bab VII

62 12 0
                                    

Pelajaran di mulai dengan rumus fisika dan hari ini Arshaka tidak datang kesiangan lagi sungguh lega rasanya ketika ia tidak di hukum ditengah lapangan seperti biasanya

Aku sebenarnya cemburu ketika ia banyak yang memperhatikan dan aku justru sering kena imbas dari beberapa penggemar yang menyukai nya itu, ahh sudah lah yang penting sekarang ia milik ku dan hanya akan menjadi milik ku

"bosen gak sihh Ta, ngehitung rumus pagi pagi gini mana gue gak ngerti lagi"

"udah diem aja emang lo mau kena lemparan pengahapus bor lagi sama bu Anita, mau lo?"

"idih ogah banget gue" jawab Maudy lagi sambil bergidik

Aku hanya tertawa pelan mendengar nya, bu Anita memang seorang guru yang tegas di sekolah ini banyak yang takut kepadanya termasuk aku.

Arshaka selalu menoleh ke arah Alleta entah apa yang membuat nya menjadi murung saat ini, sedangkan Alleta masih sibuk bercanda dan sesekali tertawa pelan bersama Maudy

Alleta hanya merasa jika ia sedang bahagia saat ini entah lah apa yang membuat nya begitu ceria hari ini

"harus nya lo juga bahagia liat dia ketawa, apa masih kurang jahat lo setelah nembunyiin rahasia dari dia" ucap Kelvin yang duduk di samping Arshaka

"haha kasian malaikat sekolah kita ini sedang berada dalam cengkraman serigala berbulu domba"

Arshaka hanya terdiam mengapa ia melakukan hal jahat pada gadis yang tidak bersalah itu, tawa nya begitu lepas padahal ia dulu anak yang sangat sulit bergaul meski ia seorang juara namun ia selalu mambatasi komunikasi nya

Jam pelajaran pertama telah selesai dan kini giliran jam istirahat semua siswa berhamburan keluar, berbanding terbalik dengan aku yang malah menghampiri Arshaka yang sedang duduk di kursi nya sambil melamun

"hey ko malah ngelamun disini, ke kantin yuk udah laper nih hehe" ajak ku ketika sampai di hadapan nya

Ia tersenyum hangat kepadaku, ahh rasanya seluruh kecerian ku bertambah seperti banyak kupu kupu berterbangan didalam perutku

"yaudah yuk kasian cacing diperut kamu udah kelaparan" jawab nya cepat sambil menggandeng tanganku

"hari ini aku mau makan mie ayam buatan mang ujang deh, soal nya udah lama gak makan mie ayam" ucap ku sambil terus berjalan di samping nya

Maudy dan Nasya sudah menunggu kami di kantin, kami berjalan beriringan dengan beberapa teman Arshaka yang lain nya sungguh seperti seorang putri yang sedang di kawal menuju kastil nya.

Lain dengan Alleta yang sedang bahagia kini keadaan Arka sungguh menghawatirkan, karna ia sedang di marahi habis habisan oleh keluarga besar nya, bagaimana tidak ketika ia datang sudah di hadiahi tatapan tajam milik ibunya

Ibunya marah besar ketika mencium parfume seorang wanita dan di jas nya tercetak jelas ada noda lipstik, tidak hanya itu ia juga semakin frustasi ketika mengetahui akan di jodohkan oleh kedua orang tua nya

Sebenarnya ia juga sudah punya calon untuk diri sendiri hanya saja belum ada waktu aja untuk dia kenalin ke kedua orang tuanya

Arka langsung meninggalkan tanpa menunggu kelanjutan orang tua nya tentang perjodohan itu, ia memarkirkan mobil nya di depan sekolah dan menghembuskan napas nya dengan kasar

"aish sial harus nya gue sadar sedari tadi gue di ikutin anak buah papa" setelah nya ia melajukan mobilnya menuju ke arah jalan yang sangat ramai dan meninggalkan mobilnya disana sedangkan ia memberhentikan taxi dan kembali kesekolah.

Setibanya disekolah Arka memilih ke uks untuk beristirahat dan membaringkan tubuh nya disana, lelah ia selalu berdebat dengan kedua orang tuanya hanya gara gara perjodohan.

Alleta sedang sibuk menikmati mie ayam kesukaan nya di temani dengan teman teman nya dan juga Arshaka yang sibuk menyuapi Alleta sesekali ia juga memakan nya, sampai sampai ia membeli mie ayam lagi hanya untuk menyuapi Alleta yang sangat menyukai nya.

"udah kenyang" ucap ku sambil mendorong tangan Arshaka menjauh dari ku

"perut aku aja sampe buncit gini loh yang"

"hahaha keasikan makan si lo Ta" kini Maudy menertawakan ku

Berbeda dengan Maudy, Nasya hanya duduk menyaksikan kami sambil mengeleng kan kepalanya

"kayaknya bakal ada jamkos deh" ucap Maudy lagi

"lah kenapa emang?" kini giliran Arshaka yang menjawab nya

"kan sekarang jam pelajaran Sastra nah pak Arka nya lagi ada kepentingan jadi gak bakal masuk"

"kata siapa dia gak ada, gue tadi liat dia masuk ruang uks pas pertama jam istirahat" Gio yang sudah berada di belakang ku mengejutkan kami semua

"Alleta gue mau ngomong sesuatu sama lo" imbuhnya sambil melirik Arshaka yang sudah mengepalkan tangan nya

"lo gak punya urusan sama dia jadi jangan ganggu dia" kini Arshaka berdiri menatap Gio dengan tajam

"cihh, lo bilang gak ada? Lo pikir dia gak bakal tau tentang kebusukan lo dan lo" Gio menunjuk Arsahaka dan bergantian dengan

"Nasya?" lirih ku

'apa yang di maksud Gio ya'

"lain kali aja ya Gio ngomong nya" putus ku saat melihat Arshaka hendak berjalan menghampirinya

Gio langsung meninggalkan kami semua yang masih termenung bingung, saat ku lihat Nasya dari ujung mataku ia tengah tertunduk cemas, apa yang ia sembunyikan dariku

Setelah nya kamu kembali ke kelas karna bel pun sudah berbunyi menandakan pergantian jam pelajaran akan segera berlangsung kembali

Pak Arka memang masuk dengan keadaan yang sedikit kacau, ia hanya mengabsen dan memberikan kami tugas, namun sebelum keluar, ia sempat melirik kearah ku yang masih puas cengengesan

"setelah jam pelajaran berakhir temui saya diruangan guru" ucap nya sambil berlalu keluar dari kelas

Ahh rasanya cukup menyenangkan mengerjainya membuat ku melupakan masalah di kantin tadi, kami menulis dengan tenang di dalam kelas tanpa ada keributan sunyi terasa di dalam kelas namun hati ku terasa senang karna melihat keadaan kacau pak Arka

"mampus lo Ta, bisa bisa lo di beri hukum nanti sama pak Arka" bisik Maudy di telingaku saat melihat aku senyum senyum sendiri

"lah emang nya gue ngapain sampe harus di hukum sama dia" jawab ku dengan tenang seolah tidak terjadi apa pun

"lo cari masalah ya sama pak Arka?"

"kaga elah, ngapain juga gue cari masalah sama dia"

Jam pelajaran terus berganti hingga akhir nya jam pulang pun tiba, ahh lelah rasanya hari ini meski tidak banyak beraktivitas namun tetap saja lelah yang aku rasa

"eeh bukan nya lo di panggil pak Arka tadi" ucap Maudy menghentikan langkah ku

"ahh sial hampir aja lupa" aku berlari meningalkan Arshaka Maudy dan Nasya

"ngapain juga sih tuh orang malah nyuruh gue nemuin dia dulu, kan gagal rencana gue yang mau langsung bocan, awas aja kalo dia bikin ulah lagi" omel ku terus terusan sepanjang koridor yang sudah sepi

Ketika tiba di depan kantor aku menghela napas sebelum membuka pintunya, dengan perasaan sedikit tak karuan aku membuka pintu dan aku terkejut saat melihat seseorang sudah tergeletak dengan lemah dan beberapa luka di wajah nya

"pak Arka" lirih ku saat ia tengah memegangi perut nya

"Alle" jawab nya dengan suara bergetar

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang