Aku duduk dibangku kantin dengan gelisah bagaimana jika Arshaka mendapatkan skorsing dari pihak sekolah, ini memang tidak bisa dikatakan hal yang mengerikan karna pada sebelum-sebelum nya lebih parah namun rasanya tetap saja aku khawatir
"itu bakso lo bisa aja loncat kalo lo terus terusan aduk kuahnya kayak gitu" ucap Nasya yang duduk di samping Maudy
"lo mikirin Arshaka ya?" tanya Maudy menebak isi pikiran ku
Aku hanya mengangguk mengiyakan jawabannya, Maudy tersenyum dan mengusap kepala ku
"ini bukan pertama kalinya dia gini Ta, jadi jangan terlalu di pikirin ya" ucap maudy menenangkan ku
Sedangkan Nasya sibuk dengan ponsel nya, tak lama Nasya meletakan ponsel nya dan menatap kami berdua
"Aileen mau pulang minggu depan, soal nya dia ada kepentingan keluarga jadi kita bisa berkumpul dulu sebelum sibuk sama liburan masing masing " ucap nya dengan girang
Ya aileen teman dekat kami juga, namun dulu ketika kelas 11 ia harus pindah karna tante Miera ibunya Aileen menyuruh nya tinggal bersama dan melanjutakan pengobatan kaki nya yang cedera
Aku kembali melamun memikirkan Arshaka pasti sekarang ia sedang di marahi habis habisan oleh pak Chandra selaku guru bk, Maudy yang memperhatikanku sedari tadi hingga ia memukul lengan ku dan mengerakan kepalanya menunjuk ke arah belakang ku
Aku melihat ke arah dibelakang dan aku tersenyum hangat tanpa berpikir panjang berlari kearahnya, saat hendak memeluk aku berhenti dan menarik nya kearah uks
Arshaka hanya mengikuti ku dengan pasrah dibelakang, ketika sampai diruang uks dan mendudukan nya dikursi sedangkan aku sibuk mencari p3k, sedari tadi Arshaka terus tersenyum memperhatikan ku yang terus mencari p3k dan sesekali mengoceh karna tidak menemukan nya
"sayang carinya yang benar dong, itu dekat kaki kamu ada di laci warna biru coba buka" ucap Arshaka sambil berdiri menuju laci tersebut
"udah kamu duduk aja biar aku yang ngobatin" ucap ku menyuruh nya duduk kembali
Setelah mendapatkan nya aku mulai membersihkan luka nya dan memberikan obat merah dengan perlahan lahan agar ia tidak kesakitan
"aww" ringis nya ketika aku tidak sengaja menekan luka nya
Saat hendak menghentikan lenganku menjauh darinya ia menahan sambil menarik dan memeluk tubuhku membuat wajahnya bersembunyi diperutku
"kamu ko berantem sama Gio, padahal biasanya dia yang paling sering ngikutin kamu kemana-mana" ucapku mengelus rambutnya
Arshaka mendongkakan kepalanya menatapku matanya mulai berembun, aku heran mengapa ia malah menangis tak lama ia kembali menyembunyikan wajahnya lagi
Setelah selesai mengobati lukanya, kami pun keluar dari ruangan uks namun baru beberapa langkah kaki ku terhenti saat bu Renjani wali kelas kami memanggil nama ku dari dekat ruang guru
"Alleta bisa bantu ibu sebentar" ucap nya dari kejauhan
Aku yang mendengar hal itu pun sontak berbalik menatap Arshaka yang juga menengok ke arah bu Renjani berdiri, Arshaka menganggukan kepalanya dan bertanya
"kalo kamu udah sarapan kamu boleh ko kesana tapi kalo belum nanti makan dulu"
"atau mau aku bawain kesana?" ucap nya lagi karna ia tau jika aku berada di ruangan guru pasti membutuhkan waktu yang lumayan cukup lama
"aku udah ko sarapan di rumah, tadi juga makan bakso dikantin" jawabku sambil tersenyum menatap nya
"yaudah kalo gitu aku duluan ya" ucap ku berjalan meninggalkan Arshaka yang masih memperhatikan ku
Setibanya di ruangan guru aku hendak membuka pintu namun sudah dibuka oleh seseorang dari dalam, hal yang pertama kali aku lihat adalah tubuh tinggi milik pak Arka yang sedang memegang gagang pintu didepan ku
"emm maaf pak boleh saya masuk?" tanya ku sebisa mungkin untuk sopan meski sedikit takut karna kejadian dilapangan tadi
Untuk pertama kali nya ia berteriak dihadapan ku sejak aku masuk kesekolah ini dulu aku belum pernah mendengar rumor tentang nya yang pemarah atau pun yang lain nya, namun banyak rumor yang aku dengar tentang guru muda itu adalah banyak siswi yang menyukainya karna sikap nya yang dingin namun kadang bisa di ajak bercanda juga
Manusia memang tidak bisa ditebak dengan asal terkadang yang kita anggap baik kadang pula memiliki sifat lain yang tersembunyi, aku terlalu sibuk melamun hingga tepukan pelan pada pundak membuat ku tersadar dan melihat sang pelaku yang tak lain adalah pak Arka
"katanya tadi mau masuk, ko malah ngelamun depan pintu sih Alleta" ucap nya sambil melepaskan tangannya dari pundak ku
"oo-h iya pak lupa hhe" ucap ku canggung karna ketauan melamun
"yaudah masuk sana bu Renjani udah nungguin" ucap nya lagi sambil berlalu di depan ku
Wangi mint menyerbak di indrapenciuman ketika ia melewati ku, ada beberapa rumor yang mengatakan bahwa ia menyukai Maudy teman dekat ku, namun rumor itu tidak terlalu jelas sehingga tidak dapat dikatakan benar oleh diriku, karna terkadang memang sering pak Arka mengajak Maudy bercanda tidak seperti pada yang lain nya, namun ku ulangi itu tidak bisa di anggap benar karna mungkin ia juga sudah memiliki kekasih di luar sana
Aku kembali berjalan menuju ruangan bu Renjani yang kebetulan melewati meja pak Arka, tertulis dengan jelas nama nya dan beberapa tumpukan buku sastra dimeja tertata dengan rapi
"Arfadhia Riyu Kinza Alhanan" ucap ku dalam hati
Tak lama aku kembali melanjutkan langakah yang sempat terhenti tadi, setibanya di ruangan bu Renjani ia menyuruhku membawa beberapa buku untuk disimpan diperpustakaan milik sekolah, ya di SMA Mega Bumantara tempat ku bersekolah ini memiliki Fasilitas yang bisa dibilang lengkap, karna segala keperluan kami semuanya sudah di siapkan oleh pihak sekolah
Aku yang berjalan membawa beberapa buku menuju perpustakaan pun berhenti sejenak melihat pak Arka dan pak Adrian berjalan kearah ku sambil berbincang, usia mereka memang sama dan ada beberapa guru muda lain nya seusia mereka
Dari kebanyakan siswi disini ketika ditanya mengapa memilih sekolah disini alasan mereka adalah karna banyak guru muda yang tampan dan kebanyakan masih single, mungkin harapan mereka masuk kesini siapa tau bisa membawa salah satunya ketika lulus nanti
Sedangkan banyak pula siswa yang menurutku lumayan tampan disekolah ini, dan kebanyakan dari mereka adalah teman-teman Arshaka
Unik sih sebenarnya jika dilihat dari pola pikir mereka yang selalu mencari kesempurnaan dari orang lain padahal mereka mampu menjadi salah satunya tanpa berharap pada mereka yang tak pernah mengangap kita ada
Aku kembali melanjutakan langkah ku sebelum berpapasan dengan kedua guru tadi, pak Adrian berjalan lebih cepat dan menghampiri ku ia meninggalkan pak Arka di belakang nya
"kamu ko bawa buku segini banyak sendirian sih?" tanya nya kemudian mengambil alih buku yang aku bawa sedari tadi
"gak papa pak saya bisa bawa sendiri nanggung juga hampir sampai ko" ucap ku merasa tidak enak karna malah menyusahkan nya
"maaf sudah merepotkan bapak, btw bapak gak keberatan kan bantu saya?" canda ku ketika ia hendak membawa buku ku lagi
"saya gak keberatan ko, paling pak Arka yang keberatan nya hehe" ucap pak Adrian kembali membawa sisa buku yang aku pegang
Aku mengerutkan kening tidak mengerti dengan ucapannya itu, namun aku tetap mengucapkan terima kasih
" terima kasih pak Adrian" ucap ku dengan nada tidak enak
"jangan berterima kasih pada saya Alleta"
"makasih nya kasih ke Pak Arka aja" ucap nya lagi sambil memindahkan seluruh buku yang tadi aku bawa ketangan pak Arka
" kalo gitu kita duluan ya Alleta" tambah nya tak lupa mengusak rambut ku
"Adrian" ucap pak Arka mengintimidasi
"aa- h makasih banyak pak Arka atas bantuan nya" ucap ku kembali berterima kasih setelah nya aku pergi meninggalkan mereka yang masih sedikit bertengkar
Jangan lupa tinggalkan jejak ya buat yang baca

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Fiksi RemajaKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"