Hari mulai malam dan kini kami semua sedang menikmati acara makan malam bersama, tapi kali ini yang memasak hanya Maudy dan Kinara karna aku sedang tidak fokus sehingga mereka berdua melarang ku ikut memasak dan hanya duduk menyaksikan mereka memasak.
"sayang kenapa ngelamun?" tanya pak Arka kepada ku
"ahh enggak ko bi, kecapean aja" jawab ku sambil tersenyum
Kami melanjutkan acara makan yang sempat tertunda karna ku, setelah selesai makan malam kini kami semua sedang menonton horor bersama, Maudy yang pada dasar nya penakut pun hanya bersembunyi di dada bidang sang suami begitu pun aku dan Kinara, sungguh malang nasib pak Arthure yang hany fokus menonton horor dengan sesekali menghela napas panjang karna kami berteriak dan bersembunyi ia hanya melirik sekilas dengan senyum getir.
"hamba gak kuat ya allah gini mulu" ucap nya sambil mengangkat tangan nya.
Definisi Jeno versi seiman sedang di bericobaan ya gini, sebenar nya bukan tidak ada yang mau namun akhlak dan iman nya lah yang menjadi tembok tinggi bagi mereka yang mencoba mendekat namun harus mundur karna ia begitu dekat dengan tuhan sehingga selalu menolak banyak hal yang membuat nya semakin susah mendapatkan pilihan untuk diri nya sendiri.
"makanya jangan kebanyakan milih Thure kan jadi susah" ucap Brian
"ya kalo seminggu langsung nikah itu kan lo" jawab Arthure di hadiahi senyuman manis oleh Maudy
"ya lo sih kelamaan nyari nya jadi kan sendiri sekarang"
"ya setidak nya gak ngebet kayak lo"
"gue sih gak nyesel ngajak nikah Maudy meski waktu perkenalan nya singkat"
"mau nya gue juga gitu tapi apalah daya kalo belum ketemu ya gini"
"nanti gue udah punya anak 3 lo baru nyusul"
"ya jangan kelamaan juga lah ketemu jodoh nya"
Dan masih banyak lagi perdebatan mereka, aku yang memperhatikan pun bosan sendiri memilih kembali menonton bersama yang lain nya kecuali Brian dan Arthure.
Hari semakin larut dan kami memutuskan untuk beristirahat, mereka akan tinggal disini selama seminggu karna kasus pak Adrian, Jovanka dan Nadira masih belum selesai di tangani oleh pihak berwajib sehingga kemungkinan mereka akan menjalankan aksinya yang belum selesai jadi demi keamanan kami mereka memutuskan tinggal bersama terlebih dahulu.
"sayang ngantuk" ucap pak Arka yang kini sudah berbaring
"yaudah kita tidur aja ya, lagian udah malem juga loh ini"
Aku ikut berbaring disamping nya, ketika pak Arka sudah mulai tertidur aku mengusap perut rata ku, berharap jika aku benar kali ini saja agar bisa membahagikan nya dan aku juga memang ingin memiliki nya segera tapi jika tuhan belum berkehendak aku tidak bisa berbuat apa pun setelah nya.
"besok aku akan memeriksanya agar semua jelas" ucap ku sebelum tertidur
Pagi hari rumah ku sudah kembali berisik karna seperti biasa para lelaki selalu mananyakan banyak hal tanpa mencari dengan benar, membuat kami pusing di pagi hari seperti ini, seperti keputusan ku kemarin kini aku pergi kerumah sakit untuk memastikan nya.
"aku harap kali ini benar" aku berucap sambil menunggu nomor antrian giliran ku
Sekitar 30 menit aku berada di dalam ruangan bernuansa putih itu, kini aku sedang menebus obat yang di anjurkan dokter agar aku tidak terlalu kelelahan, aku hendak kembali namun menyempatkan mampir kesebuah toko untuk membeli sesuatu sebagai oleh-oleh untuk orang rumah nanti.
"ahh mood ku baik sekali hari ini semoga kalian juga ikut bahagia ya"
Aku kembali kerumah dan berdiam diri di dalam kamar untuk waktu yang cukup lama, hari ini pak Arka mengatakan akan pulang sedikit telat karna harus ada meeting begitu pula dengan yang lain nya, membuat ku sedikit leluasa menyiap kan kejutan kecil untuk pak Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Fiksi RemajaKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"