bab III

95 12 0
                                        

Aku kembali kekantin namun tidak menemukan Arshaka dan yang lain nya, aku berpikir apa mereka udah balik ke kelas ya dan aku kembali ke kelas untuk mencari mereka

Setiba nya dikelas aku melihat mereka sedang berdiri mengelilingi kursi Nasya dan dikerumuni oleh beberapa teman yang lain nya, aku pun mendekat dan melihat jika Nasya sedang menangis sedangkan Maudy tidak membela ataupun mencoba menghiburnya

'Ada apa dengan mereka?'

Tidak biasanya mereka seperti ini, aku mendekat dan mengahampiri Nasya yang sedang menjadi tontonan utama nya, aku juga melihat Arshaka yang terlihat kesal sama dengan Maudy dan yang lain nya

Saat aku hendak memeluk Nasya seseorang menarik tubuhku kesamping dan menjauhinya hingga terdengar isak tangis lainnya, aku mengetahui jika orang itu adalah Maudy tanpa aku melirik pun sudah tau dari daru isakan yang begitu sesak

Aku semakin binggung ada apa ini sebenar nya, aku melirik Arshaka namun ia tidak memberikan jawaban nya hingga ku putuskan untuk bertanya pada yang lain nya

"ini kenapa sih? Ko pada nangis gini?" tanya ku pada Maurin yang berada disamping ku

Ia sempat melirik yang lain nya sebelum menjawab ku, aku yang semakin penasaran pun mencekal lengan nya

"jadi Nasya lagi jelekin lo dan ketauan sama Muady pas di tanya, ia malah ngelak dan bilang itu cuma boongan, itu cuma buat bercanda aja katanya" ucap nya ragu

"jelekin maksudnya?" tanya ku lagi

"iya dia tadinya mau bikin heboh sekolah karna dia bilang lo udah nyuri uang sekolah yang ada diruangan bu Marisa"

Aku mengerutkan kening, aku tidak mengerti dengan semua ini permasalahan macam apa ini, lalu mengapa Maudy menangis?

Memang beberapa hari lalu bu Marisa kehilangan uang sekolah yang cukup besar, hingga saat ini masih menjadi tanda tanya kemana uang itu mungkin mereka menggap itu hilang dan menuduh ku karna memang aku dekat dengan nya namun aku tidak pernah melakukan hal itu

Aku menghela napas mungkin mereka sedang salah paham dan saling menyalahkan, aku tidak mengerti karna aku tipe orang yang susah mencerna kata kata jadi aku tidak mudah memahami keadaan

"sudah lah mungkin kalian semua salah paham dengan nya, ia tidak mungkin seperti itu dan mungkin ia hanya ingin bercanda" ucap ku memilih tidak memikirkan nya

"lo liat sya, dia masih belain lo di hadapan yang lain saat lo mau ngajatuhin dia, dia masih bisa berpikir positif biar lo gak kena imbas amukan dari yang lain nya" ucap Maudy dengan nada kesal nya

"udah udah gak baik berantem mulu" aku memisahkan mereka agar tidak kembali bertengkar

Kami pun semua kembali ke kursi masing masing karna bel berbunyi menandakan masuk, jam kedua adalah bagian olahraga kami semua disuruh berganti baju dan kembali dalam waktu 10 menit

Pak Jonathan menyuruh kami untuk memasuki kolam renang milik sekolah, bisa ku katakan jika pak Jonathan adalah kekasih Maudy namun masih di rahasiaka  karna yang mengetahui nya saja hanya aku dan Arshaka

Pak Jonathan atau biasa di panggil pak Jo itu seusia dengan pak Arka dan Pak Adrian, banyak yang menyukainya namun yang beruntung memiliki nya adalah Maudy

Suasana kolam renang pun ramai oleh kelasan kami dan beberapa kelas lain yang memang jadwal nya sama dengan kelas ku, aku tidak memperhatikan sekitar mambuat ku tidak sadar ada yang memperhatikan ku dari jauh, saat aku menoleh kearah pintu masuk saat itu pula aku merasa ada seseorang yang mendorong tubuhku membuat aku terhuyung dan terjatuh kedalam kolam renang yang cukup dalam

Maudy dan Nasya berteriak membuat yang lain nya menatap aku yang terjatuh

"Alleta" teriak mereka bersamaan

Aku melihat orang itu hendak berlari ke arah ku namun terhenti ketika Arshaka menceburkan dirinya kedalam air, ia tau bahwa aku memang tidak bisa berenang di kolam yang dalam karna itu ia langsung membawa ku ketepian agar segera keluar dari bahaya

Di sekolah hampir seluruh guru tau bahwa aku tidak bisa berenang di kolam yang terlalu dalam, karna itu aku sering kali berbeda kolam dengan mereka semua demi keselamatan ku, dulu ketika pertama masuk kesekolah ini ibuku sudah memberitahu semua guru tentang hal itu

Ahh rasanya aku seperti kembali pada masa lalu hal yang membuat engan untuk terlalu lama berada di sekitaran air yang tergenang terlalu banyak

Setelah aku kembali ketepian kolam aku mencari orang itu namun aku tidak menemukan nya

"kamu gak papa kan?" ucap Arshaka panik sambil terus menggosakan tanganku

"aku gak papa ko" ucap ku sambil tersenyum kearah nya

Maudy Nasya dan pak Jo menghampiri ku dan bertanya keadaan ku mereka memang tau tentang masa lalu ku terutama Maudy, dan lagi aku menjawab hal yang sama

"baiklah untuk yang lain nya kembali ke posisi kecuali Alleta" teriak pak Jo sambil meniup peluit nya

"lo yakin gak kenapa-napa sendirian disini?"  ucap Maudy

"iya gue gak kenapa-napa elah, abis ini juga mau ke kursi sebelah sana buat ngeringin baju sama nenangin kondisi gue biar gak terlalu kacau" ucap ku meyakinkan Maudy dan Nasya

"yaudah kalo ada apa apa panggil kita aja ya ta" kini giliran Nasya yang bersuara meski dengan nada yang sedikit bergetar bekas menangis

"iya iya sana gabung sama yang lain" usir ku pada mereka berdua agar kembali pada barisan

Kini giliran Arshaka yang mendekati ku dan duduk di sampingku

"kamu yakin gak kenapa kenapa?" tanya nya penuh ke khawatiran

Aku pun tersenyum sebelum menggenggam tangan nya, tangan besar yang hangat ini mampu membuat ku sedikit lebih tenang dari sebelum nya

"aku kan harus kuat jadi aku harus bisa menghadapi segalanya tanpa rasa takut, meski hal itu sering terjadi ketika kamu gak ada"

"yaudah aku anter kamu kesana aja ya" ucap nya membantu ku berdiri dan memapah ku kerarah kursi dekat pintu keluar

Ketika kami sampai aku duduk dan mulai memejamkan mata mencoba mengontrol ketakutan ku, saat ku buka mata aku menemukan sebotol air mineral dan beberapa snack, mungkin Arshaka yang membelikan nya pikirku dan membuka nya

Alleta terlalu sibuk menikmati dan memperhatikan yang lain nya hingga tidak menyadari jika ia pun sedang di perhatikan seseorang dari kejauhan dan sesekali ia tersenyum melihat tingkah Alleta yang bagi nya menggemaskan

"haha naas banget sih lo, dia pasti mikir itu dari Arshaka bukan dari lo" ucap temannya pada sosok yang sedari memperhatikan Alleta

"kalo gue gak kalah cepet waktu itu mungkin dia jadi milik gue bukan malah milik orang lain" jawab nya

"makan nya lo kalo gerak yang cepet bukan malah nunggu ketikung orang haha" ucap teman nya lagi

"udah lah mending masuk kelas dari pada disini jadi bahan ledekan lo" ajak nya dan di angguki oleh teman nya itu



Jangan lupa tinggalkan jejak ya buat yang baca

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang