bab XXVI

52 10 0
                                        

Aku masih diam di posisi itu hingga masakan ku selesai dan hendak di sajikan tapi pak Arka masih betah dengan posisi ini bahkan aku mendengar dengkuran halus miliknya

"pak, bangun kita makan dulu" ucap ku mengelus kepalanya

"hmm" jawab nya sambil melepaskan pelukan dan berjalan kekamar mandi untuk membasuh mukanya mungkin

Aku kembali merapikan makanan dan menyajikan nya dimeja makan, tak lama datang pak Arka dengan wajah lebih fres dari sebelumnya

"yaudah makan dulu, sebentar lagi saya akan pulang"

"kenapa secepat itu?" tanya nya

"sudah sore pak mungkin papa saya udah nyariin dirumah, gak baik juga saya berlama lama disini sama bapak"

"baiklah kita makan bersama terlebih dahulu, mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya juga karna saya akan segera menikah bulan ini"

'Deg' kenapa perkataan nya tidak bisa diterima hatiku, ada rasa sakit mendengar nya

"baiklah" jawab ku dan melanjutkan makan

Setelah nya aku pun bersiap pulang pak Arka juga mengantar ku hingga parkiran dan tetap berdiri hingga aku menjauh darinya, ahh rasanya sesek banget saat pak Arka bilang gitu tapi aku harus bisa karna bagaimana pun aku tidak boleh menyukainya sebab aku pun akan menikah beberapa hari lagi dan harus bisa menerima pasanganku nantinya

"hujan"ucap ku saat ditengah perjalanan

Aku mengendarai mobil dengan cepat agar segera sampai kerumah, rasanya sungguh lelah dan hatipun ikut gelisah karna hari semakin menjelang malam aku bergegas mandi dan berendam lagi di bathtub, air hangat membantu ku meredakan lelah dan mengurangi rasa gelisah itu

****

Hari berlalu dengan cepat dan seperti ucapan pak Arka kami memutuskan komunikasi dan aku semakin menjaga jarak dengan nya karna enggan melibatkan perasaan dengan nya lagi, besok acara pernikahan ku dan aku memilih tetap sekolah dan berkeliling perpustakaan bahkan sampai kini aku belum diijinkan melihat calon suami ku

"gue mau ke perpus, lo berdua mau ikut?" tanya ku saat mereka memperhatikan ku

Saat kami tiba dilorong dekat perpus, aku melihat pak Arka turun dari mobilnya dengan seorang wanita cantik seusianya dan berjalan beriringan disampingnya, saat ia hendak mendekati kami aku pergi terlebih dahulu meninggalkan mereka yang masih sibuk berceloteh ria terutama Nara

"anjir, sesek banget jantung gue" ucap Nara sambil memegang dadanya

"lo punya penyakit serangan jantung Ra?" tanya Maudy panik

"kagak anjir, sakit aja pak Arka jalan sama cewek lain selain gue"

"sialan lo"

"kalian ngapain disini?" tanya pak Arka setelah tiba dihadapan Maudy dan Nara

"kita mau ke perpus sama Alle-ta" saat Maudy melirik Alleta sudah tidak ada ditempatnya

"ohh yaudah kalo gitu kita duluan ya" ucap pak Arka sambil berlalu

"bisa bisanya si Leta ninggalin kita" Maudy merutuki dirinya karna ketinggalan Alleta

"dada gue masih sakit" sedangkan Nara masih sibuk berdramatis

Alleta yang sampe lebih dulu memilih beberapa buku untuk ia baca dan pelajari hari ini karna besok ia akan menikah, sesekali ia menarik napas jika mengingat hari yang begitu cepat

"huft, gak kerasa cepet banget waktu gue"

"lo kenapa ninggalin kita sih"

"Ta, sakit dada gue"

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang