bab LVII

14 6 0
                                    

Aku duduk dengan tenang saat pak Arka mengelus perut dengan pelan dan begitu hati-hati, ketika di perjalanan Brian menghentikan mobil di sebuah restoran, karna menang kami semua merasa lapar sejak tadi, tujuan kami sekarang mungkin rumah pak Arka yang baru selesai di bangun yang akan kami pindahi beberapa hari lagi.

Namun saat hendak turun, pak Arthure sudah tiba di belakang kami dengan beberapa mobil di belakang nya, membuat kami tidak jadi turun melainkan ia yang ikut bergabung bersama kami sekarang.

"sungguh menyesal aku ikut bergabung dengan kalian semua" ucap nya saat menyadari kami semua berpasangan kecuali dirinya

"sudah lah terima nasib saja Thure, jadi bagaimana tadi apa kamu menyelesaikan nya?" tanya pak Arka yang masih sibuk mengelus perut ku

"kita lanjut aja terus, nanti kita cerita nya di rumah lo Ka, cape juga gue gini terus" ucap pak Arthure menyuruh Brian menjalankan kembali mobil nya

"gue bukan asisten lo sialan" Brian melirik pak Arthure yang cengengesan

"udah gak papa, lagian aku juga cape mau istirahat" ucap Maudy di hadiahi tatapan lembut oleh Brian

"apa pun untuk istri ku" jawab Brian semangat

"nah tau kan sekarang rasanya bucin sama istri gimana?" tanya pak Arka membuat Brian menelan air liur nya kasar

"iya deh iya yang udah pada punya bini, gini nih kalo belum nikah jadi nyamuk aja" pak Arthure ikut menimbrung

"ekhm maaf saya juga belum pak, mungkin beberapa bulan lagi saya nyusul mereka, bapak mau duluan atau di duluin saya nih?" tanya Gio mendapat tatapan tajam pak Arthure dan semua orang tertawa setelah nya

"Alleta kenapa harus nikah sama Arka sih, coba aja belum nikah mungkin sekarang yang sendiri itu Arka bukan aku" ucap pak Arthure melirik ku

"itu karna tuhan gak mau lo sama Alleta makanya di datengin gue duluan, kalo yang dateng lo duluan kasian Alleta harus punya suami super duper resek kayak lo" jawab pak Arka tanpa melepaskan usapan dari perut ku

"gibah mulu lo berdua, udah nyampe nih buruan istri gue mau istirahat kecapean dari tadi" kini Brian yang bicara

"dulu aja ngata-ngatain gue suami takut istri, sekarang sama aja lo sama gue kalo udah bucin ya gitu" imbuh pak Arka sembari menggendong tubuh mungil ku

"Thure buka pintu nya" teriak pak Arka sembari melempar kunci

"sialan lo semua, udah kayak babu aja kerjaan gue" monolog Arthure sendirian

Saat tiba di dalam aku terkejut saat melihat rumah yang begitu luas, meski tak sebesar rumah keluarga ku tapi ini lebih nyaman di banding kan dengan disana apalagi gaya dan warna semua sesuai keinginan ku dulu, aku tidak menyangka jika pak Arka akan menyanggupi keinginan ku bahkan ini sama persis seperti bayangan ku saat menceritakan rumah impian ku.

"suka sayang?" tanya pak Arka tanpa menurun kan ku

"heem bagus banget" jawab ku berbinar

"ini rumah baru lo Ta?" tanya Maudy dan Kinara bersamaan

Aku hanya menganggukan kepala, setelah nya pak Arka menyuruh yang lain nya berisirahat terlebih dahulu di kamar yang memang sudah du sediakan untuk tamu, sedangkan kami menuju kamar utama di rumah ini, kamar nya begitu luas bahkan mungkin cukup jika 10 orang lebih berkumpul di dalam kamar ini, ahh seperti nya memang benar jika pak Arka menginginkan bayi terlihat banyak sudut ruangan yang di isi beberapa tempat untuk bermain.

Aku melirik kearah nya yang kini mulai membaringkan tubuh ku dengan pelan, ia terlihat begitu lelah membuat ku menggeser dan menyuruh nya ikut berbaring di ranjang milik kami berdua.

"istirahat aja dulu bi, nanti biar aku yang masak" ucap ku saat ia ikut berbaring

"no dear"

"kamu masih sakit, jadi jangan banyak aktivitas dulu ya sayang" imbuh nya

Pak Arka memeluk tubuh ku, sesekali ia mengusap perut membuat ku nyaman dan mulai merasakan kantuk yang semakin memberat, hingga tanpa di sadari kami perlahan tertidur dengan pak Arka yang masih betah mengelus perut ku.

Di saat aku membuka mata, pak Arka sudah duduk bersandar menatap ku dengan wajah nya yang terlihat muram, aku yang heran pun ikut duduk di samping nya

"loh bi, kamu kenapa ko pucet gitu?" tanya ku saat ia terlihat menahan sakit

"mungkin cuma masuk angin aja sayang, udah gak usah di pikirin kamu harus banyak istirahat aja ya" jawab nya namun tidak membuat ku yakin

Selang beberapa menit ia terlihat menahan sesuatu dan berlari ke dalam kamar mandi, aku penasaran mengapa pak Arka berlari pun mengikuti nya, ternyata pak Arka kinu sedang memuntahkan isi dalam perut nya membuat ia terlihat begitu kesakitan.

"sejak kapan kamu kayak gini bi?" tanya ku heran

"tadi pas pulang dari sana, mungkin karna aku salah makan dan kecapean jadi masuk angin gini" ucap nya sambil menatap ku

Terlihat jika ia akan memuntahkan lagi isi dalam perut nya namum seperti nya sudah tidak ada yang tersisa membuat nya semakin kesakitan, tak tega melihat nya membuat ku mendekat dan mengurut pelan tengkuk nya, di saat ia berhenti dan mencuci wajah ia berbalik dan memeluk ku.

"gini aja ya jangan jauh-jauh nanti aku mual lagi sayang" ucap nya dengan suara bergetar

"yaudah iya, sekarang kita harus makan dulu ya, nanti kamu minum obat supaya cepat sembuh nya" aku menuntun nya turun dari lantai atas menuju ruang tamu dimana semua orang sudah berkump disana.

"loh Ta, pak Arka kenapa?" tanya Maudy mewakili semua orang

"dia lagi sakit, jadi manja gini mohon di maklum ya" jawab ku sembari duduk bersama dengan pak Arka yang tidak mau jauh

"jadi gimana mereka bisa ngicar Alletan" tanya Gio mengambil atensi semua orang

"sebenar nya, setiap kejadian yang menimpa kalian itu di sebab kan oleh mereka berdua" ucap pak Arthure memandangi kami satu persatu

"jadi kecelakaan Alleta juga di sebabkan mereka?" tany Gio lagi

Pak Arka tidak banyak bicara karna rasa mual nya terus muncul jika ia bicara dan menjauhi ceruk leher ku, dengan sesekali aku mengusap rambut dan punggung nya agar ia tidak terlalu merasakan sakit.

"tidak untuk kecelakaan itu bukan mereka palakunya melainkan mantan sekertaris Arka yang dulu"

"Nadira?" tebakan Brian di angguki Arthure

"jadi sudah beberapa kali Nadira mencoba membunuh Alleta namun selalu di gagalkan oleh mereka berdua, yang memang pada dasar nya mereka mengincar Alleta juga"

"apa mereka ingin membunuh ku?" tanya ku khawatir

"tidak mereka tidak ingin membunuh mu, melainkan mereka ingin memiliki mu seutuh nya tanpa harus berbagi"

"maksud lo Thure?" pak Arka berucap meski harus tetap bersembunyi di ceruk ku

"mereka mau lo dan Alleta berpisah setelah nya mereka bakal ngambil Alleta dan menikahi nya"

"itu rencana yang gue tau ketika mereka membahas akan membalas dendam terlebih dahulu pada Nadira yang nekat ingin membunuh Alleta"

Aku terdiam, apa yang mereka ingin kan dari ku sehingga begitu nekat mencoba memisahkan kami berdua, apa seobsesi itu mereka kepada ku?

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang