bab VI

62 12 0
                                    

Setibanya di rumah aku berbaring di kasurku aku memandang langit langit kamar yang bernuansa biru, ada yang aneh dari tingkah Arshaka tapi sudah lah mungkin ia hanya kecapean

Saat aku hendak memejamkan mata sebuah notifikasi muncul di layar ponsel ku terlihat panggilan dari nomor yang tidak dikenal, ahh siapa yang menghubungi ku malam malam seperti ini dengan malas aku mengangkat nya

"sedari tadi saya hubungi selalu di alihkan"

"jangan lupa bawa jas saya besok"

Ahh rasa ingin aku memaki orang ini tapi lagi lagi aku ingat jika ia adalah seorang guru di sekolah ku

"iya pak besok saya bawa"

"itu lagi di jemur dulu supaya kering"

"yaudah kalo gitu saya mau lanjut tidur ya pak" kini giliran aku yang mematikan sambungan telephone

Terlalu malas jika harus banyak menanggapi orang menyebalkan seperti pak Arka, aku yang memang sudah mengantuk pun langsung tertidur setelah menganti pakaian

Pagi pagi alarm ku sudah berbunyi dengan nyaring di dekat telinga ku  rasanya baru beberapa menit aku tidur namun sekarang sudah pagi lagi dengan gontai aku berjalan ke kamar mandi, saat aku bersiap turun ke dapur sudut mataku melihat jas yang masih tergantung ditempat pengeringan pakaian

Ide licik pun terlintas di kepala dan aku mendekati jas tersebut dengan smirk andalan ku, aku rasa memberi ia sedikit pelajaran tidak lah salah

Aku memasak dengan hati yang ceria entah lah aku rasa hari ini mood ku sedang baik, aku sarapan dengan lahap setelah nya aku keluar menggunakan mobil yang mungkin sudah jarang aku gunakan

Aku mengemudi sambil sesekali melirik paper bag yang berada di samping kursi ku, rasa nya tidak sabar saat ia menjadi cibiran keluarga nya nanti

Setibanya di sekolah aku turun sambil menenteng paper bag itu dengan sesekali bersenandung, saat tiba di kelas suasana nya masih begitu sepi karna masih terlalu pagi

Aku berjalan menuju kantor saat melewati koridor yang sepi aku merasa ada seseorang yang menarik ku kembali kebelakang menuju arah toilet saat aku berbalik ingin rasa nya aku menumpat dengan berbagai perkataan kasar namun semua tertahan karna ini di sekolah dan ia juga seorang guru disini

"lelet banget sih jalan nya, buruan keluarga saya udah nungguin"

Aku pun hanya mengikuti nada bicara nya dari belakang tubuh nya itu sesekali aku melirik ke arah belakang dan sekitar nya takut jika ada yang melihat kami

"aelah pak masih pagi juga ribet amat hidup bapak" jawab ku yang entah mendapat keberanian dari mana berkata seakan pada teman

"huft, cepetan mana jas saya" pinta nya saat kami tiba di toilet

Lagi lagi ide nakal muncul di pikiran ku, aku berjalan mendekat kearah nya sambil tersenyum

"e-eh mau ngapain kamu"

"saya mau berbaik hati pak, karna kemarin bapak udah bantuin saya pakai jas bapak sekarang giliran saya yang bantuin bapak pakai jas"

Pak Arka mengerutkan kening nya setelah mendengar ucapan ku barusan yang memang mungkin sedikit lancang, untuk pertama kali nya aku seperti ini namun salahkan saja dia yang sudah membuat ku kesal kemarin karna mengata ngatai Arshaka di depan wajah ku langsung

"kamu sakit? Atau kerasukan penghuni sini?"

"engak pak saya sehat ko, saya cuma lagi baik aja sama bapak" jawab ku sambil mengeluarkan jas milik nya

Ia mengendus jas milik nya terlebih dahulu dan lagi lagi ia mengerutkan keningnya bagaimana tidak aku dengan sengaja menyemprotkan parfum ku pada jas milik nya, ia hendak berucap namun aku potong terlebih dahulu

"maaf pak pewangi dirumah saya habis dan saya hanya punya parfume ini soal nya ini kesukaan saya" bohong ku saat berucap tidak ada pewangi di rumah

"tapi tidak dengan parfume Lavender juga Alle, bagaimana jika mereka menganggap saya sudah punya kekasih" ucap nya dengan nada sedikit frustasi

"ya bagus dong pak, biar bapak di anggap laku nanti nya"

"ucah lah pak nanti keburu makin siang sekarang pakai aja gak ada lagi pilihan kan" tambah ku dan langsung memakaikan jas milik nya

"nah sekarang udah selesai kan, kalo gitu saya mau keluar duluan yah pak"

Saat aku hendak keluar aku ingin mengambil paper bag yang tertinggal dan membuang nya ditong sampah depan kelas, aksi ku hampir gagal karna ia tidak mengikuti ku berjalan di belakangku aku sudah menghela napas dan berbalik secara langsung namun siapa sangka pak Arka sudah berada di belakangku dan yap tepat sasaran lipstik ku mengenai jas nya dan tercekat dengan jelas

"ahh maaf pak saya kira bapak masih mau nungguin toilet ini, saya niat nya cuma mau ambil paper bag itu doang tapi bapak malah ada di belakang saya jadi nya kejedotkan kening saya" ucap ku membela diri seolah tidak terjadi apa apa

Pak arka tidak merespon ucapan ku, ia pun langsung melirik jam yang ada di tangan nya dan ia segera berlari keluar dari toilet

"hahaha berhasil juga aksi gue" aku pun ikut keluar dan berjalan ke arah kelas, suasana mulai ramai karna matahari kian muncul dan membawa cahayanya

Setibanya dikelas aku pun duduk sembari memainkan ponsel ku, terdapat beberapa pesan dari Maudy dan Nasya yang menanyakan keberadaan ku

Aku membalas seadanya saja, namun aku heran mengapa Arshaka belum menghubungi ku sedari kemarin, enggan terlalu lama berpikir akhirnya aku bermain game offline yang sudah ada di ponsel ku.

Ahh rasanya rindu dengan nenek dan kakek, mungkin liburan kali ini aku akan pergi kerumah mereka saja toh aku tidak jadi berlibur dengan Arshaka dan ibu juga tidak mungkin melarang ku mengunjungi nenek

Ingin segera pergi berlibur supaya bisa segera menenangkan pikiran ku, tidak lama terdengar seseorang memanggil ku dari arah luar dengan teriakan khas milik nya siapa lagi jika bukan Maudy jika banyak yang mengira ia itu seorang yang kalem maka mereka aku katakan salah besar karna sifat nya yang super aktif dan ceroboh adalah ciri akan kepribadian nya

"masih pagi loh ini, udah teriak teriak aja" ucap ku saat ia sudah berada di hadapan ku

"hehe seneng banget gue hari ini" jawab Maudy duduk di sebelah ku

"kenapa lo? Dapet uang kaget?" tanya ku heran tidak seperti biasanya Maudy bersemangat seperti sekarang

"gue dapet kabar kalo pak Arka mau di jodohin"

"lah ya terus urusan nya sama lo apa Maudy Seraphina Anatsya Bumantala anak dari tuan Tonny Bumantala dan nyonya Sonya Anatsya Bumantala" ucap ku kesal dengan jawaban nya itu

Padahal dalam hati sudah berteriak heboh bagaimana tidak rencana ku berhasil berkali lipat, ahh rasanya ingin melihat wajah nya yang kaku di marahi keluarga nya

"ya berarti mulai sekarang gak bakal ada rumor dia suka sama gue lagi dong, dan pak Jo gak bakal cemburu lagi soal dia"

"bentar bentar lo dapet kabar ini dari mana? Ko lo bisa tau secepet itu? Apa jangan jangan kabar nya itu hoax" jawab ku heran dari mana Maudy dapet kabar secepat itu

"yaelah gue dapet dari pacar gue langsung lah, dia hari ini di kasih kabar sama ibunya yang kebetulan sodaranya ibu pak Arka" Maudy begitu antusias ketika ia mengatakan hal itu

"ohh syukur deh jadi gue gak perlu lagi dengar keluh kesah lo gara gara banyak rumor itu" tak lama setelah ucapan ku selesai Nasya datang dengan ceria

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang