Alleta terbangun karna suara berisik di luar kamar nya membuat mau tak mau membangunkan Arka yang masih terlelap di samping nya, dengan perasaan tak tenang Alleta semakin mengguncangkan tubuh Arka hingga terbangun.
"ish susah banget sih di bangunin nya, di luar berisik banget bi" ucap ku saat ia baru membuka mata
"kenapa emang ada di luar sayang" jawab nya serak
"ya aku gak tau, liat sana keluar" imbuh ku lagi saat ia mulai duduk
"yaudah tunggu sebentar ya aku cek keluar dulu" ia mengusap rambut dengan pelan dan mulai berjalan kearah pintu
Namun baru beberapa langkah ia berjalan terdengar sebuah lemparan kejendela yang membuat ku reflek berteriak memanggil nama pak Arka.
"ish ngagetin aja, siapa sih yang usil jam segini" ucap ku kesal karna masih terlalu pagi jika harus bangun
"jadi yang berisik dimana? Di luar kamar atau di luar jendela?" tanya nya bingung
"sekarang kedua nya" jawab ku semakin kesal
Pak Arka yang bingung pun kembali berjalan kearah ku dan duduk sambil mengambil ponsel nya entah untuk apa aku tidak peduli hanya ingin kembali tidur dengan tenang pagi ini.
"hallo, bisa kirim beberapa pengawal kerumah istri saya untuk seharian, kirim sekarang tidak ada pembatalan" ucap pak Arka berbicara pada orang di sambungan telpon
"sekarang kita tidur lagi aja ya masih terlalu pagi buat beraktivitas" imbuh nya sambil membaringkan tubuh
Meski masih belum tenang namun pak Arka sudah menatap ku seolah ia akan menelan ku bulat-bulat dan memperintah ku agar segera tidur kembali, aku menghela napas kemudian ikut berbaring lagi dengan nya takut jika ia akan marah.
Dengan perlahan aku menutup mata agar bisa kembali tertidur tapi lagi-lagi terdenger suara keributan membuat ku membuka mata bersamaan dengan pak Arka yang kini sudah duduk menatap jendela luar, ia berjalan perlahan untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana hingga saat pak Arka menyibak sedikit gorden terdengar letusan peluru menggelegar disana membuat ki diam memaku
'akankah terulang kembali?' ucap ku semakin merasa tak nyaman
Btw itu bukan nyanyi ya
Degg
Batin ku mencelos mengingat kejadian di rumah nenek dulu, dan sekarang apa aku akan menyusul mereka? Tapi apa sebenarnya keinginan mereka hingga begitu nekat terus meneror ku hingga kini?.
Banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan, tapi pada siapa aku bertanya? Apa tujuan mereka dengan meneror ku seperti ini? Apa mereka mendapat keuntungan? Apa mereka di suruh orang untuk melakukan nya? Tapi siapa yang menyuruh mereka? Dan mengapa harus aku yang menjadi sasaran mereka? Siapa mereka yang kini menjadi pertanyaan terbesar ku?
Terlalu banyak kata mereka yang bahkan aku tidak mengetahuinya sama sekali, mengapa banyak hal yang terjadi setelah kepergian nenek dan kakek? Memikirkan nya saja sudah membuat ku kesal bagaimana jika aku sudah mengetahui nya nanti
"arghh" erang ku prustasi memikirkan banyak pertanyaan namun tak memiliki jawaban
"kamu kenapa sayang?" tanya pak Arka sambil berlari kearah ku
"apa kamu mengenal mereka?" bukan nya menjawab aku malah kembali bertanya yang di jawab oleh gelengan kepala tentu nya
'huft, apa yang mereka inginkan' pikir ku kembali menatap jendela
Saat aku masih sibuk dengan pikiran ku terlihat pak Arka akan pergi keluar membuat ku panik seketika, apa yang akan ia lakukan? Pergi kesana tanpa perlindungan apa pun? Apa dia sudah tidak waras? Lagi-lagi aku harus berpikir dengan keras
"ehh mau kemana? Jangan keluar kamar aku takut sendirian" ucap ku sambil berdiri dari kasur
"liat apa yang terjadi di luar" jawab nya tenang namun membuat ku panik
"ehh jangan dong bi"aku berucap cepat saat ia akan membuka pintu
"tadi ngebangunin nyuruh liat, sekarang malah gak di bolehin"
Aku menggaruk kepala, benar juga kata pak Arka tapi aku tidak mau dia kenapa-napa karna dilaur sangat berisik seperti banyak orang
"udah disini aja, kita hubungi polisi aja ya bi"
"kamu jangan kemana-mana disini aja sama aku" imbuh ku lagi
Dan pada akhir nya ia mengalah kepadaku, ia duduk di samping ku sambil menelpon seseorang agar segera datang dengan polisi secepat nya kerumah ini, mungkin pada sekertaris atau teman yang lain nya.
"segera datang bersama polisi, saya tidak mau tau mereka harus datang sekarang juga karna istri saya ketakutan karna keributan diuar rumah, alamat nya saya kirim kan secepat nya" ucap pak Arka sambil mematikan panggilan nya
"nah sekarang udah, kita tunggu aja mereka datang dan jangan keluar dari sini agar tetap aman ya sayang" imbuh nya sambil mengelus rambut ku
Meski sekarang sudah lulus dari sekolah dan mulai mempersiapkan kuliah namun sikap pak Arka tidak pernah berubah, masih selalu menjaga dan mematuhi segala keinginan ku yang terkadang tidak masuk akal tapi ia tetap begitu sabar.
"ngelamunin apa sayang?" tanya nya saat melihat ku
"nggak ko bi" jawab ku sambil beranjak semakin mendekat kearah nya
Aku bersandar di tepian ranjang dan mulai memejamkan mata, pak Arka ikut berbaring dan menjadikan paha ku sebagai bantalan nya, rasanya begitu pusing apalagi dengan berbagai macam masalah yang terus berdatangan tanpa henti akhir-akhir ini membuat ku merasa selalu kecapean bahkan ketika aku tidak banyak beraktivitas
"sayang"
"iya apa bi?"
"aku mau makan rendang buatan kamu kayak enak deh"
"yaudah mau aku masakin sekarang aja bi?" tanya ku namun ia malah nampak berpikir
"enggak deh nanti kamu kecapean, diluar juga masih pada berisik jadi gak baik kalo kamu keluar" pak Arka berucap sambil bermain di perut ku
"katanya kamu mau bi, kalo mau kita masak aja"
"enggak-enggak nanti kamu kecapean"
"aku mau ice cream rasa coklat aja, kamu mau?"
"iya mau tapi siapa yang beli nya bi, kan kita lagi dikamar"
"nanti suruh Brian beliin sekalian lewat, bentar ya aku suruh di beli dulu keburu dateng soal nya" ucap pak Arka antusias
Aneh tidak biasanya ia sangat berantusias ketika menginginkan sesuatu seperti sekarang ini, apalagi ia ingin membeli ice cream padahal biasanya ia jarang menginginkan nya namun sekarang sangat memaksa Brian, padahal hari pun belum siang tapi ia sudah ingin memakan ice cream.
"kamu mau yang lain sayang?" pak Arka kembali bertanya kepada ku
"tidak, aku tidak mau apa-apa lagi bi itu saja" jawab ku
"kamu jangan terlalu banyak makan ice cream nya ya, nanti kamu malah sakit loh" peringat ku dan ia hanya menganggukan kepala nya patuh
Bagaimana pun ini masih terlalu pagi apalagi ia belum sarapan, jika nanti pak Arka sakit mungkin semakin manja dan pekerjaan nya akan di tingalkan, kasian jika Brian yang terus di susahkan bahkan hari ini saja ia sudah di suruh sepagi ini untuk membeli ice cream.
"kamu yakin tidak ingin yang lain nya sayang?" tanya nya lagi
"tidak bi, sudah itu saja sudah cukup" jawab ku lagi

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Fiksi RemajaKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"