bab IX

63 12 0
                                    

Aku kembali ke kamar setelah membantunya tadi, aku mencoba memejamkan mata namun aku teringat sesuatu bagaimana bisa aku tidak memberi kabar pada Arshaka setelah seharian ini, saat aku melihat ponsel ku ternyata lupa ku carger

Aku menghela napas besok aku akan menjelaskan nya secara langsung saja jika aku kecapean dan lupa mencager ponselku semalaman meskipun berbohong setidak nya itu mampu menolong orang lain

Aku tertidur dengan pulas malam ini mungkin tidur ku akan semakin nyenak karna hujan sedang menguyur pekarangan rumah, angin malam terasa menusuk tulang ku karna terlalu dingin hingga membuat ku di lilit selimut

Alarm telah berbunyi diatas nakas, seperti biasa aku membersihkan tubuhku terlebih dahulu sebelum pergi memasak untuk sarapan ku dan pak Arka, entah lah aku sedang ingin memasak sayur hari ini aku rasa tidak akan kesiangan meski aku masak banyak

Jam menunjukan pukul 05.30 ketika aku selesai memasak, setelah sarapan aku membawa semangkuk sup dan nasi yang terpisah tak lupa dengan air minum nya, aah apa seperti ini rasanya menjadi seorang pembantu ya pikir ku sambil terus berjalan melewati tangga

Aku mengetuk pintu terlebih dahulu namun tidak ada jawaban dari dalam, mungkin di kamar mandi aku mencoba berpikir positif meski takut terjadi sesuatu padanya karna pasti aku yang akan menjadi tersangka utamanya enggan aku harus mendekam di penjara jika hal itu terjadi

Saat aku mengggam pintu dan aku rasa tidak di kunci oleh nya aku pun mendorong pelan dan benar saja pintunya tidak terkunci

"loh belum bangun rupanya, aku kira sudah mandi" ucap ku berjalan mendekati seseorang yang tengah tertidur dan membelakangi ku

"pak Arka" ucap setelah selesai menyimpan makanan yang aku buat

Aku melirik nya yang tidak merespon panggilan ku, saat aku membalik dan aku mengecek suhu tubuh nya ternyata panas

"ahh demam rupanya" ucap ku lagi sambil duduk di sampingnya

"bangun pak, sarapan dulu abis itu minum obat biar cepet sembuh nya" bukan aku perhatian atau pun kasihan kepadanya hanya saja aku enggan jika ia berlama lama di rumah ku

Ia menggeliat dan menggelengkan kepalanya, aku yang melihat nya pun menahan agar tidak marah dihadapan nya saat ini mengapa ia sangat menyebalkan bahkan ketika ia sedang sakit pun masih saja manja

"saya tidak lapar Alle"ucap nya sambil berusaha bangun dari tidurnya

"pak, bapak butuh tenaga buat ngelawan saya debat jadi makan dulu, nanti gak usah ke sekolah istirahat aja disini" kini aku menyodorkan makanan yang aku buat kehadapan nya

Aku lihat ia sedikit kesusahan hanya untuk makan satu suap saja, ingin aku tertawa melihat nya kesusahan seperti ini namun hati nurani ku masih berprikemanusiaan

"mau saya bantu pak?" tawar ku saat ia memegang sendok saja gemetaran

Ia hanya menggaguk lemas sebagai jawaban nya, aku mengambil nampan tadi dan mulai menyuapi nya secara perlahan sesekali aku juga meniup sup nya agar tidak terlalu panas

Setelah selesai memberinya obat aku pergi kesekolah seperti biasanya, saat aku menyalakan ponsel tidak ada notifikasi yang masuk menandakan Arshaka tidak mencari ku

Sedikit heran mengapa beberapa minggu ini ia seperti sedang menjauhi ku ahh mungkin ia sedang sibuk latihan untuk uas nanti lagi lagi aku berpikir positif sebisa mungkin karna malas jika harus bertengkar karna hal kecil

Saat berjalan menuju kelas aku merasa ada seseorang mengikuti ku dan benar saja Gio sudah berada di belakang ku, suasana sekolah masih terlalu sepi membuat ku sedikit ketakutan saat hendak berlari menuju keramaian aku terhenti ketika ia memanggilku

"Alleta gue mau ngomong sesuatu sama lo"

"gue liat lo kemarin mapah pak Arka dari kantor"

'Deg'

tubuh ku membeku, aku merasa jika kemarin tidak ada seorang pun namun mengapa Gio bisa tau

"gue juga liat lo keluar dari apart nya pak Arka dan bawa sesuatu dari sana"

"gue juga liat lo bawa dia kerumah pak rt di perumahan lo"

"sorry gue ngikutin lo kemarin karna gue takut lo kenapa kenapa, dan tadi nya gue mau ngomong sama lo soal Arshaka"

"niat gue terhenti pas tau kalo lo lagi sama pak Arka, gue sedikit lega pas tau lo deket sama dia"

"gue harap lo bisa secepatnya lepas dari Arshaka sebelum lo makin sayang sama dia"

"gue gak niat ngerusak hubungan lo sama dia, tapi dia udah keterlaluan sama lo"

"lo inget waktu gue berantem sama Arshaka di lapang beberapa hari lalu?"

Aku menganggukan kepala tanpa berbalik dan tetap diam di tempat ku sedari tadi berdiri, ada rasa takut saat ia mengetahui keberadaan pak Arka namun ada juga rasa gelisah saat ia menyuruhku segera meninggalkan Arshaka, memang nya apa yang ia lakukan hingga Gio menyuruhku meninggalkan nya

"waktu itu gue nyuruh dia buat bilang sama lo tentang perselingkuhan nya di belakang lo dan supaya dia gak makin menyakiti lo"

Pertahanan ku runtuh saat Gio bilang  Arshaka selingkuh di belakang ku, namun aku berusaha tidak percaya dengan apa yang ia katakan

"gue tau ini mungkin sedikit menyakitkan, tapi lo bisa perhatikan sikap nya sama lo sekarang kayak gimana"

"buat selingkuhan nya lo cari tau sendiri aja, kalo gue yang ngomong lo pasti gak bakal percaya sama gue"

"nanti kalo lo udah nemuin tapi masih ragu lo bisa nanya sama gue"

"dia juga bohong pas bilang dia mau pergi sama mama nya setelah selesai uas"

"itu rencana dia buat bisa liburan sama selingkuahan nya"

"dan jika lo mikir dia pulang setelah nganterin lo, lo salah Leta dia pergi lagi buat nemuin selingkuhan nya"

"mungkin lo mikir gue dapet dari mana berita ini, mungkin lo juga mikir gue mengada ngada kenyataan nya"

"lo bisa tanya sama temen nya yang lain terutama Kelvin, dia tau segalanya"

"iya gue selalu sama dia kemana pun dia pergi meski kadang dia gak tau keberadaan gue, kenapa gue lakuin ini karna lo udah gue anggap adik gue sendiri"

"lo mungkin lupa sama gue, tapi gue nggak Ta, gue masih inget saat lo jatuh kedalam kolam renang dibelakang rumah nenek lo"

"gue bocah ingusan yang loncat bantuin lo dari sana saat lo udah pingsan"

"gue bocah yang lo bilang abang waktu itu Ta" kini suara Gio bergetar menahan isak

"gue orang pertama yang selalu lo datengen ketika mimpi buruk lo muncul"

"gue gak masalah kalo lo lupa sama gue, tapi gue gak rela kalo lo harus nangis gara gara pria brengsek kaya Arshaka"

"gue duluan Ta" ucap nya pergi entah kemana

Tubuh ku ambruk mengetahui tentang Gio adalah teman kecil yang selalu aku rindukan, bagaimana mungkin aku tidak mengingat nya

Aku kembali terisak saat melihat Arshaka tengah membonceng wanita lain memasuki parkiran, sakit nya bertubi saat mereka tengah tertawa bersama dan berjalan beriringan

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang