bab XXXVIII

19 7 0
                                        

Pagi hari aku bangun dengan keadaan badan yang terasa remuk, ahh mengingat kejadian semalam membuat ku bersemu, lingerie yang semalam aku kenakan kini telah tergeletak mengenaskam di lantai.

Saat melirik jam di dingding aku melihat sekarang masih terlalu pagi untuk membersihkan tubuh, bahkan udara pun terasa dingin membuat ku kembali membalut tubuh dengan selimut, saat masih asik bergulung pak Arka menarik tubuh ku semakin merapat dengan nya

"ini masih terlalu pagi sayang, udara juga dingin jadi jangan bersiap-siap sekarang" ucap nya dengan suara serak

Aku kembali bersembunyi di dada bidang yang kini tidak tertutup sehelai benang pun, membuat ku bisa dengan jelas mendengar detak jantung nya beraturan.

"makasih sayang" bisik nya saat aku hendak memejamkan mata lagi

"hah? Untuk?" aku yang bingung pun menatap nya dengan mengdongakan kepala menatap nya yang masih terpejam

"untuk yang semalam"

Ahh ucapan nya mampu membuat ku salah tingkah, bagaimana tidak aku masih mengingat dengan jelas semua yang terjadi semalam hingga kami tertidur.

"udah ahh jangan di bahas" aku memukul lengan nya pelan

"hehe, kenapa malu?"tanya nya membuat ku mengangguk

"aku udah liat semua ko apa yang perlu di tutupi lagi?"

"sudah sudah jangan di bahas lagi"

Aku memejamkan mata setelah nya dan tidak menghiraukan ia yang terus menggoda ku.

Hari ini aku masih harus pergi kesekolah dan menjalankan ujian, pak Arka sempat melarangku pergi namun bagaimana lagi karna ujian ku masih belum selesai dan besok aku masih bisa beristirahat seharian di rumah

"kamu yakin mau sekolah?" tanya pak Arka untuk kesekian kali nya

"iya saya sekolah" jawab ku ketus karna sudah bosan mendengar hal yang sama berulang kali

"yaudah tapi hati-hati ya, kalo masih sakit pergi ke uks aja"

"nanti aku juga bakal kesekolah buat jagain kamu"

"gak ada penolakan" ucap pak Arka saat aku hendak protes

"iya deh iya suami ku tercinta" aku berjalan menghampiri nya yang sudah duduk di kursi meja makan

"nah gitu dong nurut"ucap nya yang membuat ku semakin kesal

"mau ke kantor apa nggak sih?" tanya ku kesal entah lah mood ku pagi pagi sudah buruk pagi ini

"iya ini mau berangkat sayang, kamu hati hati ya di sekolah jangan kecapean" pak Arka berdiri dan mengusap rambut ku dengan halus

Setelah nya mereka pergi ke tempat tujuan nya masing-masing, Alleta berangkat dengan di antar oleh supir begitu pula dengan Arka, saat di kantor Arka tidak fokus dengan kerjaan nya ia terus berpikir tentang sikap Alleta yang berubah secara drastis kepada nya

"masa iya langsung tumbuh" ucap Arka sambil melihat berkas nya

Sedangkan di sekolah Alleta masih dengan keadaan bad mood membuat yang lain heran di tambah dengan jalan nya yang sedikit kaku menjadikan nya bahan ejekan Maudy karna Alleta yang di anggap seperti pinguin dengan berjalan seperti itu

"hahahah napa jalan lo makin lama makin kayak pinguin anjir"

"berisik lo" jawab ku kesal karna sedari tadi ia terus menertawakan ku

"abis jatuh di kamar mandi ya sampe jalan lo kaku gitu?" tanya Nara dengan wajah polos nya berbeda dengan Gio yang sudah tersenyum jahil kepada ku

"iya karna dingin gue buru-buru mandi nya tapi lantai nya licin jadi jatuh deh" jawab ku asal agar mereka percaya

Seperti nya selesai ujian aku harus kasih tau mereka deh kalo aku udah nikah sama guru disini, biar mereka gak mikir macem macem nanti nya

"Alleta bisa bicara sebentar?" tanya seseorang dari belakang tubuh ku

Saat berbalik aku mengerutkan kening ku, ada perlu apa dia hingga ingin bicara dengan ku, aku menatap Gio yang berada di samping dan ia hanya menganggukan kepala nya sebagai jawaban

"yaudah tapi jangan lama lama, soal nya bentar lagi ujian kembali di mulai" ucap ku dengan malas

Setelah nya aku mengikuti langkah kaki nya menjauh dari kerumunan, kami berhenti di sebuah ruangan yang terlihat sepi namun tanpa di sadari ada orang yang memperhatikan kami dari beberapa sisi disana

"aku mau minta maaf untuk kejadian beberapa bulan lalu"

"gitu doang?" tanya ku singkat

"nggak, aku juga mau kita ngulang semua dari awal"

"nggak makasih" jawab ku ketus

"aku tau aku salah, tapi dulu aku gak punya pilihan lain selain itu"

"aku kira anak yang di kandung Nasya adalah darah daging ku, tapi ternyata bukan"

"dia cuma manfaatin aku doang buat nutupin siapa pelaku nya"

"harus nya aku sadar jika sedari awal Nasya hanya ingin menghancurkan kita dan anak yang ia kandung adalah anak dari...."

Aku mengerut kan kening saat Arshaka dengan sengaja menggantung kalimat nya, mengapa ia begitu bertele-tele sekali batin ku, jika memang ia tidak mau membicarakan nya ya sudah untuk apa di bahas.

"anak dari Kelvin, benar bukan?" ucap Gio yang entah datang dari mana

"lo udah tau?" tanya Arshaka bingung bagaimana bisa Gio mengetahui nya

"lo udah tau bang?" aku pun ikut bertanya karna penasaran

"bukan nya gue udah ngingetin lo dari dulu kalo Kelvin sama Nasya itu pacaran, dan lo pikir dia pertama ngelakuin itu sama lo?" Arshaka mengangguk dengan pertanyaan Gio di akhir

"bego, Nasya ngelakuin itu sama Kelvin dulu baru sama lo"

"dan Kelvin juga yang bikin Nasya keguguran"

Aku terkejut mendengar nya bagaimana bisa semua itu terjadi tanpa disadari oleh ku selama ini, dan  sekarang Nasya masih sedikit syok tentang kabar itu

"Alleta lo di panggil pak Arka ke kantor" ucap Gio mengusap bahu ku

"ohh iya" jawab ku dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua

Dengan langkah santai aku berjalan menuju ruangan guru sambil sesekali bersenandung ria meski masih sedikit terasa nyeri namun aku tetap melanjutkan perjalanan karna waktu istirahat tinggal sebentar

"kira-kira pak Arka mau ngapain ya manggil gue?"

"padahal kan dia harus nya di kantor bukan malah di sekolah gini"

Aku terus bermonolog sendirian hingga tidak menyadari jika kini sudah berada di depan ruangan guru, saat hendak membuka pintu terdengar beberapa orang sedang berbicara namun dengan nada tegas dan saling memperingati membuat ku urung untuk masuk karna takut mengganggu dan memilih sedikit menjauh dari pintu karna tidak sopan jika harus menguping pembicaraan orang lain apalagi ini di sekolah

"gak usah deketian dia Arka"

"apa hak lo ngelarang gue gak deket sama dia sialan"

"gue suka sama dia dan lo harus jaga jarak sama dia, inget kalo lo udah punya istri"

"dan yang mau lo deketin adalah istri gue, dan siapa lo ngelarang gue jauhin dia hah!"

"gue gak peduli apa pun yang terjadi dia bakal jadi milik gue"

"jangan lo sentuh dia se-inci pun atau gue bakal gantiin tugas malaikat izrail buat bunuh lo"

"cihh kita lihat nanti siapa yang bakal menang"

"she is mine and she is my little wife"

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang