Begitu sulit hanya untuk menyakinkan Gio jika aku bisa membawa kendaran sendiri menuju rumah Kinara, entah mengapa ia terus saja memaksa ku menukarkan mobil kami dan apa yang membuat nya sangat ingin mengunjungi rumah Kinara dengan memaksa seperti ini.
"ada apa sih bang? Ko ngebet banget mau kerumah Nara?" tanya ku karna sudah jengah dengan rayuan nya
"gue mau ketemu calon mertua, tapi malu kalo sendirian berangkat nya" jawab Gio di sertai senyuman bodoh milik nya itu
"sialan lo, kenapa gak bilang dari elah kan gue bisa beli baju cadangan dulu nanti nya" kini Maudy merutuki Gio yang dengan sengaja membawa kita ikut bersama
"emang sejak kapan kalian deket sih?" tanya ku penasaran
"udah nanti aja bahas nya kalo udah nyampe, sekarang mana kunci mobil lo" dengan malas aku melempar nya kearah Gio
"nah gitu dong dari tadi"
"hati-hati di jalan nya perasaan gue udah gak enak soal nya" ucap ku saat melihat Gio berjalan kearah mobil kesayangan ku
"hmm, kalian pergi duluan aja ya nanti gue nyusul"
"emang hapal jalan nya?" kini giliran Nara yang berkata
"kamu sharelock aja ya sayang" mendengar ucapan itu aku dan Maudy ber tingkah seolah ingin muntah saja rasanya
Dengan malas kami bertiga memasuki mobil Gio yang terparkir dekat kendaraan Nara dan Maudy, setelah nya kami pergi kerumah Kinara sesuai dengan keinginan Gio tadi. Di perjalanan aku melihat banyak mobil berwarna sama mengikuti kami namun saat hendak berhenti terlihat jika Gio menggunakan mobil ku untuk menyalip mereka dan mengalihkan perhatian nya, saat dilanda panik aku mendapat pesan dari Gio untuk segera pergi dari tempat itu namun bagaimana pun aku tidak bisa membiarkan nya sendirian seperti sekarang.
"Alleta gue mohon pergi sekarang, jalanan udah sepi dan lo ketinggalan jauh sama Nara dan Maudy"
"gak, gue gak bisa ninggalin lo sendirian Gio"
"percaya sama gue, gue bakal baik-baik aja, nanti gue nyusul lo semua oke, jangan panik lo harus tenang"
Tak lama Gio mematikan sambungan telpon nya, aku melaju cepat meninggalkan Gio di belakang dengan banyak kendaraan berwarna hitam itu masih mengejar kami, namun saat melihat kebelakang mobil yang di kendarai Gio sudah tidak sesuai jalan, ia seperti nya kewalahan dengan mereka semua, namun ada rasa yang menyakitkan di benak ku.
"Alleta jangan hentikan mobil nya, lo harus janji sama gue apapun yang terjadi lo harus bisa pergi dari sini dengan selamat" ucap Gio saat aku kembali mengangkat panggilan nya
Aku berusaha semaksimal mungkin meninggalkan jalan yang bertepian jurang curam yang tak terlihat dasar nya, sebenarnya aku tersesat karna tertinggal oleh Kinara dan Maudy yang sempat mendahului ku saat mendapat panggilan dari Gio tadi.
"kenapa disaat aku ketakutan yang selalu bersama ku hanya tuhan dan Gio, dimana kamu Habibi" ucap ku terus melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata
Saat mulai menjauh dari kendaraan yang mengejar ku, terlihat jika Gio akan segera terjatuh kedalam jurang membuat ku menghentikan mobil secara mendadak dan membulatkan mata, terlihat dengan jelas jika salah satu dari mereka yang mengejar kami mendorong mobil Gio dari belakang membuat ku lemas seketika.
"Alleta pergi" teriakan Gio membuat ku tersentak bahkan saat ia berada di ujung tanduk pun masih ingin membuat ku selamat
"kenapa semua nya terjadi seperti ini, setiap hal yang membuat ku takut selalu kamu yang menjadi korban" ucap ku menatap mobil yang kendarai terjatuh kedalam jurang yang begitu curam
Terlihat mereka kembali mengejar mobil ki saat ini membuat ku dengan cepat mengendarai nya dengan kecepatan penuh, hingga membuat beberapa lembar poto berterbangan dari kursi belakang membuat ku heran, jika tidak salah liat poto itu berisikan poto seorang pria dengan wanita cantik namun pakaian nya kekurangan bahan.
"dari siluet nya mirip pak Arka" ucap ku saat berusaha mengambil sebuah poto
Degg
"pak Arka" tanpa di perintah air mata ku jatuh dengan sendiri
Sesak memenuhi rongga dada yang kian menjalar dan membuat tubuh ku tak berfungsi sektika, mata ku semakin memanas saat melihat banyak poto yang berbeda tempat.
"maaf Gio, aku tidak bisa menepati janji ku untuk pergi menuju tempat yang kita janjikan" ucap ku kembali melajukan mobil tanpa melihat sekeliling
"terima kasih sudah menjaga ku hingga akhir hidup mu, dan terima kasih juga karna merahasiakan nya dengan rapat agar aku tidak terluka" aku memejamkan mata mengingat kembali setiap masa yang di lalui bersama Gio
"dalam sekejap semua nya hilang, jika kamu tidak bersama ku maka siapa yang akan menjaga ku setelah ini"
"maaf pa, Alleta gak mau bertahan lebih lama lagi"
"makasih buat mama yang udah berjuang lahirin Alleta kedunia"
"maaf buat kedua kakak ku yang selalu menjadikan ku pribadi yang ceria"
"aku akan mengalah pada takdir sekarang, jika masih ada kesempatan maka aku akan kembali bersama kalian"
Dengan pilihan yang kuat, aku memilih untuk menerjang pembatas jalan yang menghalangi dinding menuju jurang, mungkin dengan ini aku akan segera bertemu nenek dan kakek disana meski dengan cara yang nekat seperti sekarang
"tuhan begitu adil dengan membuat semua hambanya merasa tidak adil" aku memejamkan mata saat merasakan mobil yang aku tumpangi perlahan jatuh
"maaf untuk semua nya"
"aku sangat menyayangi dan mencintai mu tuan Arfadhia Riyu Kinza Alhanan, terutama kalian berdua"
"maaf jika aku gagal membawa kalian kedua yang indah ini, namun bagaimana pun aku tak ingin kalian menderita tanpa perlindungan dari siapa pun"
Aku mengelus perut yang terasa kram, yahh aku sedang mengangung dua janin yang kini baru berusia 2 minggu, bahkan mereka belum di beri nyawa namun aku harus mengembalikan mereka kepada sang pencipta, bahagia saat mengetahui jika mereka tumbuh dengan sehat namun sakit saat melihat orang yang akan menjadi panutan bagi mereka malah menghianti nya.
"aku mengalah" bisik ku entah pada siapa
Setelah nya hanya dentuman kencang yang aku rasakan, tubuh ku sudah menjadi kaku sejak pertama kali terjun namun sekarang semakin terasa hingga semua menjadi gelap dan semua nya berakhir dengan cepat.
Arka yang baru saja datang pun langsung terduduk lemas saat melihat sekumpulan asap menjulang dari dasar jurang, ia meremat sebuah poto berwarna hitam putih dengan gambar dua gumpalan daging yang belum sempat ia ketahui secara langsung dari sang istri.
"Alle"
"maaf Alle"
"saya mohon kembali"
"ALLETA"
Arka semakin berteriak saat melihat asap semakin banyak dari bawah sana, mengapa semua terjadi begitu cepat seperti ini apa dia terlalu jahat hingga harus di hukum seberat ini, bahkan ia tak sanggup harus menanggung semua nya sendirian.
Saat Arka hendak melompat kedalan jurang ia merasakan sebuah tepukan hangat di pipi nya, ia juga merasakan goncangan di bahu membuat nya tersentak dan kembali dari alam bawah sadar, Arka mengerjap pelan dan menyesuaikan penglihatan nya.
"Alleta" ucap pak Arka membuat ku bingung sendiri
"di bangunin dari tadi juga, malah asik tidur mana sambil ngigo lagi, mana teriak nama aku" aku yang kesal pun berjalan keluar kamar untuk menikmati sarapan pagi ini
![](https://img.wattpad.com/cover/329492428-288-k880291.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Novela JuvenilKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"