan otot yang terasa pegal

"belum bangun rupanya" ucap ku melirik pak Arka yang masih tertidur dengan pulas

"mandi dulu deh udah hampir malam lengket juga soal nya kalo gak mandi" dengan perlahan Alleta bangun dari tempat tidur dan berjalan kearah kamar mandi

Setelah selesai Alleta memilih turun kelantai dasar untuk menyiapkan makan malam serta beberapa cemilan nanti nya, namun saat ia akan memasak tak sengaja melihat sebuah iklan di televisi yang sedang berlangsung menyiarkan produk terbaru dari sebuah restoran dekat kantor milik pak Arka membuat nya mengurungkan niat untuk memasak, seperti nya ia akan memilih makan di luar kali ini.

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang