Sudah seminggu Alleta berdiam diri dirumah milik Gio dan tidak di ijinkan kemana pun, jika sudah waktu nya pulang sekolah teman-teman nya lah yang akan datang dan menceritakan segalanya tentang keadaan di sekolah, tapi kali ini Alleta sungguh bosan berada di dalam kamar yang bukan milik nya itu.
"ahh ini sampe kapam gue disini mulu, luka gue aja udah sembuh masa ia gue harus nunggu disini sampe ajal menjemput"
"sialan, gak boleh dong nanti kalo gue mati duluan pak Arka sama siluman babi"
"kenapa pula gue harus diem disini, kan gue mau jalan-jalan juga kayak yang lain nya"
"huuuaaa gue kangen pak Arka kangen rumah juga"
Aku semakin prustasi didalam kamar bernuansa gelap itu, jika seperti ini bukan nya aku terlihat korban penculikan yang akan di jual pada beberapa penjahat diluar sana
"gue mau pulang, gimana pun cara nya gue mau pulang"
Tak lama pintu terbuka menampilkan wajah teman-teman sialan yang mengurung ku sendirian di dalam kamar ini, meski aku kesal dengan pak Arka namun waktu seminggu sudah membuat ku tersiksa karna tidak bertemu dengan nya, iya gue akuin kalo gue emang bucin, napa gak suka?
"lo udah bangun Ta?" tanya Nara memasuki kamar yang aku tempati
"belum gue masih sekarat" jawab ku kesal
"lo kalo ngomong yang bagus dikit napa sih, baru sembuh juga udah ngegas aja" kini Maudy yang berucap
"gue udah sembuh dari 5 hari yang lalu ya bego, tapi lo semua aja gak ngebiarin gue keluar dari sini"
"ya karna kita semua gak mau lo kenapa-napa lagi juminten" jawab Maudy
"tau ahh gue mau pulang kerumah hari ini juga, kalo lo semua gak ngijinin, gue pulang ke pangkuan tuhan aja nyusul nenek sama kakek" aku berucap dengan nada serius
"ya gak boleh gitu dong, kia udah jagain lo semala ini masa iya lo main, pergi gitu aja ke pangkuan tuhan kan gak adil"
"ya makanya anterin gue pulang kerumah gue, bosen disini mulu"
"tapi masalah lo sama pak Arka gimana?" tanya Nara
Gio masih asik menyaksikan perdebatan kami di depan pintu sembari menyenderkan tubuh nya,
"ya gue pulang terus selesain masalah rumah tangga gue, kalo disini terus-terusan yang ada gak bakal selesai sampe gue tua juga tetep aja bakal gini" jawab ku prustasi dengan mereka berdua
"bener kata Alleta, biarin dia selesaian semua nya sendiri"
"kalo lo gak mau, biar lo aja yang disini gantiin Alleta mau?" tanya Gio pada Nara
"dihh ngapain gue disini" jawab nya
"temenin gue tidur tiap hari" Gio berucap santai membuat Kinara menelan saliva nya kasar
"gak usah bucin dulu, sekarang anterin gue apa pun masalah nya gue mau pulang sekarang juga." ucap ku
Dengan perasaan gembira aku duduk di kursi mobil milik Gio, ya pada akhir nya mereka mengijinkan ku pulang sedangkan Nara masih di rumah itu bersama Maudy yang tengan di kunci terus berceloteh tak jelas membuat ku kesal sendiri dengan mereka yang sungguh menyebalkan.
Setibanya di rumah seluruh pembantu dan penjaga mengahmpiri dan menanyakan kabar ku, bagaimana bisa mereka bertanya mengapa aku bisa hidup kembali sedangkan aku saja belum mati.
"siapa yang bikin berita kalo gue mati sih, masa iya baru dateng udah di kira hantu aja gue"
"padahal kan gue cuma luka dikit gak sampe mati, tapi kenapa semua orang nanya gue gitu sih"
Aku bermonolog sembari berendam di buthtub menggunakan air hangat untuk menghilangkan rasa lelah ku beberapa hari lalu, tak ingin terlalu lama akhirnya aku menyelesaikan nya dengan cepat dan memilih pakaian yang akan aku kenakan, baju berwarna pastel yang kini aku kenakan, karna bosan aku memilih memasak untuk makan siang ku kali ini hanya semangkuk mie instan yang aku masak karna terlalu malas jika aku harus memasak banyak
"huft, kan kalo di rumah bebas mau ngapain aja gak bakal ada yang ngatur dan lebih leluasa" ucap ku sambil menunggu mie itu matang
Setelah makan aku kembali kedalam kamar dan merapikan tempat tidur ku, ingin rasanya aku segera berbaring namun sebuah tangan sudah memeluk ku erat disertai tangisan nya yang begitu memilukan ketika di dengar, aku membalik tubuh dan ikut memeluk tubuh janggung dihadapan ku yang masih menangis
"kenapa nangis?" tanya ku mengusap punggung nya
"ka-kamu kenapa ngilang" jawab nya tanpa melepaskan pelukan
"udah jangan nangis lagi, sekarang duduk dulu kamu pasti cape"
"jangan tinggalin aku lagi ya" ucap nya sambari memeluk perut rata milik ku
"kalo kamu gitu lagi mungkin aku akan pergi lebih jauh nanti nya" jawab ku mengusap rambut nya
Ia terlihat kurang tidur dan mata nya juga bengkak, tubuh nya semakin kurus sungguh tidak terurus padahal aku hanya seminggu tidak bertemu dengan nya namun sudah seperti ini apa yang terjadi jika aku pergi nya lama suatu hari nanti
"udah ya mending sekarang mandi dulu, aku mau pesen makan buat kamu abis itu kita istirahat ya" pak Arka menganggukan kepala nya dan berjalan ke arah kamar mandi
Tepat saat pak Arka selesai mandi makanan pun tiba membuat ku dengan senang hati menyuapi suami manja yang sedari tadi terus mengucapkan kata maaf, setelah acara makan selesai pak Arka membaringkan tubuh nya dan menjadikan paha ku sebagai bantalan
"jika suatu hari nanti kalian hadir, jangan membenci ku ya karna sudah membuat ibu kalian menangis, bagaimana pun kalian nanti hadir karna ku" ucap pak Arka sembari mengelus perut rata ku
Aku tersenyum hangat melihat nya, mungkin pak Arka ingin segera memiliki bayi namun aku masih belum bisa memberi nya karna masih manjadi siswi di sekolah ternama, mungkin nanti saat berkuliah akan aku usahakan agar ia tidak merasa kesepian saat aku sibuk mengerjakan tugas dari kampus nanti nya.
Tak lama terdengar dengkuran halus milik pak Arka membuat ku terkekeh mungkin ia terlalu lelah hingga langsung tertidur padahal barusan masih asik berbicara dengan ku.
Hari berlalu begitu cepat membuat ku semakin malas pergi kesekolah dan memilih ikut pak Arka kekantor karna sekolah pun sudah tidak belajar lagi, Maudy dan Nara pun sedang pergi berlibur membuat ku bosan sendiri, beberapa kali kami membahas kampus yang aku inginkan tinggal beberapa bulan lagi aku sudah lulus dari masa Sma.
"mau jalan-jalan keluar?" tanya pak Arka di angguki oleh ku
"tapi aku mau nya ke gunung Alpend di Swisland hehe" jawab ku asal
"baiklah persiapkan dirimu malam ini juga kita berangkat" pak Arka berucap sambil berjalan kearah ku menunjukan 2 tiket yang sudah di pesan
"serius kita pergi malam ini?" tanya ku bingung
"bukan kah kamu mau sayang? Apa pun untuk mu, mari habiskan waktu bersama" imbuh pak Arka
Sesuai perkataan nya, kini kami berdua sedang menunggu pesawat yang di pesan khusus untuk kami berdua saja dan segalanya sudah di persiapkan secara senpurna untuk kami nikmati.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Teen FictionKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"