bab LVI

18 6 0
                                    

Aku yang kini kembali sendiri pun menunggu pak Arka, cukup terkejut saat mengetahui jika Jovanka memiliki kakak seorang guru di SMA Mega Bumantara yang tak lain adalah pak Adrian, dan untuk pertama kali nya juga aku mengetahui nama panjang pak Adrian yang memilik nama panjang seperti Jovanka.

"Adrian Abasya" ucap ku saat melihat nya lewat di depan ku

Berbeda dengan Alleta yang masih sibuk makan dan meregangkan otot kaki nya, Arka Brian dan Maudy dibuat kesal dengan kehadiran Jonathan yang membuat masalah dengan terus menyuruh Brian menceraikan Maudy.

"gila aja lo, gue baru nikah masa di suruh cerai, samapai kapan pun gue gak bakal lepasin dia" ucap Brian mendorong tubuh Jonathan menjauh dari Maudy

"Maudy sayang, bukan nya kita berjanji akan menikah? Mengapa kamu ninggalin aku" ucap Jonathan berusaha merayu Muady

"idih, yang ninggalin tuh bapak ya, kalo aja minggu lalu bapak gak ketauan selingkuh sama jalang rendahan kayak gitu saya juga gak bakal ketemu jodoh saya dong"

"apa kamu bilang, dia jalang? Dia bahkan lebih baik dari kamu Maudy" ia membentak Maudy membuat Brian mengeraskan rahang nya

"sekarang ikut saya Maudy kamu akan saya siksa karna sudah mengatai kekasih saya jalang rendahan"

"jangan berani mendekati istri saya, bahkan jika kamu berani menyentuh atau melukainya jangan pernah berharap bisa melihat dunia ini lagi" tegas Brian semakin tersulut emosi

"memang nya siapa dirimu menyuruh ku untuk tidak berbuat seenak nya kepada Maudy?"

"saya suami nya sekarang, jadi saya berhak atas apa pun yang berkaitan dengan istri saya"

Namun Jonathan begitu nekat hingga menarik Maudy dengan kasar membuat Brian memukul wajah nya dengan keras, Arka hanya diam menyaksikan dengan seksama tanpa berniat membantu memisahkan mereka berdua, saat sedang asik menonton seseorang datang dan menghampiri nya.

"hai bro, lo gak ngasih kabar kalo dateng ke acara nikahan Brian dan istri lo mana?" tanya orang itu

"ck, kalo gue bilang sama lo apa untung nya Thur?" bukan nya menjawab ia malah kembali bertanya

"istri gue lagi makan, apa lo nanyain dia? Suka lo sama istri gue?" imbuh nya sambil melirik sinis

"hahaha pas gue belum tau dia istri lo gue emang suka sama dia bahkan mau jadiin dia istri gue" canda Arthure di hadiahi pukulan tepat di leher nya

"jangan harap"

"lo jagaian si Brian biar gak makin buas, gue mau liat istri gue dulu takut nya dia kelamaan nungguin gue" ucap Arka berlalu

Baru beberapa langkah Arka berjalan ia sudah melihat Alleta berjalan kearah nya menjingjing hils milik nya dengan wajah cemberut mungkin terlalu lama menunggu pikir nya

"lama banget sih ngapain aja, Maudy gak kenapa-napa kan" tanya ku saat berdiri di hadapan pak Arka

"Maudy gak kenapa-napa ko sayang, maaf ya lama tadi aku ketemu Arthure dulu"

"loh ada pak Arthure juga disini ya?"

"emang nya kenapa sayang?" tanya pak Arka kembali bertanya

"tadi tuh aku ketemu Jovanka dan dia bilang dia kesini ikut sama kakak nya, aku kira kakak nya tuh siapa ehh tau nya pak Adrian kakak nya si Jovanka"

"tadi juga aku liat dia ada di sekitaran sini sama beberapa orang"

"dia siapa sayang?" tanya pak Arka lagi

"pak Adrian, tapi pakaian nya tidak terlihat ia sedang berada di kondangan tau gak bi, pakaian nya aja serba hitam gitu loh" ucap ku sedikit berbisik kearah nya

"Alleta bantuin gue, gue mau di culik sama pak Jo" teriak Maudy mengambil alih atensi kami berdua

Dengan segera Brian merebut kembali Maudy yang sudah di tarik paksa oleh Jonathan dan hendak di bawa pergi, namun saat Jonathan akan memukul Brian terdengar suara peluru di tembakan kearah atas membuat ku terdiam membeku.

"Habibi" ucap ku pelan

"kenapa sayang, aku disini"

"siapa yang melakukan itu?"

"maksud nya sayang"

"siapa yang memegang pistol itu bi"

"Adrian" ucap pak Arka saat melihat pelaku

Entah lah tiba-tiba perut ku terasa sakit dan kaki ku melemas, pak Arka yang peka pun langsung menahan tubuh ku agar tidak limbung, dengan perlahan kami menjauh dari keramainan begitu pula dengan para tamu undangan lain nya yang berhamburan keluar.

"bi" lirih ku saat menyadari sesuatu

"hmm, ada apa sayang?"

"suara pistol itu sama persis seperti di rumah nenek dan kejadian ketika kamu mengalami kecelakaan" jelas ku membuat pak Arka terdiam di tempat

"Arka bawa Alleta pergi sekarang, Adrian dan adik nya mengincar Alleta" pak Arka melirik pak Arthure yang kini sedang menodongkan pistol kearah mereka bersama beberapa orang lain nya yang menutup kami

Pak Arka tanpa banyak berkata pun langsung mengangkat tubuh ku dan pergi kearah parkiran disana sudah ada Brian dan Maudy yang menunggu kami, begitu pula dengan Gio dan Kinara yang baru saja datang.

"Arka bagaimana dengan Arthure sendirian disana, tidak mungkin kita meninggalkan nya sendiri" ucap Brian saat kami sudah memasuki mobil

"ck apa kamu lupa seperti apa dia, cepat kita pergi saja dari sini nanti dia akan menyusul kita" ucap pak Arka di angguki Brian

"kamu yakin jika suara pistol itu sama di setiap kejadian sayang?" tanya pak Arka mengelus tangan ku dengan lembut.

"aku yakin bi, dan aku baru ingat sesuatu jika yang mengenal nama masa kecil ku hanya Gio dan Jovanka"

"tapi mengapa mereka berdua menginginkan ku bi? Apa aku memiliki masalah dengan mereka"

"sayang bisa ceritakan terlebih dahulu mengapa kamu begitu yakin jika mereka pelaku nya"

"baiklah, pertama ketika kejadian di rumah nenek ada seseorang yang memanggil nama masa kecil ku yaitu Elena Calista"

"sedangkan yang mengetahui nya hanya Gio dan Jovanka"

"kedua, suara pistol itu terdengar dengan jelas dan sama persis seperti setiap aku merasa terancam"

"ketiga mereka berdua adalah adik kakak bisa jadi mereka bekerja sama untuk membunuh ku" kata terakhir aku pelankan karna terasa begitu menyakitkan

"sudah jangan di bahas, sekarang kita sudah mendapat petunjuk untuk menangkap mereka"

Maudy, Brian, Kinara dan Gio hanya terdiam mendengarkan ucapa kami, namun aku merasa tidak enak hati kepada Maudy karna acara sakral nya harus berakhir seperti ini sebab mereka mengincar ku

"Maudy maaf ya, gara-gara gue acaranya harus berakhir kayak gini" ucap ku sambil menunduk

"udah gak papa Ta, lagian kan sekarang gue juga udah sah jadi istri nya, sebener nya sih gue malag bersyukur karna acara selesai lebih cepat, meski harus kedatangan tamu tak di undang"

Meski perut ku terasa sakit dan kram namun aku tetap menahan nya, mungkin karna aku terlalu takut menyebab kan perut ku terasa kram mendadak, bahkan kaki ku pun kembali terasa pegal.

"bi" ucap ku di tengah keheningan

"iya kenapa sayang?"

"perut aku kram sama kaki aku juga pegel" aku menunjukan kaki ku yang sedikit membiru

"sejak kapan sayang?" jawab pak Arka sambil melihat kaki ku yang tak tertutup dres putih itu

"tadi pas kita disana udah kerasa pegel banget"

Pak Arka menaikan kaki ku ke paha nya dan mulai memijat kedua kaki ku dengan pelan, kepala ku bersender ke dekat kaca sambil memejamkan mata,  mengapa semua harus terjadi seperti ini kepadaku dan apa kedepan nya akan terus begini atau lebih parah dari ini.

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang