bab LIV

23 6 0
                                        

Hari sudah mulai siang dan di luar pun banyak polisi yang berdatangan dan mengaman kan beberapa orang yang di duga pemicu kekacauan pagi ini, sempat bertanya pada mereka apa tujuan dan disiapa yang menyuruh nya namun mereka memilih bungkam meski sudah di ancam beberapa kali.

Polisi membawa 5 orang tersebut untuk di amankan dan di introgasi nanti nya, banyak juga pengawal yang di suruh pak Arka berjaga di depan rumah hingga kini mereka masih tetap disana menjalan kan tugas, Brian yang di suruh membeli ice cream pun datang dengan wajah yang tertekan, bagaimana bisa sang teman sekaligus atasan menyuruh nya membeli banyak makanan yang ia rasa untuk anak-anak

"nih pesanan nya" ucap Brian menyodorkan beberapa plastik makanan

"nah gitu dong, nanti gaji kamu kasih bonus kalo minggu depan kamu nikah" bukan nya berterima kasih pak Arka malah menyuruh sang sekertaris menikah dalam waktu cepat jika ingin di kasih bonus

"haha mending gak usah kasih bonus deh kalo gitu, dari pada harus nikah secepat itu" tolak Brian karna bagaimana pun ia tidak ingin terburu-buru apalagi hanya karna bonus yang tidak seberapa

"gak mau nih bonus nya, padahal 10x  lipat dari gaji kamu sekarang loh" Arka membuat Brian bingung sekarang

Mana mungkin di perjalanan ia bisa menemukan wanita yang akan menjadi istri nya dalam waktu cepat, ia juga sebenar nya ingin menikah namun dalam waktu cepat ini seperti nya ia tidak bisa tapi menolak rizki sebanyak itu juga ia tak bisa, lantas bagaimana sekarang.

"kalo kamu nikah minggu depan semua biaya pernikahan kamu saya yang bayar" Brian semakin bimbang menolak rizki yang berlipat ganda seperti ini hanya akan datang sekali

Tapi untuk memilih pasangan secepat itu rasanya ia tidak mampu, sekarang pilihan nya sangat rumit bagi nya ada rasa senang namun juga bimbang karna harus memilih dengan baik secara matang apalagi untuk calon istri yang akan mendampinginya selama sisa hidup nya.

"apa gak bisa di undur aja pak itu bonus, kalo sekarang saya belum dapet calon masalah nya"

"ya gak bisa dong, minggi depan sesuai perjanjian atau hangus semua"

"apa gak kecepan bi, apalagi Brian aja belum nemu jod-"

"huaa Alleta bantuin gue" teriak Maudy dari luar dan berlari kearah ku tanpa memperdulikan sekitar

"lo kenapa?" tanya ku mengusap punggung nya yang bergetar

"p-pak jo se-selingkuhin gue huaaa" jawab Maudy sambil sesekali sesegukan

"udah duduk dulu aja dari tadi pegel loh ini berdiri mulu" aku mengajak yang lain nya duduk

Pak Arka duduk di kursi di samping ku, sambil memeluk lengan ku, sedangkan Maudy masih sesegukan dan mengusap wajah nya yang masih basah karna air mata nya terus mengalir, pak Arka mulai membuka ice cream milik nya, sedangkan Brian duduk canggung di hadapan kami

"jelasin dulu masalah nya apa, mungkin nanti kita bisa bantu lo" ucap ku menenangkan Maudy

"jadi beberapa minggu ini pak Jo susah banget di ajak keluar, banyak alasan nya, udah dari alasan sibuk kerja sampe ada kepentingan mendadak lah, nah pasti tadi aku ajak keluar lagi di tuh susah di hubungi pas aku jalan sama Nara aku liat pak Jo lagi jalan sama cewek lain mana mesra banget lagi, baru mau di samperin malah kis-kisan dong"

"lah terus Nara sekarang mana?" tanya ku saat ia bicara tentang Nara

"ohh iya, tadi gue tinggalin dia sendirian di mall karna gue kesel sama pak Jo, mobil juga gue bawa hhe" mendengar itu aku menepuk jidak

Seperti ini jika sifat ceroboh Maudy kumat, teman sendiri saja di tinggal tanpa memperhatikan semua nya, sekarang nasib Kinara bagaimana di tinggal sendiri disana.

"nah kalo kumat gini nih" ucap ku

"nanti dia juga kesini ko soal nya tadi gue udah bilang kalo pulang dari mall mau kerumah lo dan kita masak bar-eng" Maudy memotong kalimat terkahir nya saat melihat Brian yang masih bingung

"wahh siapa ini ko ganteng banget Masyaallah" heboh Maudy dan berjalan ke arah Brian

"sejak kapan lo punya kakak seganteng dia, mau dong jadi istri nya" Brian yang tadi nya bingung pun berbalik menatap Maudy yang sudah berbinar

'ohh shit!! mengapa dia imut seperti ini, bagaimana bisa ada orang semanis dan selucu ini dalam satu orang yang sama' Brian berucap dalam hati tanpa mengalihkan pandangan

"oke boss minggu depan saya nikah asal sesuai perjanjian" putus Brian membuat aku dan pak Arka terkejut

"lah seriusan mau di ambil tuh bonus?" tanya ku

Brian mengangguk mantap, sedangkan Maudy tidak peduli dengan pembahasan kami, ia lebih memilih menatap Brian yang menurut nya begitu tampan dengan stelan jas milik nya, saat aku dan pak Arka masih bingung terdengar teriak seseorang dari luar membuat ku menutup telinga

"Maudy"

"Maudy sialan lo ninggalin gue sendirian di mall, mana dompet gue lo bawa makanan belum di bayar, belanjaan lo gak di bawa" ucap Kinara yang baru datang dengan melempar belanjaan nya di kursi dekat kami

"terus siapa yang bayar makanan nya? Lo kesini sama siapa?" tanya ku saat Kinara dudul di hadapan ku

"untung aja gue ketemu Gio, jadi semua di bayarin Gio" jawab nya tersipu malu

"Gio nya gak ikut kesini?" tanya ku lagi

"dia ada di luar lagi parkirin mobil nya dulu"

"tumben rame bener dirumah lo Ta, udah kayak triple date kalo gini" ucap Gio dari depan pintu

"ehh bukan nya tadi lo nangis kejer ya Dy ko sekarang udah biasa aja lagi" tanya Kinara heran saat melihat Maudy sudah baik-baik saja

Gio ikut duduk di dekat pak Arka dan mulai mengambil cemilan disana, namun siapa sangka pak Arka yang sedari sibuk dan tidak ikut campur malah merengek dan akan menangis saat Gio mengambil sepotong kecil kue milik nya

"sayang" rengek pak Arka membuat kami semua melihat pak Arka yang sudah berkaca-kaca

"ehh kenapa bi? Ada yang sakit atau makanan nya nggak enak?" tanya ku khawatir jika ia kenapa-napa

"hiks" bukan nya menjawab ia malah memeluk ku dengan erat

"lohh ko nangis? kenapa?" tanya ku lagi saat ia melihat wajah ku

"cake nya di makan Gio hiks" aku membulat kan mata

Apa ini pak Arka menangis hanya karna cake nya di makan oleh Gio, mengapa pak Arka begitu sensitif sekarang, Brian yang melihat teman nya pun melemparkan bantal di dekar nya kearah Arka yang semakin menjadi-jadi

"anjir lo, itu masih banyak napa lo malah nangis sialan, dari tadi gue sopan karna ada bini lo tapi tingkah lo malah makin aneh aja" Brian memaki Arka yang semakin manja

"hikss Brian marahin aku juga sayang" pak Arka kembali memeluk dan menangis di ceruk ku

"padahal gak abis loh pak ini" Gio menyodorkan cake yang ia ambil tadi

"sutt, udah-udah jangan nangis lagi ya, itu makanan nya masih banyak loh bi makan yang lain aja ya" bujuk ku agar ia berhenti menangis

"asal di suapin kamu ya" ucap nya membuat yang lain menjatuhkan rahang nya

Seorang Arfadhia Riyu Kinza Alhanan pengusaha muda yang terkenal dingin nya kini menjadi manja saat di hadapan Alleta membuat yang lain nya tidak percaya, namun bagaimana pun itu adalah kenyataan nya.

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang