Pagi ini Alleta duduk di kasur nya dengan menelungkupkan wajah cantik nya di depan lutut dan masih sesekali terisak, ia tidak pergi kesekolah karna hari ini minggu lagi pula siapa yang akan pergi di hari libur seperti ini, di ruang tamu Maudy dan Kinara kini saling bertatapan mendengarkan cerita Gio tentang pernikahan Alleta dan pak Arka yang di adakan secara keluarga saja, meski begitu Maudy menyayangkan karna tidak bisa hadir pada saat teman nya berbahagia.
"sedikit nyesek sih pas tau semua tentang Leta, apalagi sekarang kita gak tau dia kedepan nya bakal gimana" Nara berucap memandang Gio dari samping
"lo kasihan sama Alleta tapi yang lo liatin gue, jadi lo kasian sama siapa sekarang?" tanya Gio kesal
"idih geer lo siapa juga yang liatin lo" Nara kini memandang Maudy supaya mengalihkan pandangan dari Gio
"terus sekarang Leta gimana dong kalo misal nya kabar itu bener" Maudy sedikit takut mengatakan hal itu ia tidak mau menyinggung perasaan teman dekat nya itu
"gue gak tau, itu keputusan Alleta sama keluarga nya nanti gue gak bisa ikut campur" ucap Gio sambil berjalan meninggalkan kedua perempuan cantik itu yang masih sibuk dengan pikiran nya masing masing
"Alleta kita makan dulu ya, supaya lo gak lemes" bujuk Gio untuk kesekian kali nya
"bentar lagi ya bang, Leta masih mau sendiri dulu" Gio pasrah mendengar jawaban yang sama dari Alleta
Namun betapa terkejut nya Gio saat tiba di lantai bawah ia mematung di tempat melihat seseorang yang kini telah berlari menuju ke kamar Alleta
"gue gak halusinasi kan ini?" tanya Nara di samping Maudy yang kini mereka berdiri membeku di tempat nya
"kalo lo halusinasi berarti kita samaan" jawab Maudy
Kini kedua wanita itu melirik kearah Gio yang juga tengah menatap mereka dengan wajah syok nya, bagaimana bisa ini terjadi apa mereka kini tengah berbeda alam semua? Hingga dapat menyaksikan hal itu bersamaan seperti sekarang
"kita gak gila kan?" tanya Gio berhasil mendapatkan lemparan bantal dari Maudy
Mereka bertiga masih terus saling memandang dan saling bertanya hal konyol lain nya, yang sepertinya ucapan Gio ada benar nya hahaha
Berbeda dengan Alleta yang kini tengah menangis di pelukan sang suami sesekali ia mengusap wajah itu untuk memastikan jika ia tidak berhalusinasi, setelah di rasa cukup lama ia menangis akhirnya ia melepaskan pelukan itu dan melirik ke arah Sang suami yang berada di depan nya.
"ini beneran kamu kan bi?"
"iya ini aku sayang" jawab nya sambil tersenyum
Aku melihat jika kening nya di tutup plester dan jas nya kusut yang membuat ku semakin panik
"aku gak papa sayang ini cuma luka kecil ko, dilengan juga ada luka dikit tapi sekarang udah sembuh ko"
"kamu udah kerumah sakit emang?" tanya ku heran bahkan ia belum berganti pakaian tapi sudah mengatakan sembuh
Bukan nya jawaban ia malah menggelengkan kepala semakin bingung jika bukan lantas bagaimana ia bisa sembuh secepat itu
"terus sembuh nya gimana? Kalo kamu belum pergi kerumah sakit aja belum sih bi"
"obat ku kamu jadi aku gak perlu pergi kerumah sakit"
Aku tersipu mendengar nya bagaimana bisa ia baru kembali namun sudah membuat ku terisipu malu dengan ucapan nya
"kamu udah makan sayang?" aku menggelengkan kepala sebagai jawaban nya
"loh ko belum makan sih sayang, nanti kalo sakit kecebong ku gak bakal jadi dong" ucap pak Arka lagi lagi membuat ku tersipu
'ahh sial ini dia otak nya kebenetur apa sih ko bisa jadi gini' aku berucap dalam hati
"sekarang kita makan dulu ya sayang" ia berucap sambil mengelus kepala ku dengan lembut
Aku mengangguk pelan karna memang sudah lapar sejak kemarin malam terus menangis menguras tenanga ku
"gak mau mandi dulu bi?" tanya ku saat ia berjalam di samping ku
"nggak deh makan dulu aja soal nya udah laper dari kemarin" jawab nya membuat ku mengerutkan kening
"nanti mandi nya bareng kamu aja ya" bisik nya membuat ku merinding
Ia menuntun ku menuju kemeja makan membuat yang lain nya menoleh dengan bingung kearah kami setelah nya mereka kembali saling tatap dan menghampiri kami
"ko bapak bisa selamat?"
"ehh maksud ya gimana cara nya" ucap Nara di hadiahi pelukan erat dari Gio
"nanti aja bahas nya sekarang suami gue mau makan diem lo semua" ucap ku menarik pak Arka menuju meja makan
Setelah nya kami duduk di meja makan menikmati makan siang bersama dengan tenang tanpa ada gangguan meski beberapa kali Nara ingin berkata namun tertahan saat melihat Gio yanh selalu menatap nya tajam membuat Nara menciut.
Di pertengahan acara makan bersama Nara sudah tidak tahan lagi untuk kembali bertanya tentang hal yang sama membuat kami semua jengah, sebegitu penasaran nya Nara
"pak, sebener nya emang gak sopan sih tapi rasa penasaran saya lebih tinggi dari pada sopan santun hehe"
"jadi gimana cerita nya ko bapak bisa selamat gini"
"ya kalo bapak kasih tau mungkin bisa jadi sebuah pembelajaran untuk kami terutama saya"
"karna kalo tau mungkin jika saya suatu saat berada di posisi itu juga bisa ngikutin cara bapak biar selamat" Nara berucap dengan sesekali menyuapkan nasi kedalam mulut nya
"Nara makan dulu, atau lo yang gue makan" tegas Gio di hadiahi kekehan pak Arka
"nanti selesai makam saya jelaskan" ucap pak Arka finall
Sesuai perkataan pak Arka kami semua duduk di kursi ruang tamu dan mulai mendengarkan cerita pak Arka yang berhasil selamat
Flashback
Setelah mendapat panggilan dari Alleta, aku memilih untuk membatalkan penerbangan ku ke luar kota untuk meeting dengan client, namun saat di perjalanan sang supir menjalanan kan mobil nya secara pelan membuat emosi ku memuncak karna khawatir dengan Alleta yang masih sendirian di rumah
"pak kenapa bawa mobil nya pelan sih, buruan Alleta butuh saya sekarang" geram ku saat ia masih setia membawa mobil dengan pelan
Perjalanan mulai terasa lama karna supir memang tidak menambah kecepatan mobil nya membuat ku semakin kesal, namun saat aku ingin berbicara ia berucap lebih dulu
"tuan sebaik nya anda lompat lah dari mobil sekarang juga, nona Alleta membutuhkan tuan sekarang"
Mendengar ucapan nya membuat ku bingung apa maksud dari ucapan nya barusan memang ia membawa kendaraan tidak kencang namun mengapa harus lompat
"tuan saya mohon loncat sekarang sebelum mobil ini meledak" pak supir kembali berucap membuat ku membulatkan mata
"saya mohon tuan, nona Alleta masih membutuhkan anda di rumah"
"tidak saya tidak akan melompat sendirian, kau juga harus ikut bagaimana pun kamu masih memiliki keluarga yang menunggu mu pulang"
"tidak tuan, mungkin orang itu sudah membunuh mereka semua saat melihat saya membawa kendaraan anda tidak sesuai keinginan nya, namun saya tidak dapat membahayakan anda demi keselamatan keluarga saya, maka dari itu ijinkan saya menyusul mereka tuan" aku membelalak kaget mendengar nya
Memang nya siapa yang menyuruh sang supir untuk melakukan hal ini dan bagaimana bisa ia tidak mementingkan nyawa nya dan melindungi nyawa orang lain, saat masih melamun membuat ku tidak sadar jika pak supir sudah membuka sabuk pengaman nya dan mendorong ku keluar
"maaf pak tapi ini demi keselamtan bapak" tak lama mobil itu melaju dengan cepat dan terguling membuat nya meledak beberapa puluh meter di hadapan ku
Flashback end

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Teen FictionKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"